Mohon tunggu...
SALSABILLA MAULIDAR
SALSABILLA MAULIDAR Mohon Tunggu... MAHASISWI

SAYA MERUPAKAN SALAH SATU MAHASISWI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YANG BERADA DI CIPUTAT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode dan Pendekatan Dakwah

14 Oktober 2025   21:34 Diperbarui: 14 Oktober 2025   21:34 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Metode Dakwah pada Masa Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah contoh teladan dalam berdakwah dengan menggunakan berbagai metode yang efektif dan sesuai dengan prinsip dakwah modern, meskipun tidak dijelaskan secara ilmiah. Dalam penyebaran Islam, beliau menggunakan strategi yang sangat efisien dan berdampak tinggi. Allah SWT memerintahkan untuk berdakwah dengan hikmah dan cara yang baik (Q.S. al-Nahl [16]:125).

1. Metode Dakwah Rasulullah SAW:

  1. Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
    • Menyesuaikan dakwah dengan kondisi dan kesiapan orang yang didakwahi.
    • Tidak membebani atau menyulitkan mereka.
    • Memperhatikan lingkungan, tingkat sosial, tingkat intelektual, dan latar belakang masyarakat yang didakwahi.
  2. Mau'izah Hasanah (Nasehat Baik)
    • Nasehat yang jelas, memotivasi, dan menyentuh hati.
    • Harus disampaikan dengan tutur kata lembut, sopan, dan tanpa sindiran yang merendahkan.
    • Contoh: Rasulullah mengajarkan untuk tidak berdusta dengan cara yang membuat orang tersebut termotivasi untuk berubah.
  3. Mujadalah (Debat yang Baik)
    • Berdebat secara santun dan penuh penghormatan tanpa merendahkan lawan.
    • Tujuan debat bukan untuk menang, tapi menyampaikan kebenaran dan membuka pikiran.
    • Diskusi dilakukan dengan hati yang tulus dan bahasa yang tegas namun tidak menghina.
    • Menghargai perbedaan pendapat dan menerima kebenaran dari pihak lain jika memang benar.

2. Dakwah Setelah Rasulullah Wafat

  • Masa Khulafaur Rasyidin (632--661 M): Fokus menjaga persatuan umat dan menghadapi tantangan seperti murtad, penolakan zakat, dan nabi palsu.
  • Abu Bakar Ash-Shiddiq: Memerangi murtad dan nabi palsu, menegaskan zakat wajib sepanjang masa, serta memulai pengumpulan Al-Qur'an dalam mushaf.
  • Umar bin Khattab: Memperluas wilayah Islam, membangun administrasi dan baitul mal, menegakkan keadilan, serta menjamin kebebasan beragama bagi ahlul kitab.
  • Utsman bin Affan: Memperluas dakwah sampai Afrika Utara dan Asia Tengah, membukukan Al-Qur'an (Mushaf Utsmani), dan membangun infrastruktur dakwah.
  • Ali bin Abi Thalib: Menghadapi konflik internal, menekankan ilmu, akhlak, dan keadilan, serta menjaga persatuan umat.

3. Dakwah di Era Pasca Abbasiyah

  • Masa kejayaan Dinasti Abbasiyah ("The Golden Age") dengan kemajuan ilmu pengetahuan, politik, dan budaya.
  • Pendekatan sosiologis: Menterjemahkan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber untuk pencerahan sosial.
  • Komunikasi politik: Khalifah melakukan komunikasi terbuka dan pemindahan ibu kota ke Baghdad untuk kemajuan dakwah.
  • Ilmu pengetahuan: Didirikan Bayt al-Hikmah sebagai pusat penerjemahan dan diskusi, melahirkan filsuf besar seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina yang mengembangkan perpaduan filsafat dan Islam.

4. Dakwah di Era Kontemporer

  • Memanfaatkan teknologi modern: internet, media sosial, video, podcast, infografis, dan media digital lainnya.
  • Menyesuaikan bahasa dan metode dakwah dengan kondisi sosial dan budaya masa kini tanpa mengurangi isi ajaran Islam.
  • Dakwah bersifat dua arah dan interaktif, menuntut dai kreatif dan adaptif.
  • Tantangan:
    1. Arus informasi cepat dengan banyak hoaks dan ajaran menyimpang.
    2. Persaingan konten hiburan yang menarik perhatian lebih besar.
    3. Perubahan pola hidup masyarakat, terutama generasi muda yang lebih dekat dengan gawai dan budaya instan.
    4. Sekularisasi dan globalisasi yang memunculkan pemikiran bertentangan dengan Islam, memerlukan dialog dan pemahaman mendalam.

B. Pendekatan Keilmuan dalam Metode Dakwah

  1. Zaman Rasulullah SAW
    Dakwah bukan hanya ajakan lisan, tapi juga menggunakan akal dan ilmu. Rasulullah mengajak orang untuk beriman sekaligus berpikir rasional. Dakwah di Makkah fokus pada tauhid dengan mengajak berpikir lewat alam, sedangkan di Madinah membangun masyarakat dengan ilmu dan pendidikan.
  2. Zaman Klasik
    Para filsuf Islam seperti Al-Kindi, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd mengembangkan dakwah dengan menggabungkan iman dan akal. Mereka menggunakan logika, moral, dan menyesuaikan pesan dengan kemampuan orang yang didakwahi.
  3. Zaman Pra-Kontemporer
    Tokoh seperti Suhrawardi dan Mulla Sadra menekankan pencerahan batin dan perjalanan spiritual dalam dakwah, menggabungkan akal dan intuisi spiritual.
  4. Zaman Kontemporer
    Seyyed Hossein Nasr mengajak dakwah modern untuk menyatukan ilmu, iman, dan kesadaran ekologis. Ia menekankan pentingnya mengatasi krisis spiritual akibat ilmu modern yang hanya fokus pada hal-hal material dan memisahkan agama dengan sains.

C. Studi Kasus Metode Dakwah yang Sukses

  1. Dakwah Wali Songo di Indonesia
    Wali Songo sukses menyebarkan Islam di Jawa dengan cara yang ramah dan kreatif, tanpa paksaan. Contohnya, Sunan Kalijaga menggunakan seni tradisional seperti wayang dan gamelan, sementara Sunan Giri mendirikan pesantren sebagai pusat belajar. Mereka mengajak masyarakat sambil tetap menghormati budaya lokal. Hasilnya, Islam tersebar dengan damai dan tradisi lama tetap dijaga, tapi diarahkan ke nilai Islam. Pendekatan ini menekankan dakwah yang bertujuan memperbaiki akhlak dan kehidupan masyarakat secara perlahan.
  2. Dakwah di Era Kontemporer (Digital)
    Di zaman modern, dakwah banyak dilakukan lewat media sosial seperti YouTube dan Instagram. Contohnya, Ustadz Hanan Attaki dan Nouman Ali Khan menggunakan bahasa sederhana dan gaya yang menarik untuk anak muda. Dakwah digital ini berhasil menjangkau banyak orang, terutama generasi muda, dan membuat mereka lebih tertarik belajar agama. Dari sudut filsafat Islam, teknologi ini adalah alat untuk menyebarkan kebaikan dan nilai agama di dunia digital yang juga bagian dari kehidupan manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun