langit merah hitam. matahari tenggelam dalam sendunya sepulang dari kota        Â
aku pun berjalan menuju rehat di alas cokelat kusam.
kutemukan surat kabar  terselip tumpukan rongsokan di dalam gerobak Â
tercium bau pesing di balik kardus, aku mulai lembaran pertama
lembaran kertas berbau debu
kubaca derita-derita Ibu dan bapak, mendorong altar kemanusiaan untuk anak-anaknya
dalam langkahnya, masa lalu sebagai renungan dan kekecewaan, terpotret usang.
bercokol di kepala mereka harapan yang mulai mendingin menjelma lumut dibalik tembok jalan tol
menghirup udara bergumul asap plastik  lembaran berisi foto suatu zaman
mirip kenyataan hari ini. Hanya warna yang membedakan
lembar berikutnya