Mohon tunggu...
Salsa Indriatika
Salsa Indriatika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hilangnya Kapal Selam KRI-Nanggala 402 dalam Menjalani Tugas Negara

11 Mei 2021   16:26 Diperbarui: 11 Mei 2021   16:46 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini Indonesia sedang berduka karena dikabarkan telah hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 dengan 53 prajurit TNI AL didalamnya yang sedang menjalani tugas Negara. KRI-Nanggala dinyatakan tenggelam setelah melakukan latihan penembakan strategis pada hari Rabu, 21 April 2021 di perairan utara Bali dan terdeteksi jatuh hingga berada di kedalaman 850 meter.

Rakyat Indonesia pun sangat bersedih karena sudah kehilangan 53 anak emas prajurit TNI AL yang menjadi kebanggaan Indonesia,  beserta kapal selam yang memiliki banyak jasanya. Melihat risiko yang terjadi sampai menghilangkan nyawa seseorang, tidak bisa dipungkiri peristiwa tersebut dapat sangat menyeramkan dan membuat Indonesia lagi lagi kehilangan asset berharganya.

Diawali dengan munculnya keanehan yang terlihat ketika kapal selam KRI-Nanggala masuk ke dalam air saat akan melakukan latihan perang tembak torpedo. Seharusnya periskop dari kapal selam tersebut masih terlihat di permukaan namun periskop tidak muncul dan tiba-tiba komunikasi pun terputus.

Badan KRI-Nanggala dikabarkan telah terbelah menjadi 3 bagian. Kedalaman maksimal yang dapat ditempuh KRI-Nanggala-402 hanyalah 500 meter saja, tidak bisa dibayangkan jika kapal tersebut dapat lebih jauh berada di kedalaman 500 meter yang bisa membuat kapal selam hancur berkeping-keping karena besarnya tekanan air di dalam laut. Sementara itu, manusia hanya bisa bertahan di kedalaman air pada tekanan 3 hingga 4 atm. Tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter, maka manusia hanya mampu di kedalaman air sekitar 30 meter sampai 40 meter.

Pada waktu pencarian kapal selam, lebih dari 72 jam pencarian dan tidak ada tanda-tanda kapal selam tersebut ditemukan maka KRI-Nanggala 402 dinyatakan subsunk (tenggelam). Risiko saat pencarian kapal selam sangatlah besar melihat Indonesia kekurangan kapal dan alat yang kurang memumpuni, Indonesia pun tidak mampu untuk melakukan pencarian sendiri dan juga membuat dampak risiko yang akan semakin besar, maka pemerintah meminta bantuan kepada ISMERLO sehingga Indonesia mendapatkan bantuan lebih dari Negara sahabat Singapura yang mengirimkan MV Swift Rescue serta Australia yang mengirimkan dua kapal perang HMAS Ballarat dan HMAS Sirius.

Pencarian kapal selam pun tak kunjung usai sampai perairan laut Bali memunculkan adanya kepingan yang diyakinkan itu merupakan kepingan dari kapal selam KRI-Nanggala 402, dan juga barang yang diyakini barang tersebut merupakan barang dari salah satu awak buah kapal. Selamat jalan para prajurit, yang diumumkan sudah berstatus "On Eternal Patrol" yang akan selamanya bertugas untuk mengawal laut Indonesia.

Melihat ke dalam sisi lain, Risiko yang dihadapi pemerintah Indonesia termasuk risiko yang sangat besar. Pemerintah Indonesia harus mengedepankan dan memfokuskan lagi mengenai kesehatan mesin luar dan dalam kapal selam. Keselamatan sangatlah penting bagi prajurit yang sedang bertugas entah itu dari dalam mesin kapal selam atau ancama dari musuh. Maka pemerintah harus lebih melek dan lebih memberi perhatian juga menjaga kepada kondisi kapal selam lainnya, sehingga kami berharap kedepannya kami tidak akan mendengar berita buruk meganai kasus tenggelam atau hilang kontaknya kapal selam.

SI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun