Mohon tunggu...
Salsabila Ratu
Salsabila Ratu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

hobi menulis cerita fiktif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak-Anak PAUD Ponpes Jeha Belajar Toleransi Melalui Dongeng

1 Juli 2022   17:21 Diperbarui: 1 Juli 2022   17:24 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa (24/05/2022), Sekelompok Mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berkesempatan melakukan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) pada Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah Putat Jaya untuk kali kedua setelah pada tahun 2021 yang lalu. Kedatangan mereka disambut dengan ramah dan terbuka oleh kesekretariatan Ponpes JH yang biasa mereka sebut. 

Respon yang positif tersebut membuat mereka bersemangat membantu kendala-kendala seputar kesehatan mental dan pendidikan pada pihak mitra selama bertugas tiga bulan ke depan. 

“Di sini mungkin masalahnya cuma seperti lambat belajar, pengucapan yang belum jelas, dan jahil untuk anak kecil-kecilnya. Kalau untuk kelas diniyah atau yang besar-besar itu mungkin agak susah untuk dibilangi,” ujar Mbak Yani selaku kesekretariatan Ponpes JH.

Melalui penjabaran tersebut, terbagilah tiga tim yang masing-masing membawahi usia perkembangan yaitu tim anak usia dini, anak-anak, hingga remaja. Salah satu yang dikeluhkan dalam permasalahan anak usia dini adalah terkait kejahilan. “Kalau ada yang nggak bisa begitu biasanya suka diejek-ejek gitu mbak, tapi ya namanya anak-anak jadi ya maklum,” ujar Bu Yuli selaku supervisor mereka di Ponpes JH, yang di lain waktu berkesempatan bertemu dan diwawancarai. Dari ujaran tersebut tergambar bahwa perilaku toleransi masih kurang dipahami.

Anak usia dini adalah masa emas untuk diberi arahan dan pendidikan tentang keterampilan sosial dan emosionalnya, salah satunya adalah tentang toleransi. Namun, pendidikan yang monoton seperti hanya memberikan materi di papan tulis atau layar proyektor dapat membuat anak bosan. 

“Mungkin metode yang nanti diberikan mau pakai dongeng supaya anak-anak memperhatikan,” jelas Salsabila Ratu, salah satu mahasiswa yang membawahi kegiatan bagi anak usia dini tersebut dengan berkoordinasi dengan Dr Dyan Evita Santi, M.Si., Psikolog selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). 

Dongeng cerita fabel tentang “Ulat Bulu dan Angsa Putih” akhirnya dibawakan oleh salah satu anggota kelompok KKN mereka yang biasa dipanggil Rara. Kegiatan dilakukan dengan menampilkan tampilan bergambar pada layar proyektor tentang cerita fabel yang akan didongengkan. Antusias anak-anak usia dini yang menjadi audiens terlihat positif. Audiens memperhatikan dengan seksama sembari beberapa dari mereka menunjuk-nunjuk hewan yang terpampang di layar proyektor. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Di akhir sesi kegiatan mendongeng, terdapat tanya jawab semacam kuis berhadiah untuk membantu anak mengingat kembali apa yang telah disampaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun