Mohon tunggu...
Safaatul Udmah
Safaatul Udmah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya berolahraga khususnya Volly dan menulis lettering.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Halal Itu Masa Depan: Tingkatkan Literasi, Kuasai Pasar Dunia!

23 Januari 2025   12:19 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:27 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda Tahu? 

Literasi halal adalah pemahaman mendalam tentang konsep halal, termasuk proses, bahan, hingga dampaknya terhadap produk dan layanan. Dalam konteks ini, halal tidak hanya merujuk pada aspek keimanan umat Islam, tetapi juga menjadi indikator kualitas, keamanan, dan keberlanjutan. Produk halal kini bukan hanya soal keimanan, tapi simbol kualitas premium dan kepercayaan global. Di tengah perubahan tren pasar, literasi halal adalah senjata rahasia untuk memenangkan hati konsumen yang semakin cerdas. Berikut merupakan aspek halal sebagai simbol premium dan global:

  • Keimanan: Bagi umat Islam, halal adalah bagian dari kewajiban agama. Setiap produk yang dikonsumsi harus memenuhi syariat Islam.
  • Simbol Kualitas: Halal kini melampaui batas agama, menjadi simbol produk premium. Konsumen non-Muslim juga menganggap halal sebagai standar kebersihan dan keamanan.
  • Kepercayaan Global: Produk halal semakin menjadi pilihan karena memberikan rasa aman dan kepercayaan pada konsumen global yang semakin sadar akan kesehatan dan lingkungan.

Kenapa Literasi Halal Penting? Karena halal itu lebih dari sekadar label! Halal adalah standar emas untuk: 

1. Proses Bersih & Transparan

Produk halal menuntut setiap tahapan produksi hingga distribusi dilakukan dengan standar kebersihan, integritas, dan transparansi yang ketat. Hal ini mencakup:

  • Standar Kebersihan: Seluruh proses produksi harus memenuhi prinsip kebersihan, dari pengolahan bahan mentah, peralatan yang digunakan, hingga pengemasan produk. Misalnya, dalam industri makanan, peralatan harus bebas dari kontaminasi bahan non-halal seperti babi atau alkohol.
  • Sistem Transparansi: Transparansi dalam pelabelan, sertifikasi, dan sumber bahan baku menjadi hal penting untuk membangun kepercayaan konsumen. Konsumen ingin memastikan bahwa produk halal tidak hanya klaim semata, tetapi dapat diverifikasi melalui audit dan sertifikasi resmi.
  • Keamanan Proses Produksi: Setiap tahapan harus bebas dari campuran bahan yang dilarang (haram) dan memperhatikan kualitas, seperti penghindaran bahan kimia berbahaya.

Produk yang diproses dengan cara bersih dan transparan tidak hanya memenuhi syarat kehalalan, tetapi juga memberikan jaminan tambahan kepada konsumen bahwa produk tersebut aman dan layak dikonsumsi.

2. Bahan Aman & Berkualitas

Salah satu prinsip utama dalam produk halal adalah bahan baku yang digunakan harus aman, berkualitas tinggi, dan sesuai dengan standar syariat. Penjelasan lebih detail:

  • Keamanan Bahan Baku: Bahan yang digunakan dalam produk halal tidak boleh mengandung unsur haram, seperti alkohol atau babi, serta tidak boleh mengandung bahan berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Contohnya, dalam obat-obatan, gelatin yang digunakan sebagai kapsul sering diganti dengan gelatin nabati atau hewani halal.
  • Kualitas Tinggi: Produk halal juga memiliki korelasi dengan standar bahan baku berkualitas. Hal ini karena proses verifikasi halal biasanya mencakup pengujian terhadap kualitas bahan yang digunakan.
  • Pelacakan Bahan: Bahan yang digunakan dalam produk halal biasanya dapat dilacak asal-usulnya untuk memastikan tidak ada kontaminasi dengan bahan yang tidak sesuai.

Konsumen tidak hanya merasa yakin bahwa produk halal aman, tetapi juga memahami bahwa produk tersebut mengutamakan kualitas dan keamanan.

3. Keberlanjutan & Ramah Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun