Mohon tunggu...
salma aidah gunawan
salma aidah gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

membaca, leadership, keagamaan, keuangan syariah, tafsir quran

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Psikologi Anak Yatim di Lingkungan Sosialnya

12 Mei 2023   13:48 Diperbarui: 12 Mei 2023   13:50 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada dasarnya, anak adalah makhluk sosial yang unik. Karena mereka berada pada masa perkembangan awal sebagai makhluk sosial. Perkembangan disini dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Dengan istilah lain perkembangan anak juga dapat diartikan sebagai perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis,progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).

Lingkungan sosial merupakan faktor penting pada masa perkembangan anak dalam mengenal karakter dirinya dan orang lain. Dengan berinteraksi di lingkungan sosialnya, anak akan mengenal orang- orang di luar keluarga. Pertumbuhan dan perkembangan anak dalam mengenali dan bertinteraksi dengan lingkungan sosialnya ini sangatlah erat kaitannya dengan pertumbuhan maupun pembawaan dari tingkah laku yang peka terhadap rangsangan sekitar.

Bagi anak yatim> yang ditinggal sang ayah sebelum ia remaja, akan mengelami kecemasan terhadap kelangsungan hidupnya. Ayah, sebagai simbol pemenuh kebutuhan ekonomi keluarga telah berpulang. Sang anak akan merasakan kekhawatiran yang mendalam terkait sosok yang selama hidupnya menjadi tulang punggung keluarga. Karena ayah identik dengan pencari nafkah yang memenuhi semua kebutuhan keluarga.

Begitu juga apabila anak ditinggal mati oleh ibunya, anak yang ditinggal ibunya memiliki kondisi yang lebih parahal. Sebab, ibu merupakan simbol kasih sayang, perhatian, pengayom, perawat serta pendidik bagi anak-anaknya. Anak yang kekurangan makan akan kekurangan gizi dan sakit. Namun jika anak kekurangan kasih sayang dari seorang ibu, maka ia tiada pernah mempunyai perasaan aman. Selain itu ia akan merasa cemas, curiga, kegagalan belajar untuk mencintai. Ini merupakan keterampilan dasar dan dibutuhkan setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain. Jadi, kekurangan kasih sayang bisa berakibat terhambatnya pola untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Setiap anak memerlukan figur ayah dan ibu sangat dibutuhkan untuk proses identifikasi dalam hidupnya. Kekurangan kasih sayang ayah menyebabkan mereka mengalami deprivasi paternal dan kekurangan kasih sayang ibu menyebabkan mereka mengalami deprivasi maternal. Keduanya memberikan efek yang buruk kepada anak dan menghambat perkembangan psikis selanjutnya. Tiada pilihan yang lebih baik, apakah ditinggal meninggal ayah atau ibunya terlebih dahulu.

Apapun kondisinya, apakah ia yatim> , piatu atau bahkan yatim> piatu sekalipun, kondisi itu sangat tragis untuk seorang anak. perasaan amannya akan terusik. Anak yang masih polos dan terbatas pemahamannya akan selalu murung dan bersedih ketika salah satu atau kedua orangtua yang menjadi sandaran hidupnya dipanggil oleh Allah Swt. Oleh karena itu, tiada seorang anakpun yang menginginkan hal ini terjadi dalam kehidupannya.

Keberadaan orangtua juga menjadi kebangaan tersendiri bagi seorang anak. anak akan merasa bahwa ia sama dengan teman-temannya yang lain, yakni mempunyai keluarga utuh. Namun jika ternyata mereka tidak mempunyainya, ia akan merasa sedih dan minder karena selalu merasa iri jika melihat keutuhan keluarga temannya. Ia pun selalu merindukan adanya keluarga yang utuh sehingga mereka bisa merasakan kehangatan kasih sayang ayah dan ibunya sekaligus.

Dosen : Dr. Hamidullah, Lc., M.A.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun