Mohon tunggu...
Politik

Mahasiswa dan Politik

26 Februari 2018   02:05 Diperbarui: 26 Februari 2018   02:30 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa dan Politik

Kendari (Sultra)- Siapa yang tidak pernah mendengar istilah "Politik". Semua pasti tidak asing mendengar istilah itu. Bahkan istilah itu sudah menjadi konsumsi sehari-hari buat kita. Kehadirannya yang tidak pernah luput dari pemberitaan diberbagai media baik Televisi, cetak, Online, elektronik, dll. Menjadi alasan setiap orang tak pernah luput membicarakannya dalam sedetik.

Namun, dalam hemat saya 99 persen orang akan berpandangan negatif mengenai politik itu, bahkan menganggap Politik itu kotor, menjijikan, jorok, membosankan dan semua yang jelek-jelek itu adalah politik.

Konotasi bahwa "Politik" kotor, jijik, dan apalah itu. Merupakan asumsi dari sebagian profesi dan pekerja masyarakat Indonesia saat ini. Profesi apakah itu baik, mereka yang  memiliki pendidikan yang tinggi sampai mereka yang tidak pernah mengenyam dunia pendidikan.

Keadaan asumsi itu tidak bisa pula sepenuhnya kita salahkan, tidak bisa pula kita nafikkan. Bagaimana tidak, semua aktivitas politik yang kita lihat dan rasakan sekarang ini memang menunjukan politik itu jahat, kejam, anarkis dan lain sebagainya.

Lantas, kita sebagai insan intelektual yang mengenyam pendidikan diperguruan tinggi, terlebih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP). lebih khusus lagi Mahasiswa dari Jurusan Ilmu Politik. apa yang harus kita lakukan dengan keadaan politik yang tak sesuai fitrahnya itu?

Sudah menjadi tugas, serta tanggung jawab kita sebagai Mahasiswa, untuk menghilangkan mindset berfikir sebagian orang yang menganggap bahwa "Politik" itu kotor seperti penjelasan di atas. Pasalnya sejak pertama kali menginjakkan kaki didunia kampus, kita telah diikat dengan yang namanya Tridharma Perguruan Tinggi.

Apakah Tridharma Perguruan Tinggi itu? Kata awalnya saja sudah menunjukkan tiga kewajiban kita sebagai mahasiswa. Lalu apakah tiga kewajiban itu? Terlalu panjang untuk dijelaskan. Sebaiknya kita langsung mengambil poin yang paling intim dari ketiganya itu. Oke? Lanjut...

Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satu poinnya adalah, Pengabdian Kepada Masyarakat, adalah poin yang harus kita  realisasikan. Tidak hanya itu, penting pula untuk diteruskan dalam setiap gerak dan tingkah laku kita sebagai Mahasiswa di tengah-tengah masyarakat, dan sebagai warga negara terhadap bangsanya.

Maka, Mahasiswa Ilmu Politik  wajib untuk menyebar luaskan, bahwa politik itu tidak sejorok yang dikatakan oleh sebagian kalangan masyarakat, serta tidak sekejam yang kita bayangkan.

Sejatinya, yang membuat politik itu kotor, kejam, anarkis, jahat adalah orang-orang kotor yang memang mempunyai niat mengotori wajah perpolitikkan itu sendiri. Sehingga masyarakat sebagai penonton tertanam stigma yang buruk terhadap istilah Politik.

Sesungguhnya, jika kita mengilhami lebih mendalam arti politik itu, nampak Politik akan menjadi obat terhadap penyakit kemanusiaan. Bagaimana tidak Politik sungguh mempunyai makna yang indah, yaitu bagaimana kita memanusiakan manusia sebagai objek dari Politik bukan menjelmakan manusia menjadi singa yang sedang mencari mangsa.

Sebagai Mahasiswa yang katanya, Tulang punggung Negri ini, mahasiswa yang katanya kritis, yang katanya idealis, yang katanya skeptis, dalam artian tidak pernah langsung menelan informasi secara mentah-mentah, tidak mudah percaya hasutan orang, sebagai pembaharu, sebagai pengontrol, sebagai kelompok penekan dan banyak lagi istilah untuk Mahasiswa.

Sungguh komplit Mahasiswa itu, begitu spesialnya kah Mahasiswa sampai harus mendapatkan gelar itu?

Iyaaa! Mahasiswa itu memang spesial. Namun dewasa ini sebagian Mahasiswa tidak lagi seperti itu, Mahasiswa sekarang cenderung pragmatis, anarkis, kritis tak berdasar, menelan informasi bak menelan racun, kelompok penekan hanya untuk beberapa kalangan yang menguntungkan, dan cara-cara preman sering kali digunakan sebagai alat.

Kenapa kita harus membahas masalah Mahasiswa itu, tidak lain dan tidak bukan, hanya untuk menyampaikan sebagian Mahasiswa sekarang ini juga sudah terjebak ke dalam jurang Politik yang kotor, secara otomatis pula Mahasiswa seperti itu juga merupakan Oknum atau orang-orang kotor yang coba mengotori wajah perpolitikan itu.

Olehnya itu, untuk Mahasiswa yang sekarang masih sadar dengan status dan tanggung jawabnya serta kewajibannya sudah saatnya sekarang kita rubah instrumen lama seperti itu, mulailah untuk mencari inspirasi agar mencontohkan gaya berpolitik yang santun, damai, sejuk, dan harmonis.

Ketika cara-cara yang indah itu belum kita jalankan. Maka, sampai sekarang status mahasiswa yang tertulis ditiap biodata kita. Bukan menjadi suatu kebanggan yang harus kita dapatkan. Melainkan lebih tepat kita dikatakan sebagai preman dalam "Ranah Politik"

Dan bagi Mahasiswa yang sudah mencoba merealisasikan gaya indah seperti itu, kini memiliki dua tugas tambahan yakni "Rubahlah Kampus Dan Teman Mahasiswa mu Serta Rubahlah Mindset Masyarakat Bahwa Politik Itu Kotor"

*BERSAMBUNG*

Penulis: Ahmad Sadikin, Mahasiswa Prodi Ilmu Politik UHO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun