Mohon tunggu...
Safri Barung
Safri Barung Mohon Tunggu... Guru di SMP NEGERI 3 NDOSO. Guru Penggerak Angkatan 7

Menyanyi, Memasak, Cari Kayu Ap. dll

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Farli Anak Istimewa

30 September 2025   23:44 Diperbarui: 30 September 2025   22:45 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dunia Tanpa Kata yang Muram

Farli tidak suka buku. Atau lebih tepatnya, buku tidak suka padanya. Setiap kali ia mencoba membaca, huruf-huruf itu terasa seperti pasukan semut yang berlarian, membentuk formasi yang tidak pernah sama. Di kelas, saat teman-temannya lancar membaca dongeng, Farli akan merunduk, berpura-pura mengikat tali sepatu atau mencari pensil yang hilang.

Ia tahu ia sedikit berbeda. Guru kelasnya, Bu Yulia, sudah sering memberikan perhatian ekstra, tapi Farli tetap saja harus berusaha keras untuk mengeja satu kata saja.

Namun, satu hal yang tidak pernah terpengaruh oleh kerumitan huruf itu adalah kebahagiaan Farli.

Farli percaya, dunia tidak hanya terbuat dari kata-kata yang dicetak. Dunia terbuat dari bunyi, warna, dan rasa. Dan dalam hal itu, Farli adalah seorang profesor.

Pelajaran Bahasa Burung Pipit

Saat pelajaran membaca berlangsung, Farli akan duduk di dekat jendela. Ia tidak bisa memahami deretan kalimat di buku, tapi ia sangat memahami percakapan burung pipit di dahan pohon mangga.

Suatu pagi, seekor burung pipit hinggap di jendela. Farli mengamati gerak-geriknya.

"Dia sedang marah," bisik Farli pada bangku kosong di sebelahnya.

"Kenapa dia marah, Farli?" tanya Andini, teman sebangkunya yang sedang membaca Kisah Si Kancil.

"Lihat," kata Farli, menunjuk pipit itu. "Ekornya bergerak cepat, dan nadanya cicit-nya pendek-pendek. Itu artinya ia sedang berebut remah roti dengan temannya yang nakal di atap sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun