Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Para Penyair dan Penulis Keturunan Tionghoa dari Purwokerto

10 Januari 2021   16:46 Diperbarui: 10 Januari 2021   16:49 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau Swan Lian penulis paling tua, Frans Kowa yang termuda. Terpengaruh tetangganya,  Yap Ban Jun di Toko Buku Kurnia di timur pintu kereta, Frans Kowa tinggal di toko sembako barat pintu depan Pasar Pon.

Mengadu nasib di Jakarta dan terdampar di majalah remaja Hai. Reportasenya yang menggemparkan adalah tulisan pengalamannya keliling Jakarta dengan naik sepeda. Lalu kerja di Litbang Kompas, menjadi penerjemah dan editor beberapa buku.

Itulah "Empat Sekawan" penulis keturunan Tionghoa dari Purwokerto. Oey Swan Lian, Liong Njuk Hie, Yap Ban Jun dan Frans Kowa. Hanya Ahi yang tidak merantau, betah tinggal di   Purwokerto sampai dipanggil Bapa terlebih dahulu. Mamun karya-karya tulisan terbang kemana-mana untuk dibaca orang. Selamat jalan Mas Ahi semoga diterima di sisi Bapa. Amin, RIP.

*Diolah dari berbagai sumber

foto : kenangan.com
foto : kenangan.com

wisnuwidiarta.com
wisnuwidiarta.com
foto : cendananews.com
foto : cendananews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun