Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asas Einstein dan Ketuhanan, Selaraskah?

11 April 2019   19:21 Diperbarui: 11 April 2019   19:41 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pembiakan ikan dan keindahan ikan|Dokumentasi pribadi

  kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang sama tetapi berharap hasil berbeda!. [Albert Einstein]

Secara rasional; maka kita akan mendapatkan dari apa yang kita lakukan.    Dan ternyata dunia ini dibangun dengan rasional serta linear.  Dalam rasionalitas; semua terhitung dengan 'akurat'.  Saking akuratnya, maka besi dapat 'diterbangkan' dan lain sebagainya karya menakjubkan.  Teknologi, dan banyak kebaikan yang kita nikmati saat ini adalah hasil rasionalitas.  Sesuatu yang terukur.  Maka kita akan terkena penyakit gila jika meyakini/berharap  seperti diatas; sesuatu yang tidak rasional.  Sebagai ilmuwan; tentunya Einstein seorang rasional

Jika asas rasional dipakai; maka sulit yang kecil (berubah menjadi besar); kecuali ada upaya lain.  Upaya lain ini, diisyaratkan juga oleh Einstein.  Upaya lain ini sebenarnya suatu yang 'dirasionalkan' untuk diadakan [sebagai aksi tambahan] agar mendapatkan hasil (reaksi) tambahan.  Pertanyaan pentingnya: seberapa besar aksi tambahan itu untuk mendapatkan hasil tambahan?.  Jika berlaku hukum rasional; maka semua terukur; dan menjadikan tidak ada kejutan.  Yang kecil dengan tambahan aksi kecil, maka akan mendapatkan hasil 'kecil' juga.  Hal ini tidaklah menyenangkan!

Bagaimanapun patron rasional ini; sangat perlu; untuk memberikan ukuran 'kepastian' sehingga memudahkan dalam pemberian informasi serta mengambil keputusan.  Sejak kecil, patron ini harus diajarkan. Anak dengan rasionalitas yang tinggi, akan memberikan fondasi diri yang kuat.  Namun ingat; bukan yang terkuat; atau tidak akan goyah.  Jika ia secara rasional, menyimpulkan sesuatu itu buruk; maka ia tak akan mampu melihat 'keajaiban' dan 'kebaikan'.  Akan layu tunas muda

kulit dan sawo|Dokumentasi pribadi
kulit dan sawo|Dokumentasi pribadi

Lalu dimanakah irrational itu ada?.  Alan Turing ( The Imitation Game); menyatakan: sesuatu yang tidak terduga dapat berasal dari orang yang terduga.  Turing (ahli pemecah sandi; yang menyelamatkan sekitar 14 juta orang) dapat menemukan kode tersebut; secara tidak sengaja (dari orang yang terduga).  Prof Nash (The Beautifull mind); adalah seorang yang 'tidak linear' (mengidap schizophrenia), namun dapat menjadi pemenang nobel; penemu game theory.  Kecerdasannya serta kekhawatirannya (penyakitnya) ternyata dapat berjalan. 

 Jika kita memerhatikan dunia ini; ternyata banyak hal yang tidak rasional atau tidak linear.  Wajah kita tidaklah kaku.  Lalu kita mengenal selera; jiwa; perasaan (senang-sedih), serta seni yang juga tidak linear.  Bahkan pasangan (jiwa-raga) pun tak linear.  Dan dalam ketidaklinearan tersebut juga tersembul warna warna kegembiraan.  Dan ternyata Tuhan pun 'mewujudkan' dirinya dalam ketidaklinearan

Dalam agama, diberi tahu bahwa; jika kamu bertaqwa maka kamu akan mendapatkan rejeki dari jalan yang tidak disangka-sangka (tidak linear).  Jika ingin mengikuti azaz Einstein, bertaqwa ini adalah upaya (tambahan); namun hasil (tambahan) tidak mengikuti asas Einstein.  Dalam berbagai peristiwa hidup kita; seringkali juga mengalami keterkejutan, yang bahkan kadang tak masuk akal.  Dan itu sangat membahagiakan!. 

Lalu bagaimana menyelaraskan keduanya?.  Pertama lakukan asas Einstein; lalu tambahan aksi; lalu tambahkan aksi keTuhanan (baca taqwa).  Jika kita hanya memercayai Einstein, maka hidup kita hampa. Hidup akan berakhir, tanpa 'keajaiban'; sudah begitu saja.  Jika kita hanya memercayai taqwa, maka selalu berharap kejutan di sepanjang hidup.  Khawatir kita terkejut-kejut, dan terdapat berbagai ragam kejutan buruk!.  

bunga yang indah|Dokumentasi pribadi
bunga yang indah|Dokumentasi pribadi

Atheis pun cenderung hanya memegang asas Einstein; logika nya menuntun jika A maka B.  konsekwensinya kematian dianggap sudah selesai (sebagai hukum linear).  Jika kita memegang asas Tuhan, maka kematian bukan berakhir, tetapi ada kehidupan lagi, yang tak teruraikan.........; serta tidak linear. 

Selaraskan....

 Setelah maghrib; 11 april 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun