Mohon tunggu...
Sahrul Azfara
Sahrul Azfara Mohon Tunggu... Penulis Merdeka

Pena adalah Kekuasaan tertinggi dari seseorang, xixixi.....

Selanjutnya

Tutup

Analisis

militerisme dalam rana kampus

14 Februari 2025   22:11 Diperbarui: 14 Februari 2025   22:11 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah seorang mahasiswa yang juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi kampus. Saya sudah menelisik banyak nuangsa dan dinamika kampus yang cukup kompleks. Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah sistem militerisme yang diterapkan dalam rana kampus, khususnya rana organisasi kampus. Organisasi kini menjadi salah satu hal yang sudah pudar karena gelombang teknologi dan globalisasi yang merambah kesemua lini kehidupan, yang efeknya juga berimbas pada kehidupan kampus.

Organisasi kampus sebelum-sebelum gelombang Covid-19 menyerang, memiliki nuangsa yang menerapkan sistem militerisasi yang cukup kental, utamanya kampus-kampus yang ada di Indonesia timur. Hal itu memicu pergeseran sistem kaderisasi organisasi yang semakin hari semakin minggalkan sistem militerisme. Kampus merupakan wadah untuk mengenyam pendidikan dan berkreasi dengan berbagai miniatur didalamnya. Miniatur-miniatur yang ada didalamnya saling berkolaborasi untuk mencetak insan yang berakhlak mulia dan berpengetahuan.

Saya sedikit akan memberikan analisis mengenai sistem kaderisasi yang berbasis semimiliter di dalam kalangan organisasi kampus, baik organisasi intra kampus maupun organisasi ekstra kampus. Semua orang-orang yang pernah menjadi mahasiswa pasti tidak asing dengan latihan kaderisasi dalam organisasi, entah itu organisasi intra maupun organisasi ekstra kampus. Saya mencoba mengulik mengenai organisasi intra kampus, khususnya kampus yang ada di Indonesia timur. Sistem semiliter yang diterapkan dalam perekrutan anggotanya menjadi hal lazim terjadi dalam organisasi intra kampus, utamanya Himpunan Mahasiswa Jurusan/HMJ. Kadang mereka diberikan pelatihan fisik berupa SET (istilah yang diberikan senior kampus untuk memberikan hukuman kepada juniorny). 1 SET itu berupa 10 kali push-up, 10 kali sit-up, dan 10 kali pull-up. Selain itu, beberapa kader atau senior kampus kadang memberikan sentuhan fisik kepada juniornya dengan alasan pembentukan mental dan fisik, terutama jurusan-jurusan keteknikan dan sains.

Menurut beberapa pendapat senior kampus yang pernah melakukan hal seperti itu, katanya sebagai bentuk rasa kasih sayang kepada juniornya. Padahal itu adalah bentuk perpeloncohan secara fisik kepada junior-juniornya. Katanya mereka akan memberikan pengawalan, baik didalam kampus maupun diluar kampus. Pertanyaannya sekarang, pengawalan dalam bentuk apa ?, bukankah hal seperti itu terjadi hanya untuk memuaskan nafsu balas dendam senior atas apa yang mungkin terjadi pada mereka ketika mereka juga jadi mahasiswa baru atau junior. Selain itu, ada hal yang juga menggelitik saya terkait pernyataan tersebut. Katanya supaya mental mereka lebih terasah dan kuat. Bukankah sekarang mental pengetahuan dan paradigma yang harus diperkuat ?. Mahasiswa di kampus luar negeri sudah sibuk dengan eksperimen ilmu pengetahuan yang mengedepankan kekuatan daya kritis pikiran, tapi di Indonesia, kampus masih suka dengan hal-hal yang berbau sentuhan fisik militerisme dengan kedok sebagai pemberian rasa kasih sayang.

Kejadian itu bukan hanya terjadi di organisasi Internal kampus, tetapi juga beberapa organisasi eksternal kampus, seperti organisasi kedaerahan, organisasi pencinta alam, dan organisasi pergerakan. Spirit mental paradigma merekalah yang perlu diasah, bukan fisik yang menekankan model-model militer. Hal itu bukan urgensi utama dari pendidikan organisasi, tapi bagaimana sikap kepemimpinan, managemen, dan pengelolaan daya kreatif dan kritis yang harus ditingkatkan di kalangan junior-junior kampus atau mahasiswa baru. Semoga kedepannya organisasi kampus, baik intra maupun ekstra dalam melakukan transformasi kaderisasi yang lebih manusiawi dengan mengedepankan aspek perkembangan ilmu pengetahuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun