Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hilirisasi Sektor Pertanian dan Kenyataan Lapang

20 Juni 2017   16:00 Diperbarui: 22 Juni 2017   15:20 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: floraviva.it

Jika sektor pertaniannya tumbuh dengan baik, maka suplai bahan baku tidak menjadi masalah yang pada akhirnya, negara ini tidak bergantung pada impor. Indonesia itu sebenarnya sangat potensial industri hilirnya dan bisa menghasilkan competitiveness mutlak asal dikelola dengan benar dan baik. Adapun tantangan yang dihadapi industri hilir yang tangguh saat ini tidak terlepas dari persoalan infrastruktur sebagai kendala utamanya. secara umum infrastruktur di daerah, menurutnya belumlah memadai. 

Padahal sumber daya alam Indonesia ada di daerah. Selain itu, tantangan lainnya adalah ketersediaan lahan yang makin berkurang dan juga kepastian regulasi yang belum tegsa dan tegas. Tidak hanya sebatas program, namun diperlukan  langkah konkrit. Bila industri hilirnya kuat, maka dampaknya akan mampu menciptakan industri yang tidak mudah rentan terhadap krisis ekonomi dunia.

Ini merupakan upaya serius dan kerja besar, dibutuhkan keteribatan dan keinginan banyak pihak tidak hanya pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah dengan melibatkan dan mengoptimalkan stake holder baik dari aspek teknis dan non teknis. Untuk saat ini dan dimasa mendatang sektor pertanian masih dihadapkan pada masalah revitalisasi sektor hulu, untuk mampu eksis di sektor hilir memerlukan langkah yang tepat dan kongkrit dlam pemecahan masalah di sektor hulu, seperti pemetaan dan status baku lahan-lahan potensial pertanian (optimal dan sub optimal), penguasaan teknologi, mekanisasi pertanian, revitalisasi rantai pasar, akses input-input produksi dan belum optimalnya nilai tambah petani serta kienerja kelembagaan petani.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun