Generasi Z lahir dan tumbuh di tengah dunia yang serba digital, di mana teknologi, media sosial, dan kecerdasan buatan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Keterhubungan yang begitu luas memang membawa kemudahan, tetapi juga menimbulkan tantangan baru: tekanan sosial dari dunia maya, kelelahan mental akibat arus informasi tanpa henti, serta berkurangnya kepedulian terhadap lingkungan. Dalam situasi seperti ini, ajaran Tri Hita Karana, kearifan lokal masyarakat Bali tentang tiga sumber kebahagiaan, hadir sebagai panduan berharga untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah perubahan zaman.
Tri Hita Karana menekankan tiga aspek hubungan yang harus selaras: Parahyangan (relasi manusia dengan Tuhan), Pawongan (relasi antar sesama), dan Palemahan (relasi dengan alam). Di era digital, Parahyangan dapat diwujudkan dalam bentuk refleksi spiritual seperti melatih rasa syukur dan menumbuhkan ketenangan batin di tengah hiruk-pikuk media sosial. Sementara itu, Pawongan mengingatkan Generasi Z untuk tetap membangun empati dan interaksi yang manusiawi meski komunikasi kini lebih banyak dilakukan lewat layar. Nilai saling menghargai dan gotong royong tetap menjadi fondasi penting di balik teknologi yang kian memisahkan jarak.
Di sisi lain, Palemahan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekologis. Isu lingkungan kini semakin mendesak, dan Generasi Z dikenal sebagai kelompok yang paling vokal menyuarakan perubahan. Semangat Tri Hita Karana dapat memperkuat gerakan ini dengan mendorong gaya hidup ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, serta mendukung inovasi hijau. Melalui langkah sederhana, generasi muda bisa menunjukkan harmoni antara kemajuan teknologi dan kelestarian alam.
Secara keseluruhan, Tri Hita Karana dapat menjadi kompas moral bagi Generasi Z dalam menghadapi dunia modern yang serba cepat dan kompetitif. Ajaran ini menegaskan bahwa makna kebahagiaan tidak terletak pada popularitas atau pencapaian digital, melainkan pada keseimbangan antara spiritualitas, hubungan sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan. Jika nilai-nilai ini dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari, maka Generasi Z akan tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya unggul secara teknologi, tetapi juga berkarakter, beretika, dan berjiwa harmonis terhadap sesama serta alam semesta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI