Mohon tunggu...
Salsabila Aurellia
Salsabila Aurellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog Pribadi

Mahasiswi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kimia Hijau sebagai Pengurang Zat Berbahaya di Lingkungan

9 Juni 2022   11:16 Diperbarui: 9 Juni 2022   11:36 7482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Polusi dan limbah menjadi permasalahan lingkungan yang tak dapat dihindari di era sekarang ini. Tak dapat dipungkiri, hal tersebut terjadi akibat adanya revolusi industri yang turut mendorong laju industri yang memunculkan banyak terbangunnya pabrik-pabrik untuk memproduksi barang kebutuhan manusia. 

Sayangnya, banyak pabrik dan perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan limbah serta mengakibatkan polusi lingkungan yang sulit untuk ditangani. Oleh karena itu, diperlukan sebuah langkah tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut agar ke depannya lingkungan yang dihuni tak semakin rusak.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melalui “Kimia Hijau” atau
“Green Chemistry”. Tujuan Kimia Hijau, untuk mengurangi bahaya di semua tahap siklus hidup, telah terbukti menguntungkan secara ekonomi. Hazard didefinisikan sebagai kemampuan untuk menimbulkan akibat yang merugikan bagi manusia atau lingkungan. 

Bahaya intrinsik suatu zat kimia atau proses kimia dapat dirancang untuk diminimalkan pada setiap tingkat proses, apakah itu toksisitas, bahaya fisik (misalnya ledakan, mudah terbakar) atau bahaya global seperti penipisan ozon stratosfer. Risiko berdasarkan bahaya ini dapat muncul dari sifat bahan baku dan bahan mentah yang digunakan dalam transformasi kimia serta produk akhir yang dibuat. 

Desain yang cermat akan mengurangi atau menghilangkan bahaya intrinsik dalam bahan kimia dan proses; desain berdasarkan integrasi Dua Belas Prinsip sebagai satu set kohesif (Anwar, 2015).

Aspek terpenting dari Green Chemistry adalah konsep desain. Desain adalah pernyataan niat manusia dan seseorang tidak dapat melakukan desain secara kebetulan. Ini termasuk kebaruan, perencanaan dan konsepsi sistematis. Dua belas prinsip Kimia Hijau adalah "aturan desain" untuk membantu ahli kimia mencapai tujuan keberlanjutan yang disengaja. 

Green Chemistry ditandai dengan perencanaan sintesis kimia dan desain molekul yang cermat untuk mengurangi konsekuensi yang merugikan. Melalui desain yang tepat, seseorang dapat mencapai sinergi—bukan hanya pertukaran. Dua belas prinsip Kimia Hijau tersebut meliputi (Anastas & Eghbali, 2010):

  • Pencegahan, lebih baik mencegah adanya pencemaran lingkungan dibandingkan harus mencari solusi untuk mengatasi pencemaran lingkungan jika terlanjur terjadi.
  • Atom ekonomi, metode sintetis haruslah didesain untuk dapat memaksimalkan penggabungan material yang dipakai dalam proses sampai dengan produk jadi.
  • Sintetis kimia yang tidak begitu berbahaya, hal ini merujuk pada penggunaan metodologi sintetis yang haruslah didesain untuk dapat menghasilkan zat yang menimbulkan sedikit atau tidak sama sekali racun bagi tubuh manusia.
  • Mendesain zat kimia yang lebih aman untuk tetap mempertahankan kemanjuran dalam mengurangi toksisitas.
  • Penggunaan pelarut dan bahan pelarut yang lebih hemat, hanya dipakai ketika dibutuhkan.
  • Mendesain efisiensi energi, sehingga harus ada pertimbangan dampak penggunaan energi dalam proses kimia.
  • Penggunaan bahan baku terbarukan.
  • Mengurangi turunan produk yang tidak perlu.
  • Reagen katalis leboh unggul daripada reagen stokiometri.
  • Produk kimia harus dibuat agar dapat menghasilkan degradasi yang tidak berbahaya.
  • Analisis real-time untuk mencegah polusi.
  • Penggunaan kimia yang lebih aman untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.

Pendekatan Kimia Hijau berusaha untuk mencapai keberlanjutan di tingkat molekuler. Karena tujuan ini, tidak mengherankan jika itu diterapkan ke semua sektor industri. Dari dirgantara, mobil, kosmetik, elektronik, energi, produk rumah tangga, farmasi , hingga pertanian, ada ratusan contoh penerapan teknologi yang memenangkan penghargaan dan kompetitif secara ekonomi (Kirchhoff, 2003).

Konsep Kimia Hijau memiliki dampak yang besar karena fakta bahwa ia melampaui laboratorium penelitian dalam isolasi dan telah menyentuh industri, pendidikan, lingkungan, dan masyarakat umum. 

Bidang Kimia Hijau telah menunjukkan bagaimana ahli kimia dapat merancang produk dan proses generasi berikutnya sehingga menguntungkan sekaligus baik untuk kesehatan manusia dan lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun