Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jerat

23 Desember 2020   08:31 Diperbarui: 24 Maret 2021   11:07 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

padaMu
mata api di ujung mata memandang
membakar mata hati yang penuh harap cahaya fajar

oleh mereka;
di pagi yang katarak
mata pisau tajam membelah hukum menjadi dua
hukum dibagi-bagi
disantap sesuai selera,
lezat dan mengenyangkan

kami;
mata kaki menghitam
degup iman telah kehilangan rasa aman

di persimpangan kebingungan berjubel kumpulan mata-mata yang angkuh dan congkak
mata yang memandang nama diri, suatu kebanggaan

gelap, siang dan malam. gelap gelisah
mata terjaga tak mendapat pandang
tak ada sejuk pagi dengan putih kabut di gunung-gunung. tak ada senja dengan riang anak-anak yang berlarian. tak ada lentera malam penghias cahaya bulan. semua hanya siang yang haus dan lapar di jam-jam yang bukan istirahat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun