Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menafsir Pernyataan Menteri Keuangan, Kritik Rasional atau Emosional?

19 Agustus 2025   05:39 Diperbarui: 19 Agustus 2025   23:00 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Guru yang mengajar di tengah hutan.  (Foto: KOMPAS/IRMA TAMBUNAN) 

Di tengah suasana merayakan kemerdekaan bangsa Indonesia ke delapan puluh tahun, ketika semangat persatuan dan penghormatan terhadap para pahlawan bangsa seharusnya menguat, publik justru dikejutkan oleh sebuah narasi yang beredar luas di berbagai tayangan media sosial. 

Pernyataan Menteri Keuangan, ibu Sri Mulyani yang menyebut guru dan dosen sebagai "beban negara" sontak menjadi sorotan. Bagi masyarakat umum, dan terutama bagi para pendidik, ucapan ini terasa seperti hadiah yang tidak diharapkan, muncul di saat seharusnya penghargaan terhadap peran guru dan dosen justru semakin ditegaskan. 

Kontroversi pun mengemuka, memunculkan beragam tafsir, mulai dari yang melihatnya sebagai kritik rasional terhadap anggaran hingga yang menilainya sebagai bentuk stigma terhadap profesi pendidik.

Dunia pendidikan selalu ditempatkan sebagai fondasi utama pembangunan, dan guru serta dosen adalah aktor sentral dalam proses itu. Mereka bukan hanya pengajar pengetahuan, tetapi juga pembentuk karakter, pemimpin masa depan, dan penjaga nilai-nilai kebangsaan. 

Oleh karena itu, segala isu yang menyangkut profesi pendidik nyaris selalu menarik perhatian publik, terlebih jika bersinggungan dengan kebijakan negara atau pernyataan pejabat tinggi.

Pendidikan bukan sekadar urusan biaya, melainkan investasi jangka panjang yang hasilnya menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. 

Namun, ketika aspek pendidikan disentuh dengan bahasa ekonomi yang terlalu kaku, muncul risiko: nilai kemanusiaan pendidik bisa tereduksi menjadi sekadar angka dalam tabel anggaran.

Ucapan yang dilontarkan Menteri Keuangan ini telah menimbulkan gelombang diskusi: apakah negara sedang menegur manajemen anggaran, atau tanpa sadar menilai guru dan dosen bukan sebagai aset strategis melainkan beban fiskal? 

Reaksi masyarakat, akademisi, dan para pendidik pun berlapis: mulai dari yang berusaha memahami konteks, yang menuntut klarifikasi, hingga yang mengecam keras karena merasa profesinya dipandang sebelah mata.

Input gambar: pojoksatu.id
Input gambar: pojoksatu.id
Menelaah pernyataan Menteri Keuangan dari sisi kritik rasional berarti melihatnya sebagai bagian dari upaya pemerintah menjaga disiplin fiskal dan memastikan alokasi anggaran negara berjalan efektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun