Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... -

Saeran Samsidi alias Pak Banjir wong Banyumas sing coag, cablaka tur semblothongan!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Banjir Cerita Jenaka Banyumas Nyaris Hilang Tak Dikenal

18 Januari 2018   15:54 Diperbarui: 18 Januari 2018   16:01 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, saya tetap berpegang pada pendapat  James Dananjaya  pakar folkslore Indonesia. Pak Banjir termasuk dalam cerita jenaka Banyumas. Di berbagai pelosok tanah air banyak terdapat cerita jenaka. Yang paling terkenal adalah si Kabayan, dari tanah Pasundan yang sudah menasional berkat Kang Ibing dan Didi Petet yang memerankan si Kabayan da- lam film. 

Di Sumatra Barat, pada sastra klasik Melayu, kita kenal Lebai Malang, Pak Pandir, Pak Kaduk, si Luncai dan Hikayat Meudehuak dari Aceh. Di mancanegara yang kita kenal adalah Don Qisot dari Spanyol dan Baron Mounchesen dari Jerman, Nasruddin Hoja (Turki) Mat Jenin (Hindu) dan paling populer di Indonesia Abu Nawas (Parsi)

Kembali ke Pak Banjir, nama Pak Banjir pernah  dijadikan nama tokoh saya dalam kolom di harian lokal Radar Banyumas. Juga  menjadi nama diri ketika   saya menjadi penyiar radio swasta serta nama samaran ketika saya menulis untuk Kompasiana. Pokoknya segala cara saya lakukan untuk memperkenalkan dan memopulerkan Pak Banjir, dua kali saya pentaskan diatas panggung kesenian dalam bentuk teater tradsional termasuk sudah saya jadikan skenario film, tinggal dieksekusi.

Jadi intinya, Pak Banjir  yang karakternya sama dengan si Kabayan kok tidak kunjung dikenal oleh masyarakat luas. Ironisnya warga Banyumas justru kurang mengetahuinya. Oleh karena itu saya sangat antusias untuk meracik Pak Banjir. Dengan mengacu pada sinopsis asli  saya ciptakan nama-nama tokoh pembantu hasil imajinasi saya. Secara khusus saya ramu dengan penggunaan bahasa lokal yaitu bahasa Banyumas, sebagai ciri saya sebagai wong Banyumas yang menggunakan bahasa ngapak. Untuk pembaca di luar kultur Banyumas, saya sediakan leksikon atau kamusnya.

Untuk lebih menyebarluaskan cerita jenaka Pak Banjir untuk diketahui khalayak ramai, khususnya masyarakat Banyumas Wong Penginyongan di mana pun berada, maka setelah artikel ini ditayangkan, saya susul dengan mengunggah cerita jenaka Pak Banjir dari Banyumas (James Dananjaya) dalam seri yang terbagi dalam enam episoda. Ben wong Banyumas ngerti ana cerita jenaka Pak Banjir, aja nganti kalah karo Si Kabayan neng Tanah Pasundan. Semoga Anda tertarik dan selamat membaca.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun