Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Linimasa "Analogi Hidup"

21 November 2017   10:59 Diperbarui: 21 November 2017   11:05 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu sepuluh linimasa yang dianalogikan seperti hidup kita saat ini. Survive pada prinsipnya tetapi juga dengan hak milik kita karena derajat manusia di bumi adalah setara. 

Berikut linimasa lain, tetapi masih digunakan untuk analogi hidup kita. 

Pertama, Kuasa Hukum: Setya Novanto Masih Agak Linglung. Seperti aku sebutkan diatas tadi, logika dalam linimasa ini adalah setelah kepanikan terjadi, blunder, kacau dalam berpikir maka terjadilah linglung. 

Rada-rada romantik kalau di bilang hidup kita linglung karena tidak bisa bicara sama pacar,  guru,  dosen, teman, atasan atau siapa saja. Linglung itu sifat paling tidak konsisten. Bilang ya atau tidak saja membutuhkan tiga abad. Susahnya minta ampun. 

Kedua, Ujaran Kebencian di Media Sosial Jadi Indikator Baru Kerawanan Pemilu. Linimasa ini kita ambil sebagai analogi hidup kita sedang dalam kebencian besar terhadap sesuatu, orang atau apapun. 

Dengan ketidakmapuan dan ketidaksadaran diri, membenci adalah membuat diri kita melangkah ketitik rawan kecelakaan. Artinya sesuatu yang tidak kita inginkan akan sangat dekat dengan sifat kita yang membenci (Benci) itu. Maka, kehidupan kita ada dititik paling atas kerawanan gagal dan kalah. 

Ketiga. Selasa Besok, Golkar Akan Tarik Setya Novanto dari Posisi Ketua DPR RI. Lini masa ini, logika yang kita pakai adalah mosi ketidakpercayaan terhadap kita. Bisa jadi mosi ketidak percayaan datang dari keluarga, teman, sahabat atau atasan. 

Pada titik kita berada diposisi seperti itu. Kesadaran diri kita akan tampil paling depan dan ngobrol soal kehati-hatian dalam mengambil keputusan atau membuat suatu tindakan. Apalagi tindakan itu merugikan banyak orang. 

Keempat, Para Politisi Senayan "Goyang" Kursi Seyta Novanto. Logika yang kita pakai adalah masih soal kepercayaan. Teman dekat, saudara dan atasan kita bisa jadi adalah musuh dalam selimut. 

Orang dekat dan orang yang kita kenal, suatu saat akan membuat kita panik dan terpukul kalau kita tidak hati-hati terhadap mereka. Prinsipnya adalah percaya bahwa hidup ini kepastiannya ada ditangan Tuhan. 

Kelima, Rapat dengan Komisi II, Bawaslu Segera Selesaikan Enam Peraturan. Kita pakai linimasa ini untuk melogikakan soal nilai, etika, norma dan hal terkait suatu adab. Dalam kehidupan kita ada pegangan hidup, dan panduan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun