Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Ineffective Policy", Narasi Sebuah Kebijakan (Seri II)

14 Mei 2021   10:25 Diperbarui: 14 Mei 2021   10:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah narasi keberpihakan kebijakan pemerintah tepatnya menjadi sukses ketika disatukan dengan visi masyarakat Indonesia, mewujudkan cita-cita bersama, menargetkan kebijakan ini harus sukses, terwujud menjadi tujuan Negara yang idel yang dikerjakan secara bersama jadi negara tidak hanya bekerja sendiri.

Kalau tidak begitu, bagaimana visi kesehatan negara bisa teruwujud, cita-cita kita beracu pada setiap regulasi yang keluarkan tidak bisa terukur. Mengapa konsep dari strategi kesehatan Indonesia tidak menggunakan konsep gotong royong? Apakah ini konsep yang kuno? Atau tidak perlu menggunakan konsep klasik seperti itu?

Jalan terakhir menurut hemat saya, kesehatan Negara Indonesia baru bisa diatasi ketika konsep kesehatan Indonesia dari penanganan, penaggulangan, dan sederetan strategi lainnya menggunakan asas Gorony Royong untuk mewujudkan kesehatan nasional, kesehatan Negara Indonesia. Sejauh ini, melihat strategi dan sejumlah kebijakan yang kelaur secara resmi dari pemerintah sifatnya terlalu lemah. Sifatnya dadakan, reaktif, sementara dan sederatan narasi lainnya. Ketika ada kasus baru ada regulasi, ada kejadian baru ada kebijakan jadi selalu begitu berulangkali

Keterlambatan negara menganalisa realitas yang belum terjadi dan menyiapkan metode ampuh untuk menangani ketika terjadi suatu masalah kemudian hari. Negara kita, pemerintah kita ini membutuhkan pisau analisis yang benar-benar tajam untuk dapat membedah sejumlah masalah yang masih tersirat dalam aktivitas negara ini. Kalau tidak begitu, selamanya negara kita tetap (keblinger) meminjam bahasa sang Proklamator Bung Karno.

Terakhir, tiga tahun pandemi covid-19 adalah peringatan kepada negara kita. Negara sebagaimana saya sampaikan diatas. Negara, dan pemerintah dari sektor yang paling kecil harus menyatukan visi untuk kesehatan negara. Kedua, negara semenjak covid-19 ini harus benar-benar punya pisau analisis yang lebih tajam untuk membedah semua problem baik yang belum dan yang sudah terjadi. Ketiga, kesehatan adalah hal penting, untuk membutuhkan tenaga kesehatan (SDM) di indonesia harus menempuh biaya pendidikan yang mahal. Begitulah, realitas kini kita rasakan, bahwa tenaga medis yang kurang optimal, tidak potensial karena biaya jadi dokter dan tenaga medis lainnya di negara ini sangat mahal membuat kita harus menerima pil pahit kehilangan sudah hampir kurang lebih 34-35 ribu jiwa.

Terimaksih,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun