Mohon tunggu...
Saiful Falah
Saiful Falah Mohon Tunggu... -

Mencari berkah di pesantren

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal Negara Islam

15 November 2014   16:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini dunia dihebohkan dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Pemberitaan media internasional tentang sepak terjang ISIS menembus sampai ke obrolan warung kopi. Warga Indonesia yang mayoritas Muslim terpanggil untuk ikut berwacana seputar Negara Islam. Terjadi pro dan kontra dalam obrolan warga, ada yang merasa ini merupakan babak baru dari sejarah Islam dunia. Sedangkan yang lain memilih untuk antipati. ISIS bagi mereka dianggap sebagai terror internasional yang membahayakan hajat makhluk di muka bumi.

Bagi kelompok yang pro, ISIS dianggap angin segar. Umat Islam yang berakar kuat di Timur Tengah, sepuluh tahun terakhir ini pasca kejadian 11 September menjadi pesakitan. Negara Islam yang dipimpin oleh presiden kuat dianggap sebagai rezim otoriter. Barat yang memberi putusan langsung mengambil tindakan. Hasilnya Iraq dibumi hanguskan, hanya untuk meruntuhkan kekuatan Sadam Husain. Tidak lama kemudian, Libia diluluh lantakkan. Anwar Khadafi dianggap penjahat HAM dan patut dihukum mati. Setelah penyerangan tersebut keadaan Iraq dan Libia tidak pernah kembali tenang.

Belum lagi ditambah dengan kejadian yang oleh ornag Barat disebut The Arab Spring. Banyak pemerintahan Arab yang tumbang di tangan rakyat. Atas nama demokrasi, pemimpin Tunisia dan Mesir tumbang. Sedangkan Syiria sampai sekarang masih dalam konplik. Kekacauan yang terjadi selalu saja melibatkan Barat, dalam hal ini Amerika dan Eropa. Rakyat yang berberak melawan pemerintah didukung baik moril maupul materil. Bahkan tidak canggung kelompok yang mengatasnamakan HAM dunia, mengirim senjata.

Hasilnya, dunia Islam diobok-obok. Setiap ada Negara Islam yang kuat dianggap sebagai ancaman bagi Amerika dan sekutunya. Iran dalam hal ini juga sempat akan diserang. Beruntung mereka memiliki pertahanan yang kuat dan juga dukungan dari sahabat sejatinya di utara. Amerika tidak berani menyerang Iran. Hanya dengan tangan PBB mereka melakukan boikot.

Keberadaan ISIS adalah jawaban dari kegelisahan para mujahid di medan laga Timur Tengah. Islam yang selalu menjadi objek kebijakan pilih kasih Amerika dan sekutunya, harus tegak. Sekat-sekat Negara yang merupakan imbas dari perang dunia harus dihapuskan. Selama masih ada batas antar Negara terutama di Timur Tenang sebagai basis, Islam tidak akan pernah menang. Islam lemah karena masing-masing pemimpin Negara Islam berorienatsi pada kesejahteraan pribadi dan golongan. Islam sebagai landasan hidup sudah tidak dihiraukan. Segala sesuatu yang menguntungkan diri dan kroni akan diperjuangkan meski harus mengorbankan Islam sebagai asas hidup.

Dalam hal ini Khilafah adalah jawaban tunggal. Daulah Islamiyah harus kembali ditegakkan. Kekuatan Islam yang terkotak-kotak dalam sekat Negara harus segera dihapus. Islam harus bersatu, setidkanya di Timur Tengah. Dengan persatuan di bawah bendera Islamic State yang dipimpin oleh seorang Khalifah, wibawa Islam akan kembali hadir. Islam tidak akan mudah dipermainkan. Islam tidak akan tunduk pada panji matrealisme Barat.

ISIS berdiri tegak untuk menutupi segala kekurangan umat. Dengan ditunjuknya Abu Bakar Al-Bhagdadi sebagai khalifah, ISIS berkata kepada dunia, ‘Islam belum akan mati’. Negara Islam akan kembali berkibar. Dimulai dari Iraq dan Syiria, ISIS menyeru kepada seluruh umat Islam di dunia untuk berjihad melawan imperialisme materilaisme.

Mengapa harus Iraq dan Syiria? Keadaan sekarang melahirkan kekacauan di dua Negara. Iraq pasca keruntuhan rezim Sadam Husain belum mampu bangkit. Syiria sebagai korban terakhir the Arab Spring masih terus saja bergejolak. ISIS melihat ini sebagai peluang. Para pejuangnya berjihad untuk merebut kekuasaan di dua bagian Negara yang sedang terlibat konplik horizontal. Ini dilihat dari kacamata factual. Dari sejarah dapat digambarkan sesuatu yang lebih besar. Dunia sempat menyaksikan kehebatan para pemimpin Muslim di masa dua dynasti besar Umayyah dan Abasiyah. Umayyah sebagai dinasti pasca Khulafa al-Rasyidin berhasil menguasai Timur Tengah, Afrika bahkan menyeberang ke Andalusia. Kehebatan dynasti yang dibangun oleh Muawwiyah tersebut memiliki dapur utama di Damaskus, Syiria. Lepas dari Umayyah, dynasti kedua muncul dengan tidak kalah hebat. Abasiyah menjelma kekuatan utama dunia di abad pertengahan ketika Eropa masih dalam kegelapan dan Amerika belum ditemukan. Ilmu pengetahuan berkembnag pesat seiirng dengan kekuatan maritime yang dahsyat. Dapur dari Negara adi kuasa di abad pertengahan ini terletak di Baghdad, Iraq.

Laksana de javu, ISIS berdiri ditempat yang sangat bersejarah. Negara Islam yang melegenda berpusat di dua wilayah yang sekarang dikuasai. Maka kelompok pertama menyambut dengan suka cita keberadaan ISIS.

Berbeda dengan kelompok kedua, ISIS dianggap musuh bersama. Pandangan ini muncul karena memilhat pergerakan ISIS yang mengerikan. Mereka melihat ISIS dari kacamata terror. Peninggalan bersejarah di Iraq dan Syam dimusnahkan oleh tangan-tangan prajurit ISIS. Belum lama ini terdapat sebuah video di dunia maya yang memperlihatkan kekejaman. Seorang berdiri dengan senjata di samping orang yang ditutupi kepalanya. Menurut berita si pesakitan adalah wartawan Inggris yang akan dieksekusi. Eksekutor yang dengan gagah berani memegang senjata dalah seornag pejuang ISIS.

Bagi kelompok kedua, ISIS hanya memperburuk citra Islam. Tayangan terror yang selalu menyertai langkah ISIS merupakan sebuah batu besar yang menghantam kepala umat. Islam yang dibawa oleh Rasul sebagai jalan keselamatan, berubah di tangan ISIS. Citra Islam menjadi pekat dan berlumuran darah. Belum lama masyarakat dunia dihebohkan dengan gerakan Boko Haram di Afrika. Kelompok prajurit yang mengatas namakan Islam tersebut banyak melakukan pembunuhan di tanah Afrika. Islam dibuah malu. Dengan keberadaan ISIS di Timur Tengah, maka sempurna citra buruk yang disematkan kepada agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun