Mohon tunggu...
Salma Anisah
Salma Anisah Mohon Tunggu... Lainnya - penulis dan mahasiswa

Hai teman-teman. Saya Salma Anisah Balqis. Seorang Mahasiswa Bahasa dan Sastra inggris di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Haidar Bagir dan Pemikirannya

17 Desember 2020   08:25 Diperbarui: 17 Desember 2020   09:19 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo by islamindonesia.id  https://islamindonesia.id/

Kebanyakan dari beberapa orang yang memiliki minat kepada bidang filsafat selalu condong ke pemikiran filsafat barat. Hal tersebut dapat dibenarkan, karena memang filsafat berasal dari barat, khususnya Yunani. 

Kita mungkin mengenal tokoh filsafat seperti Socrates, Karl Marx, Niezsche, Heidegger, bahkan Camus tetapi tidak mengenal tokoh filsafat dalam negeri seperti Ki Ageng Suryomentaram dan terutama Haidar Bagir. Siapakah Hadiar Bagir? 

Tidak banyak orang mengenalnya sebagai salah satu penyumbang ilmu filsafat dari dalam negeri, dan keliatanya cukup menarik untuk kita bahas tentang pemikiran beliau didalam fokus filsafatnya. Sebelum membahas sebuah gagasan, ada satu pertanyaan yang perlu dijawab yaitu, siapakah Haidar Bagir? 

Haidar Bagir adalah tokoh penting dibalik kesuksesan Kelompok Penerbit Buku Mizan. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Kelompok Mizan. Haidar Bagir berhasil mendirikan penerbit Mizan pada tahun 1983 bersama dua temannya, saat beliau masih menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Pada tahun 1992, Haidar Bagir berhasil memperoleh gelar master dari The Centre for Middle-Eastern Studies, Harvard University, AS dengan beasiswa Fullbright. 


Haidar masih melanjutkan pendidikannya dengan melakukan riset di tingkat S3 Jurusan Filsafat, Universitas Indonesia selama setahun (2000-2001) di Departemen Sejarah dan Filsafat Sains, Indiana University, Bloomington, AS. 

Sepulang dari Amerika Serikat, dia mendapat tawaran untuk tetap menjabat sebagai Direktur Utama Kelompok Mizan. Haidar juga berhasil mendapatkan beasiswa Fullbright sebagai Visiting Specialist di University of Sciences, Philadelphia (2006) dan ditunjuk sebagai Minister Professor for Humanities oleh University of Sciences.

Saya kira sudah cukup menjabarkan sedikit dari banyaknya biografi dari beliau, akan lebih baik jika kita cepat mengupas tuntas pemikiran filsafat yang digagas oleh Haidar Bagir dan cara mengaplikasikannya di masa modern ini.

photo by lokadata.id https://lokadata.id/
photo by lokadata.id https://lokadata.id/

Mengutip dari salah satu wawancara milik Haidar, ada pertanyaan sekaligus jawaban beliau yang membuat saya tertarik. Terutama pertanyaan yang diajukan serta jawaban dari beliau sangatlah relevan dengan kondisi zaman sekarang. Ketika beliau ditanya mengenai tanggapan atas adanya Penelitian yang mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan konservatisme Islam di Indonesia. Beliau menjawab,

“Menurut saya, kecenderungan psikologis orang Indonesia itu moderat, jadi yang ekstrim-ekstrim itu hanya numpang. Ekstrimisme ini mendapatkan penguatan karena beberapa hal,  politisi-politisi yang suka memanfaatkan orang-orang keras untuk memperluas dukungannya dan karena sebagian orang-orang keras yang memakai premanisme ini disuruh mendukung mereka.”

Lalu Beliau juga menegaskan,  

“Psikologi orang Indonesia menurut saya itu psikologi beragama secara moderat. Tapi karena ada politisi oportunistik yang manas-manasin, kemudian ada sumbangan-sumbangan dari Saudi atau Timur Tengah yang menciptakan kelompok-kelompok seperti ini terus juga masalah diri menjadi korban seperti situasi Palestina ditindas, Irak dan Libya diserbu, Iran dimusuhi, perasaan perasaan itu juga menjadi ‘Oh memang menghadapi orang-orang seperti ini harus keras’.”

Sederhananya, Haidar berpendapat bahwa masyarakat Indonesia bersifat moderat dalam beragama. Moderat dalam islam berarti sikap untuk menolak aksi teror yang mengatasnamakan agama, yang tidak memiliki batasan moral, agama, kemanusiaan. Memiliki sifat moderat termasuk hal positif bagi kehidupan kita. Lalu, apa saja aktivitas bersifat moderat yang dapat kita jadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari?

  • Bersikap terbuka

Manusia berhak memiliki dan mengutarakan pendapat kapanpun menerima informasi, begitupun juga hak untuk memihak pendapat yang menurut mereka benar. Memiliki sikap terbuka diajarkan dalam agama islam maupun agama lain. Sikap terbuka sangat diperlukan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kata Haidar Bagir, umat islam di Indonesia tidak akan bersikap ekstrimisme jika tidak terpengaruh oleh pihak politisi yang memanfaatkan agama dalam pekerjaan mereka. Dengan bersikap terbuka, kita akan mudah untuk tidak terpengaruh oleh pihak luar.

  • Toleransi

"Resep untuk menjadi toleran itu gampang sekali, buka mata dan telinga kita terhadap berbagai aliran pemikiran yang ada di dunia." -Haidar Bagir.

Jika kita bersikap toleransi di kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah menerima hal dan pendapat selain milik kita. Sikap ini juga termasuk sikap moderat.

  • Sifat rendah hati 

"Kalau saya ditanya (tentang rencana personal), inginnya satu, memperbaiki diri terus menerus karena orang ini tidak boleh berhenti memperbaiki diri sampai dia mati masuk kubur." -Haidar Bagir

Sikap moderat tentu ditandai dengan adanya tawadhu’ atau sifat rendah hati. Manusia dengan sifat tawadhu' tidak akan merasa cepat puas atas tindakannya. 

Dengan begitu manusia akan terus belajar dan memperbaiki kesalahannya. Bersifat rendah hati juga tidak akan membuat kita untuk cepat menyimpulkan suatu masalah dan merasa paling benar. Maka tidak akan ada pernyataan bahwa tidak harus menggunakan kekerasan dalam menghadapi seseorang maupun masalah.

  • Berpikir Rasional

Manusia yang dapat berpikir rasional yaitu mereka yang akan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Berpikir rasional yaitu cara berpikir yang berlandaskan akal sehat, sehingga mereka meyakini bahwa tindakan yang akan atau telah mereka lakukan adalah benar.

Mungkin beberapa dari kita akan setuju tentang tanggapan Haidar Bagir terutama tentang masyarakat Indonesia bersikap moderat. Memang, dalam satu hal kita sendiri tidak bias membunuh atau bahkan menghanguskan sebuah ektrimisme di kehidupan beragama dan politik, tapi setidaknya kita sendiri bisa mencegahnya bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun