Mohon tunggu...
Salsa Putri Nabila
Salsa Putri Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Andalas

Selalu bersyukur dan berbuat baik kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyorot Perspektif Lingkungan dalam Pembangunan Stadion Utama Sumbar

28 Desember 2021   10:00 Diperbarui: 28 Desember 2021   10:09 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Fajri Ramadhan Marviano & Salsa Putri Nabila (Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas)

Pembangunan adalah proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik yang biasanya terwujud dalam bentuk fasilitas-fasilitas fisik. Meskipun ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia, tetapi akan selalu ada kelebihan dan kekurangan di dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan. 

Proses pembangunan yang baik adalah proses yang berupaya untuk meminimalkan setiap kekurangan yang ada sehingga segala kebaikan yang dibawanya dapat dinikmati dengan sepenuhnya oleh setiap orang yang terlibat di dalamnya. 

Karena terkadang, upaya meminimalisasi kekurangan di dalam pembangunan membutuhkan biaya tambahan, seringkali upaya untuk itu cenderung untuk diabaikan, sehingga kerugian yang terutama berasal dari aspek lingkungan menjadi masalah di kemudian hari. Ujug-ujug untuk menikmati hasil dari pembangunan, semua orang justru harus mengalami kerugian lebih besar lagi.

Saat ini Sumatera Barat bersiap untuk menerima sebuah stadion olahraga megah berkelas dunia yang sedang dibangun di Nagari Sikabu Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Stadion yang sedang dibangun ini, dan direncanakan diberi nama Stadion Utama Sumbar, diprediksi menjadi bangunan termegah di Sumatera dan tentunya akan membawa kebanggaan tersendiri bagi warga Sumbar. 

Pembangunannya sendiri telah dilakukan sejak beberapa tahun silam dengan mengambil kawasan perbukitan Nagari Sikabu Lubuk Alung. Bahkan beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 12-21 November 2020, Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Nasional yang ke-27 diselenggarakan pembukaan resminya di stadion yang masih dalam proses pembangunan.

Pentingnya pembangunan stadion ini juga dapat dilihat dari kunjungan Menteri Perencanaan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa beberapa waktu yang lalu. 

Nilai lebih Stadion Utama Sumbar sendiri dinilai oleh Menteri Suharso Monoarfa terdapat pada rancangan pembangunannya yang terdiri dari struktur, tata bangunan, dan fasilitas stadion serta view alam yang sangat indah. 

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar yang menyertai ketika itu juga menekankan pentingnya keberadaan stadion ini untuk program pengembangan bakat generasi milenial melalui seni dan olah raga. Adanya sarana yang dapat menunjang diharapkan dapat meningkatkan prestasi Sumbar di bidang olahraga dan seni ke depannya.

Dari segi ekonomi, pembangunan stadion memberikan peluang kerja alternatif bagi masyarakat sekitar yang umumnya berprofesi sebagai petani. Keberadaan stadion ditengarai dapat membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dalam banyak hal, terutama terkait dengan bidang olahraga dan seni, disamping bidang-bidang yang berhubungan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah didirikan tersebut semisal sebagai staff di berbagai bidang yang diperlukan oleh manajemen stadion. 

Selain itu, berbagai event olahraga, seni dan lain-lain yang mengambil tempat di stadion tersebut nantinya dapat menggerakkan bukan hanya ekonomi masyarakat sekitar, tetapi juga Sumatera Barat pada umumnya.

Namun jika kita kembali lagi kepada dinamika sebuah proses pembangunan yang diuraikan di awal tulisan ini, dibalik kehebatan dan keluarbiasaan yang diharapkan dari proyek pembangunan stadion ini tentunya ada sisi-sisi kekurangan yang perlu mendapatkan highlight tersendiri. 

Tentunya perlu ditekankan di sini, bahwa mengkaji dampak buruk dari pembangunan Stadion Utama Sumbar tersebut bukan bermaksud untuk men-tackling proses pembangunan tersebut. Tetapi lebih kepada upaya positif untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapatkan serta menghindari kemungkinan kerugian di masa yang akan datang, terutama dari aspek lingkungannya.

Pembangunan stadion pada daerah perbukitan mempunyai dampak paling signifikan terutama pada kelangsungan ekosistem serta meninggalkan jejak ekologis yang negatif. Bukit, gunung serta daerah tinggi lainnya merupakan daerah resapan air utama, karena banyaknya vegetasi yang tumbuh berikut dengan curah hujan yang tinggi. 

Keberadaan stadion berikut dengan segala fasilitas penunjangnya, membebaskan lahan yang sebelumnya hutan setidaknya seluas lebih kurang 40 hektare. Tentu saja ini akan mengurangi kapasitas tampung air untuk wilayah Padang Pariaman yang jika tidak disikapi dengan baik akan berdampak buruk ganda. 

Menambah resiko banjir saat musim hujan dan meningkatkan kemungkinan kekeringan di musim kemarau bagi daerah sekitarnya. Kita belum menghitung faktor lainnya yang terdampak seperti serapan karbon atau daya hasil oksigen yang ikut berkurang. Mengadopsi konsep pembangunan fasilitas yang ramah lingkungan merupakan cara yang sangat memungkinkan dalam meminimalisir kerugian ekologis yang diuraikan tadi.

Kemudian, proses pembangunan stadion yang sedang berlangsung akan menurunkan kualitas lingkungan yang berdampak lebih lanjut pada kehidupan masyarakat sekitar. 

Penggunaan alat-alat berat dalam jumlah banyak menghasilkan buangan emisi dan limbah pada kawasan yang justru vegetasinya berkurang, tentu saja akan mempertinggi kemungkinan dampaknya. Hal ini seharusnya sudah masuk ke dalam aspek yang diperkirakan dalam Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang disusun sebelum proyek pembangunan berjalan. Termasuk juga bagaimana stadion yang dibangun nantinya akan mengelola sampah dan buangan lainnya sebagai akibat samping operasionalnya.

Satu hal lagi yang penting untuk dipikirkan dari sekarang adalah bagaimana agar Stadion Utama Sumbar ini nantinya tidak menjadi titik tolok akselerasi pengurangan lahan hutan di sekitarnya. 

Sebagai titik sentral kegiatan olahraga yang akan mengundang banyak orang dan aktifitas, tentunya di masa datang akan menyebabkan timbulnya kebutuhan dukungan fasilitas lainnya. Pihak pengembang umumnya akan melihat tanah-tanah kosong di kawasan sekitar sebagai aset yang setiap saat siap diubah menjadi fasilitas seperti asrama, penginapan, akses hiburan dan sebagainya. Jika hal ini tidak diatur semenjak dini, tentunya akan semakin memperparah ramalan dampak buruk yang disebutkan di atas.

Untuk itu penting adanya kesadaran baik dari pihak pemerintah pelaksana proyek, pihak pengelola stadion maupun masyarakat untuk saling bekerja sama dalam menjaga lingkungan sekitar. 

Penyadartahuan masyarakat juga harus dilakukan tentang aspek lingkungan ini, sebagai bagian dari pelaksanaan AMDAL proyek. Memastikan berjalannya aspek lingkungan yang baik dalam pembangunan dan pengelolaan Stadion Utama Sumbar ini bukan saja memastikan tercapainya impian pembangunan yang baik di Ranah Minang ini, tetapi juga memastikan tidak adanya kerugian di masa sekarang dan yang akan datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun