Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Film Toba Dreams, Kurang Rasa Batak Namun Tetap Menggigit!

1 Mei 2015   02:39 Diperbarui: 4 April 2017   17:51 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marsha TIMOTHY dan Vino (image:liputan6.com)

Marsha TIMOTHY dan Vino (image:liputan6.com)

Salah satu keunggulan film nasional yang jarang kita dapatkan dari film Hollywood adalah eksplor budaya yang berragam dan keindahan alamnya. Hollywood boleh mengandalkan kecanggihan teknologi dalam menyangkan adegan-adegan spektakuler, namun mereka kurang memiliki variasi dari segi tempat dan budaya asli. Sehingga untuk yang satu ini, Perfilman nasional boleh berbangga dengan banyaknya tempat-tempat menarik disertai ragam budaya yang selalu mampu mewarnai cerita yang dibungkus. Tak heran banyak film nasional yang belakangan sukses dan menarik perhatian banyak penonton dikarenakan sang Sutradara mampu meramu cerita dengan tak lupa memberikan sentuhan budaya sebagai penghias di dalamnya. Sebut saja film Tenggelamnya Kapal Van Der Wjick yang memasukkan tradisi Minangkabau di dalam ceritanya, film ini sukses menjadi salah satu film nasional terlaris di tahun 2014. Tak kalah menarik dengan film tersebut, bioskop Indonesia kembali diramaikan dengan film Toba Dreams yang baru kemarin (30/4) dirilis di seluruh bioskop tanah air. Seperti judul yang diangkat, film besutan Benny Setiawan ini menghiasi kisahnya dengan keindahan danau Toba dan juga memberikan sentuhan adat batak di sana.

Toba Dreams merupakan film yang diangkat dari Novel T.B Silalahi, berjudul sama. Film ini menceritakan kehidupan seorang Pensiunan Sersan T.B diperankan oleh Mathias Muchus bersama istri dan tiga orang anaknya, Ronggur (Vino G Bastian), Sumurung (Haykal Kamil) dan Taruli yang memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Balige sesaat setelah Ia mengakhiri masa abdinya. Diminta untuk pindah dari Jakarta ke Pedesaan tentu saja menjadi suatu persoalan bagi anak-anaknya yang sudah terbiasa dengan kehidupan perkotaan. Namun Sersan TB yang tegas dan idealis mampu memaksakan ketiga anaknya untuk turut serta dan melanjutkan hidup di rumah Oppung (Nenek) mereka di Balige. Dari ketiga anaknya, Ronggur menjadi sosok yang kontras berbeda prinsip dengan ayahnya. Ia tidak penurut seperti kedua adiknya yang selalu mau diarahkan oleh ayahnya. Ronggur memiliki cara tersendiri sesuai kemaunnya untuk sukses. Sehingga Ronggur kerap kali berselisih paham dengan TB dan akhirnya Ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta mengadu nasib. Selain masalah internal dengan ayahnya, sebelumnya Ronggur juga telah memiliki kekasih di Jakarta yakni Andini (Marsha Timothy). Sayang karena beda status sosial, hubungan keduanya tidak direstui oleh ayah Andini yang kaya raya. Inilah yang kian memicu keinginan Ronggur untuk menjadi orang kaya.

image:inforiau.co
image:inforiau.co
image:inforiau.co

Awalnya Ronggur memulai perjuangannya menjadi supir taxi dan menumpang di rumah temannya. Namun belakangan Ronggur terjebak ke dalam sarang mafia narkoba yang menawarkannya kekayaan melimpah. Walau hati nuraninya menolak, akhirnya Ronggur menyetujui menjadi pengedar narkotika setelah merenungkan nasibnya yang selalu diremehkan ayahnya ditambah penghinaan dari ayah Andini.  Kehidupan Ronggurpun berubah pesat, Ia kini menjadi orang kaya yang angkuh dan memamerkannya kepada semua orang termasuk ayah Andini. Dengan sedkit memaksa, akhirnya ronggur berhasil menikahi Andini dengan membawanya ke rumah orang tuanya di Balige.

Kesuksesan instan Ronggur tentu saja menimbulkan kecurigaan di hati Sersan TB. Penasaran, ia selalu ingin tahu detail pekerjaan anaknya di Jakarta namun tidak pernah dijelaskan oleh Ronggur. Hingga perdebatan kerap terjadi. Sekali lagi, Ronggur kembali ke Jakarta dan bertahun-tahun tidak mengunjungi ayah-ibunya lagi. Selama itu, kehidupan Ronggur dan Andini bersama seorang anaknya berjalan dengan harmonis. Hingga suatu kali, mafia narkoba tersebut mendatanginya ke rumah dan memintanya untuk melakukan transaksi narkoba besar-besaran dan bahkan hingga membunuh orang-orang yang menghalangi bisnis haram tersebut. Ancamannya adalah keluarganya akan mati apabila Ronggur tak mengiyakan pekerjaan tersebut. Demi melindungi keluarganya, Ronggur terpaksa bergabung dan melakoni perannya sebagai pengedar. Namun untuk membunuh, Ia menolak. Ia malah berbalik menghabisi nyawa mafia-mafia tersebut. Sayang, tanpa sepengetahuannya satu di antara mafia tersebut berhasil hidup. Sialnya lagi, foto ronggur tertangkap CCTV dan akhirnya ia menjadi buronan polisi. Namun Ronggur telah memperhitungkannya, hingga Ia bersembunyi di pinggiran danau Toba dan mengucilkan diri di dalam sebuah gubuk tua.

image:hariansib.co)
image:hariansib.co)
image:hariansib.co)

Berita pencarian Ronggur dimuat di Koran-Koran hingga terdengar oleh ayahnya. Sementara itu, Andini dan putranya yang kini tinggal bersama mertuanya tetap dalam penantian kehadiran suaminya.

Dengan melihat daftar pemain yang membintangi film ini memang kita tak bisa meragukan kualitas akting yang ditawarkan. Sebut saja artis kawakan Matias Muchus yang beberapa kali dalam satu layar bersama Vino G Bastian. Kedua actor ini sukses memerankan hubungan ayah-anak yang memang masih banyak kita lihat di kehidupan nyata. Seorang ayah selalu memberikan didikan keras kepada anak sulungnya, dengan alasan anak sulunglah yang akan mampu menggantikan posisinya sebagai pelindung keluarga dan yang pertama membawa nama baik keluarga. Lalu intensitas hubungan antara ayah dan anak yang biasanya terlihat kaku dibandingkan dengan Ibu. Seorang anak laki laki biasanya dapat mengutarakan apa saja kepada ibunya dibandingkan kepada ayahnya. Lalu ayah yang sangat gengsi untuk memeluk anak laki-lakinya yang sudah dewasa dan teramat susah mengatakan rasa sayangnya. Semuanya sukses diperankan oleh Mathias Muchus bersama Vino. Satu adegan yang paling menyentuh hati adalah ketika Mathias Muchus mendatangi persembunyian Ronggur, keduanya akhirnya saling meminta maaf hingga menangis meraung. Ini menurut saya menjadi salah satu adegan terbaik karena mampu menguras emosi penonton.

Tak kalah menarik, adaptasi Jajang C Noer yang berperan sebagai Oppung Boru (Nenek) di film ini sangat terlihat alami. Dalam beberapa adegannya, walau tak berbahasa Batak saya bisa merasakan oppung saya dalam adegan tersebut. Bagaimana caranya menyambut anak dan cucunya persis sama dengan kebanyakan orang Batak. Kesuksesannya di film ini semakin jelas setelah kata demi kata dilafalkannya dengan baik dalam sebuah lagu batak Rohani ‘Ise do ale alenta’. Selain aktris senior tersebut, ada juga Boris (alumni Stand Up Comedy) yang sukses menambah unsur komedi di film ini dengan perannya sebagai Togar. Film semakin bernyawa dengan aransemen music Vicky Sianipar yang semakin mendramatisir adegan demi adegan. Sebagai tambahan, Penyanyi Judika juga tampil sebagai cameo dalam film ini. Menarikkan?

Berbicara mengenai pesan moral, ada banyak sisi positif yang di dapat dari film ini. Diantaranya pentingnya menjaga hubungan baik keluarga,  bahaya penyalahgunaan Narkoba dan bahkan film ini juga mengajarkan toleransi beragama. Karena Andini beserta anaknya belakangan menjadi Muslim namun tetap bisa bersatu dalam keluarga besar Sersan TB.

Namun seperti kata pepatah Tak ada gading yang tak retak, dibalik banyaknya hal menarik tentang film ini ada juga beberapa kekurangan yang cukup mengganjal. Tak ada yang meragukan kualitas akting Mathias Muchus dan Vino Bastian, namun sebagai film yang mengangkat budaya batak akan lebih baik jika salah satu pemeran utamanya dibawakan oleh actor berdarah batak yang memang bisa berbahasa Batak. Haykal Kamil yang memerankan adik Ronggur juga menggunakan Bahasa Batak dalam satu adegan, namun sangat terlihat kaku dan pelafalannya salah. Sangat disayangkan peran penting tak ada satupun dimainkan oleh aktor Batak. Satu lagi durasi film yang sangat panjang (lebih dari 2 jam) mungkin akan membuat penonton bosan.

Trailer:

Tetapi secara keseluruhan film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton bersama keluarga. Dan selama menonton film ini, mungkin anda bisa berkaca seberapa dekat hubungan anda bersama ayah dan keluarga yang anda cintai. Dan jangan merasa aneh ketika anda bisa menangis dan tertawa di saat yang berdekatan. Selamat menonton dan happy weekend!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun