Kunci menuju kesuksesan adalah memahami apa yang sebenarnya diri kita mau. Tak jarang, kita sering merasa selalu kurang dengan apa yang kita capai karena hasil yang dicapai tidak memuaskan. Sering gagal dan ditolak dalam berbagai kesempatan, misalnya mendaftar beasiswa, ditolak kerja, gagal dalam hal oraganisasi, dan sebagainya. Setelah dipahami lagi, kesalahannya ada pada diri sendiri. Jika kita saja tidak tahu apa yang sebenarnya kita mau dan tidak yakin dengan diri sendiri, bagaimana bisa orang lain menaruh kepercayaan kepada kita?
Untuk itu, semua harus mulai mengevaluasi diri kita sendiri dari dasar dan mengubah apa yang perlu diubah, yaitu dengan mengenal diri sendiri melalui analisis Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats atau yang dikenal dengan analisis SWOT. Ketika kita mulai menguraikan apa yang menjadi kekuatan kita, memahami kelemahan kita, kesempatan apa saja yang bisa kita dapat dari kekuatan dan kelemahan, kemudian ancaman apa yang akan dihadapi dalam mencapai kesempatan. Baru kemudian kita bisa mengatur strategi untuk mendapatkan apa yang kita mau.
Contohnya ketika kita ingin mendaftar sebagai karyawan di salah satu perusahaan, berarti kita harus bisa memberi apa yang penyelenggara mau. Perusahaan membutuhkan karyawan yang bisa menghadirkan keuntungan, menyelaraskan visi dan misi perusahaan, jadi bukan hanya cuma-cuma. Berikut meruapakan langkah dalam meningkatkan rasa percaya diri dengan mengenal diri sendiri:
Mengenal Diri Sendiri dengan Analisis SWOT
Sebelum kita mulai mendaftarkan diri ke perusahaan atau mendaftar beasiswa, misal. Kita harus tahu sebenarnya kita ini orang yang seperti apa, apa saja sebenarnya tujuan kita, apakah kita memiliki kepedulian terhadap sesuatu?
STRENGTH Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Dimulai dari menguraikan kekuatan apa yang kita punya terlebih dahulu, kualifikasi profesional apa saja yang kamu punya yang bisa membuat kamu menonjol dari yang lain, apa saja kegiatan bermanfaat yang pernah kamu lakukan dengan sukses, dan keahlian apa saja yang kamu punya untuk membuat perubahan terhadap perusahaan yang akan kamu tempati. Misalnya;
- Memiliki kemampuan dalam memahami ilmu-ilmu sastra yang nantinya akan diterapkan dalam mencapai keinginan.
- Memiliki pemikiran yang kritis dan kreatif.
- Memiliki loyalitas tinggi kepada teman dan rekan yang dipercaya.
- Mampu bertanggung jawab untuk semua tindakan-tindakan yang dilakukan.
- Tidak takut mencoba kembali ketika mengalami kegagalan.
- Mampu menghargai pendapat orang lain yang tidak sepemikiran dengan pemikiran pribadi.
- Mampu menjadi pengamat yang baik dan teliti.
- Pernah menjuarai kejuaraan menulis artikel nasional.
Kamu perlu menulis detail kelebihan kamu untuk meningkatkan rasa percaya diri, sehingga akan menimbulkan rasa, "Wah, aku sehebat ini kenapa harus merasa insecure?"
WEAKNESSES Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Kamu bisa menuliskan apa saja kelemahan kamu, termasuk kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa saja menghalangi kita mencapai apa yang kita mau. Juga perlu mengetahui, adakah kemampuanmu yang perlu diasah lagi untuk mendapatkan posisi yang kita mau? Misalnya;
- Ceroboh dalam beberapa hal karena pribadi yang pelupa,
- Sering tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu.
- Tidak memiliki banyak relasi dalam bidang yang diinginkan, sehingga mengalami kesulitan,
- Sulit bergaul dengan orang dan tidak ramah kepada orang asing.
- Kurang komunikatif.
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, bisa kita jadikan evaluasi apa saja yang perlu diubah dan diperbaiki.
OPPORTUNITIES
Mencari apa saja yang menjadi kesempatan kamu dalam mendapatkan apa yang kamu mau. Apakah ada kesempatan khusus dalam industri yang akan kamu ambil? Atau apakah posisi baru yang kamu incar sedang kosong atau kemampuan yang kamu punya sesuai dengan kualifikasi perusahaan? Kita perlu menguraikan, misalnya;
- Memiliki bekal ilmu pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan yang dimau.
- Sekarang banyak bermunculan industri baru yang membutuhkan banyak pekerja baru.
Dengan begitu, kita memiliki persiapan ketika akan mendaftarkan diri dan tepat sasaran.
THREAT
Dari sini kamu menguraikan apa saja yang menjadi ancaman bagi diri kamu dalam mendapatkan apa yang diinginkan. Apakah sifat pribadimu yang buruk memiliki kesempatan untuk menghancurkan citramu dalam berkarir? Atau apakah ada orang yang memiliki kemampuan yang lebih baik di bidang yang sama dengan kamu? Misalnya;
- Banyak orang yang lebih capable dalam bidang yang diinginkan.
- Persaingan yang semakin banyak dalam mendapatkan pekerjaan.
Hal ini akan membantu kamu menyusun strategi untuk megatasi apa yang menjadi ancaman sehingga dapat dicari solusi yang tepat.
Mengatur Strategi Setelah Melakukan Evaluasi Diri
Strategi yang disusun tersebut harus yang realistis dan tidak muluk-muluk. Misalnya, kamu melakukan riset sebelum mendaftar beasiswa yang menurutmu, kamu sesuai dengan kualifikasinya. Jangan hanya tergiur dari seberapa keuntungan yang akan kamu dapat, tapi kamu perlu memastikan kepada orang yang pernah mendaftar di beasiswa, dicari seluk-beluknya, pelajaran hidup apa yang mereka dapat setelah mendapat beasiswa, itu adalah hal yang perlu untuk menyesuaikan visi dan misi hidupmu. Apakah cocok atau berbanding terbalik, agar kamu tidak menyesali dikemudian hari. Mengatur strategi ini juga bisa diuraikan dengan hal-hal yang akan kamu lakukan:
- Memperdalam dan berfokus pada ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai.
- Sering melakukan evaluasi diri dan memperbaiki sesegera mungkin kesalahan yang dilakukan.
- Memperbanyak relasi dan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan bidang yang diminati agar mendapat banyak relasi yang sejalur.
- Memperbaiki semua kelemahan yang dimiliki agar menjadi lebih terkontrol dan baik.
Dalam mengatur strategi, kamu perlu menaruh prioritas, mana yang lebih dahulu dikuasi. Kekurangan yang sudah kamu jabarkan, mulai diperbaiki dengan melakukan atur strategi sebelum menerapkannya.
Setelah melakukan analisis SWOT dan mengatur strategi, mulai daftarkan diri kamu ke perusahaan yang sesuai, atau mendaftar di beasiswa yang memiliki visi dan misi yang sama dengan visi-misimu, terakhir, sampaikan semuanya dengan jujur dan tidak dilebih-lebihkan agar tidak terlihat sedang bersandiwara, biarkan semua mengalir secara natural dan tetap menjadi diri sendiri, bedanya, kamu menjadi tahu apa yang akan kamu tuju dan apa yang kamu mau. Hal tersebut tentunya dapat membangun rasa percaya diri dan terhindar dari rasa insecure yang tidak perlu.