Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran Kali Ini Tidak Pulang, Mama Sudah Baca Surat di Hatiku

9 Mei 2021   22:47 Diperbarui: 9 Mei 2021   23:08 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ; tribunnews.com

Mama,

Jangan menangis ya, aku harap mama jangan sedih setelah membaca surat yang aku tulis dalam hatiku untuk kabarkan tidak bisa lebaran bersama Mama dan Abah tahun ini. Aku minta maaf sebesar-besarnya atas ketidak hadiran aku memenuhi rindu yang berpuluh tahun kalian tangguhkan, kalian simpat rapat-rapat dalam binar mata yang tua itu.

Disini seperti biasa, lebaran juga ke masjid tetapi pandemi ini membuat lebaran aku harus dirumah. Aku harus bagaimana, rasanya seperti benar-benar tertekan ketika lantunan takbir itu bergemah di langit kota perantauan. Aku ingin pulang, tapi aku harus bagaimana Ma. Sudah aku bilang, aku sangat rindu mama dan abah, tapi aku harus bagaimana? Maafkan anakmu ini !

Mama,

Simpan rapat-rapat rindumu, aku berharap setelah membaca surat yang aku tulis dengan penuh rasa cinta, rasa rindu ingin pulang, aku harap mama harus bisa menerimanya. Bacalah Ma, baca berulang kali Ma. Aku tulis surat dan tidak sempat kukirim, aku menyimpannya dikalbu. Aku rasa Mama bisa membacanya dengan baik, aku ada hatimu Ma.

Jika ketidak hadiran anakmu ini ditengah hari bahagia Idul Fitri membuatmu sedih hati, maafkanlah aku Ma. Maafkanlah salah dan dosa anakmu, doa ini adalah doa yang sama. Doa merangkul kalian yang renta, wajah dan mata yang berbinar ketika satu dari kami tidak lebaran bersama kalian berdua.


Berkumpul bersama sanak famili adalah kenginan besar mama dan abah, aku mengerti dan sangat paham setelah membaca isyarat yang ada di panngilan terakhir telephone mu di pertengahan ramadhan. Aku harus bagaimana, lebaran kali ini aku benar-benar risau. Mama dan abah memaklumi jauhnya di dekat sebang menempuh jarak yang jauh ke ufuk timur, jarak ini luka Ma, benar-benar luka. Tapi aku harus bagaimana?

Berbahagialah, beberapa diantara kami yang bisa berlebaran dirumah, kehadiran mereka adalah kehadiran aku juga meskipun aku tahu kalau itu berbeda suasana ketika aku ada di tengah-tengah kalian.

Ma,

Sejak 15 tahun silam, aku melangkah dari rumah membawa s'mua harap dan cita-citamu. Lebaran tahun ini kalian harus baik-baik saja, aku disini juga sama. Aku tahu, rasa ingin lebaran bersama terpendam dalam rindu yang membeku di hati Mama dan Abah selama bertahun-tahun, tapi aku harus bagaimana. Maafkanlah aku, anakmu.

Di kampung, di desa kita sewaktu aku masih kecil. Kami sangat suka dengan pawai obor sambut Puasa ramadhan dan Malam Ela-ela. Keceriaan itu, membuat aku sangat rindu. Kalian ajarkan untuk lebaran dirumah Papa Tua, rumah bibi, rumah nenek. Semua itu kenangan yang menguatkan aku ketika lebaran di perantauan. Ma, disini tidak bisa kumpul-kumpul, tidak bisa lebaran di masjid, tidak bisa ngobrol meskipun sesama keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun