Mohon tunggu...
Handika Weh
Handika Weh Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance in the world

Seorang penulis recehan yang terlahir di bumi Pasundan

Selanjutnya

Tutup

Humor

Nasib Buruh Lulusan Covid-19

15 Oktober 2020   08:15 Diperbarui: 15 Oktober 2020   08:24 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasib Buruh Lulusan Covid-19

Selamat pagi pasukan ayam jago, di mana mentari sanres paling enggan untuk menyapa, asik. Ini kisah nyata and real story dari pengalaman dan pendapat dari seorang buruh lulusan covid-19, namanya akan kita samarkan dan sebut saja Ujang (ujang itu sebutan untuk anak laki-laki dalam bahasa Sunda, bisa juga enjang, jang ataupun ujang).

Ujang lulus sekolah dari SMK tahun 2019 jurusan teknik industri, setelah lulus Ujang mengikuti BKK (Bursa Kerja Khusus, ini adalah wadah pencaker untuk mencari dan direkrut sebuah PT). Singkat cerita Ujang berhasil lolos dan diterima di sebuah PT manufaktur yang memproduksi suku cadang sepeda motor.

Ujang dikontrak sebagai karyawan selama 1 tahun masa kerja, dan akan mendapatkan perpanjangan kontrak dan bisa juga pengangkatan kartap (karyawan tetap, biasanya tak terikat berapa lama kontrak dan mendapat tunjangan yang lebih) jikalau mempunyai rekam jejak yang baik dan etos kerja yang tinggi.

Di bulan pertama, satu minggu pertama di PT Ujang mengikuti pelatihan dan pengenalan mengenai perusahaan dan apa yang akan Ia kerjakan (biasanya di sebuah ruangan khusus, sekaligus pembelajaran untuk bekerja aman). Di minggu kedua Ia mulai mendapat bagian tertentu dan sudah mendapat tugas kerja dan target kerja.

Di bulan kedua, ini adalah upah pertama dari keringat yang terasa asin sekaligus berbau harum bagi Ujang, Ia bisa mendapatkan uang untuk membantu perekonomian keluarga, kebutuhannya dan bisa menyisihkan uang untuk keperluan tak terduga dan mendadak (sebut saja tabungan ayam jago, dikasih makan tiap hari dan hancur dengan seketika oleh palu, dicongkel ataupun dibanting). Di bulan ini juga Ujang sudah mulai ada tanggungan, yah Ia punya angsuran sebesar 2 juta rupiah per bulan selama 12 bulan ke depan untuk kuda besinya yang semakin di depan.

Di bulan ketiga, tak bisa dipungkiri memang jika setiap hari seorang insan melakukan sesuatu yang berulang maka rasa bosan dan lelah akan menghampiri, apalagi satu hari di PT kata Ujang harus mengimbangi kecepatan robot dan target pabrik. Di pabrik ada sistem shift atau pembagian jam kerja (shift 1 biasanya antara jam 07.00 - 15.00, shift 2 biasanya antara jam 15.00 - 23.00 dan shift 3 biasanya antara jam 23.00 - 07.00). Kata Ujang shift terberat dalam menjalan tugasnya adalah shift 3 karena Ia berada dalam keadaan ngantuk kala berangkat, ngantuk banget kala bekerja dan ketika pulang yah ngantuk juga. Tetapi untuk selembar kertas yang dihargai itu mah kecil.

Di bulan keempat, bulan ini Ujang sudah ganti smartphone menjadi Android terbaru dengan RAM 8gb, Kamera 32MP, OS Oreo dan Jaringan 4g jaringan terluas di Indonesia. Bulan ini juga ada ikatan setengah janji suci, asik. Sebut saja Eneng, tambatan hati Ujang sedari kisah kasih di sekolah. Berarti ini menandakan 4 -5 tahun ke depan ada wanita yang harus dihalalkan bukan, acie cie Ujang.

Di bulan kelima, dari ujung kaki sampai kepala gaya Ujang sudah modis dan kekinian banget, dimulai dari sepatu seharga 638 ribu rupiah yang Ia dapat dari diskon Sopi anaknya Mang Jakma, orang terkaya di kampung sebelah. Sampai topi polos dengan bahan yang lumayan lembut seharga 15 mangkok bakso urat. Bulan ini seakan menjadi titik balik Ujang si anak sedergana menjadi Ujang yang hipe abis, efeknya tabungan Ujang kian hari kian menipis.

Di bulan keenam, awal covid-19 meniti karir di bumi tersubur katanya. Di bulan ini lemburan kian hari kian menipis bahkan tak ada, hari minggu yang biasanya ada lemburan sekarang jadi di lembur (Lembur itu dari bahasa Sunda yang artinya Kampung, rumah tempat tinggal). Efeknya penghasilan Ujang berkurang dan gaya Ujang belum terupgrade di bulan ini.

Di bulan ketujuh, Ujang mendapatkan surat yang lebih sakit dari surat undangan Eneng yang menikah (Eneng ternyata sudah dijodohkan oleh orang tuanya dan menikah muda di usia 20 tahun dengan Usep seorang PNS muda). Yah seakan tersambar bang Atta, Duarrrr. Ujang menerima surat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) tanpa tunjangan dikarenakan Pabrik tempat Ia bekerja mengalami 90% kerugian biaya produksi dan nihil keuntungan. Sakit tapi tak berdarah yah kayak gini nih, udah ditinggal nikah sama orang tercinta dihempas juga oleh ladang pundi-pundi uang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun