Mohon tunggu...
Salsa Azizah
Salsa Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Wayang

22 Mei 2024   17:36 Diperbarui: 22 Mei 2024   17:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Pada zaman modern wayang tidak lantas tersingkirkan dalam perhelatan panggung hiburan. Wayang mampu bertahan dan menjadi kesenian yang masih favorit masyarakat dengan berbagai inovasi dan eksperimen yang dilakukan oleh para seniman wayang. Kepercayaan terhadap arwah leluhur berkorelasi dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa zaman prasejarah, di mana masyarakat pada zaman tersebut melakukan ritual penyembahan kepada arwah leluhur atau nenek-moyang atau kepercayaan kepada hyang, selanjutnya dinamakan pergelaran wayang (Poespaningrat, 2005: 5).

            Wayang pada masa itu digunakan sebagai media pemujaan kepada arwah leluhur, dengan sebutan hyang atau dahyang. Apabila berkomunikasi dengan roh-roh itu, masyarakat Jawa memerlukan bantuan seorang syaman. Proses ini merupakan cikal bakal dari sejarah wayang yang berasal dari kata hyang, kemudian disebut wayang dan syaman adalah dalang (Masroer, 2015: 25).

            Dalam perkembangannya dari zaman ke zaman, wayang telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat pendukungnya, baik   dalam bentuk atribut, fungsi maupun peranannya. Wayang telah melewati berbagai peristiwa sejarah dari generasi ke generasi. Budaya pewayangan telah melekat dan menjadi bagian hidup dari bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.  Usia yang demikian panjang dan kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak orang yang menggemari wayang menunjukan betapa tinggi nilai dan berartinya wayang bagi kehidupan masyarakat.

          Seni pertunjukan wayang, yang tumbuh dan berkembang di Jawa, adalah seni tradisonal yang dapat bertahan dan berubah seiring dengan zaman, dan tujuannya adalah untuk menjelaskan sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat. Pada era kontemporer, wayang tidak selalu tersingkir dari perhelatan panggung hiburan. Dengan berbagai inovasi dan eksperimen yang dilakukan olehpara seniman wayang, wayang tetap hidup dan masih disukai masyarakat. Kepercayaan terhadap arwah leluhur terkait dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa zaman prasejarah. Pada zaman tersebut, orang-orang melakukan ritual penyembahan kepada arwah nenek moyang atau hyang, yang kemudian dikenal sebagai pergelaran wayang (Poespaningrat,2005:5).

            Wayang digunakan untuk memuja roh leluhur, yang disebut hyang atau dahyang. Masyarakat Jawa memerlukan bantuan seorang syaman untuk berkomunikasi dengan roh-roh tersebut. Sejarah wayang berasal dari kata hyang, yang kemudian disebut wayang, dan dalang adalah syaman (Masroer, 2015: 25). Dalam atribut, fungsi, dan peran wayang telah berubah seiring dengan perkembangan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Dari generasi ke generasi, wayang telah menggambarkan berbagai peristiwa sejarah. Selama sekian lama, budaya pewayangan telah melekat dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Fakta bahwa banyak orang masih menggemari wayang menunjukkan betapa penting dan berharganya wayang bagi masyarakat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun