Pada akhirnya, keputusan tentang penutupan Warteg selama bulan Ramadan adalah kebijakan pemerintah daerah atau pemilik Warteg itu sendiri. Namun, sebaiknya keputusan tersebut dipertimbangkan dengan matang dan memperhatikan dampaknya bagi masyarakat. Bagi para pemilik usaha Warteg biasanya mereka mengakali dengan memberikan kain penutup supaya memberikan toleransi terhadap orang yang berpuasa, " Warteg kami di tutup kain, karena untuk menghormati orang yang sedang berpuasa, namun tetap buka, kan tidak semua orang beragama islam" tutur karyad (22/03/23). Menutupi Warteg dengan kain adalah jalan tengah bagi para pemilik usaha Warteg supaya mereka bisa mendapatkan pengahasilan yang tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasanya, dan jika Warteg ditutup artinya menutup juga bagi orang yang non-muslim untuk bisa makan, terutama bagi mereka yang sering makan di Warteg.
Warteg sering menjadi pilihan makanan, sejak dari sejarah nya selalu menjadi pilihan makanan hingga kini, eksistensi Warteg masih terus terjaga seiring berkembang nya zaman tak lekang oleh waktu. Terutama bagi para mahasiswa selama bulan Ramadhan, Warteg memang masih menjadi pilihan karena memang enak, porsi banyak dan juga ramah di kantong. Selain itu juga Hal ini disebabkan karena Warteg menyediakan berbagai jenis makanan yang mudah dan cepat disajikan, sehingga cocok untuk dijadikan menu berbuka puasa atau sahur. Meskipun masih banyak pro kontra tentang Warteg saat bulan puasa namun, Warteg tetap bisa menemukan cara, dengan tidak mengabaikan toleransi dan juga tidak memikirkan orang non muslim yang tidak berpuasa.
Mahasiswa yang sibuk dengan aktivitas kuliah dan tugas akhir seringkali tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk memasak sendiri selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Warteg menjadi alternatif yang tepat karena makanan yang disajikan juga relatif murah dan terjangkau bagi mahasiswa dengan kantong yang pas-pasan.Selain itu, Warteg juga menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa yang ingin berbuka puasa bersama dengan teman-teman atau keluarga. Suasana yang ramai dan meriah di Warteg juga menambah kenyamanan dan kehangatan saat berbuka puasa bersama.Namun, sebagai mahasiswa yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tentunya harus tetap memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang dan memilih makanan yang sehat agar tetap bugar dan sehat selama menjalankan ibadah puasa.
Menjalankan usaha Warteg memanglah tidak mudah, banyak terpaan yang harus dihadapi seperti bahan pangan yang naik. Namun para pedangan Warteg masih bisa bertahan, dengan tetap mematok harga yang sama seperti harga biasanya. Seperti itulah lika liku seputar Warteg, seperti Warteg  Pitulas yang sudah bertahun-tahun didunia per Warteg an, yang kini masih terus menjaga eksistensi nya. Karyad hanya berharap "bisa membuka banyak cabang di bandung maupun luar kota bandung dan bisa membuka franchise seperti Warteg-Warteg yang ada di ibu kota"(22/03/23)