Malang, 12 Oktober 2025_Suasana penuh khidmat dan kehangatan terasa di Asrama Mahasiswa Aceh Putri Pocut Baren, Malang, saat mahasiswa dan masyarakat Aceh yang tinggal di Malang berkumpul untuk memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1447 H / 2025 M. Acara tahunan ini menjadi simbol kebersamaan dan wadah pelestarian budaya Aceh di tengah kehidupan perantauan.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.30 pagi ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, shalawat, serta sambutan dari berbagai tokoh seperti Ketua Keluarga Tanah Rencong (KTR) Malang Raya, PLT Kesbangpol Kota Malang, dan dilanjutkan ceramah oleh Ustaz Hendra Ubay dengan tema “Meraih Cinta Allah dengan Mengikuti Sunnah Rasul-Nya”.
Selain pengajian dan tausiah, acara juga diwarnai momen pemberian santunan kepada anak yatim serta makan bersama dengan hidangan khas Aceh.
Salah satu panitia pelaksana, Raudhatul Jannah, mahasiswa asal Bireuen yang kini menempuh studi S3 Pendidikan Bahasa Arab di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menjelaskan bahwa acara ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
“Koordinasi antarbidang jadi tantangan terbesar. Kalau satu bidang belum siap, yang lain ikut terhambat. Tapi alhamdulillah, dengan kerja sama dan komunikasi yang baik, acara bisa berjalan lancar,” tuturnya.
Raudhatul juga menyebutkan bahwa meskipun masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki, semangat kekeluargaan antar panitia membuat acara tetap berjalan dengan sukses.
“Kami ingin acara Maulid ini terus dilaksanakan setiap tahun dan semakin meriah. Lewat acara seperti ini, kami bisa memperkenalkan budaya Aceh lebih luas, baik dari segi kuliner maupun nilai-nilai kebersamaan,” tambahnya.
Sementara itu, Syifa, mahasiswa Psikologi semester lima UIN Malang yang juga menjadi tamu undangan, mengaku senang bisa hadir di acara tersebut.
“Acara Maulid seperti ini jadi momen langka untuk kumpul dengan sesama orang Aceh di tanah rantau. Rasanya seperti pulang ke rumah, bisa makan makanan khas Aceh, ketemu teman-teman sedaerah, dan masih banyak lagi,” ujarnya dengan antusias.
Ia juga menilai pelaksanaan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Tahun ini lebih teratur, mulai dari penataan tamu sampai menu makanannya. Panitianya juga kompak banget, suasananya terasa akrab dan penuh kekeluargaan,” tambahnya.
Selain menjadi ajang memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, acara ini juga menjadi bentuk nyata rasa syukur dan persaudaraan di antara mahasiswa serta masyarakat Aceh di Malang. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Aceh di perantauan.
“Dimanapun kita berada, semangat kebersamaan dan budaya Aceh jangan sampai hilang,” tutup Raudhatul penuh makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI