Fenomena Burnout pada pelajar dan karyawan bukanlah sebuah hal yang asing di masa sekarang. Burnout dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, khususnya di tempat kerja. Jenis gangguan secara psikis ini seringkali dianggap remeh dan tidak mendapatkan penanganan secara langsung yang dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar kepada yang mengalami di kedepannya. Burnout juga dapat menjadi penyebab budaya-budaya gila kerja yang semakin populer di kalangan anak muda.
Maraknya fenomena Hustle Culture atau budaya workaholic dalam dunia pekerjaan maupun dunia pendidikan mengakibatkan stres berkepanjangan pada karyawan dan pelajar. Keduanya sama-sama dituntut untuk memenuhi standar yang kemudian menyebabkan persaingan antara sesama individu di tempat bekerja maupun tempat belajar. Persaingan ini yang kemudian membuat banyak karyawan maupun pelajar yang terobsesi untuk saling berlomba untuk mendapatkan achievement yang kemudian dapat dilihat ataupun diakui oleh orang lain.
Dengan seiring berkembangnya media sosial, tren tersebut semakin meluas dan banyak individu yang mulai mengikuti dan menerapkan gaya hidup yang berbasiskan pekerjaan mereka. Dikutip dari (Sindo News), tren ini dimaknai sebagai suatu keadaan bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan hingga akhirnya menjadi gaya hidup. Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa hal tersebut terjadi di kalangan generasi milenial karena mereka memiliki role model yang terlalu tinggi dan tidak mengukur pada kemampuan.
Hal-hal tersebut yang kemudian menyebabkan para pelajar dan karyawan mengalami burnout. Tren tersebut tidak hanya membahayakan kesehatan fisik para pelajar dan karyawan namun juga membahayakan kesehatan mental mereka. Dilansir dari (World Health Organization) Burnout merupakan suatu kondisi akibat dari stres akut di tempat kerja yang sulit dikelola. Burnout dapat ditandai dengan tiga gejala:
1. Adanya perasaan kelelahan dan kehabisan energi secara fisik dan mental yang mendalam,
2. Perasaan menarik diri secara mental dalam pekerjaan,
3. Penurunan performa pada pekerjaan
Kelelahan yang dialami saat burnout diakibatkan oleh ekspektasi dan kenyataan karyawan dan pelajar tidak sesuai dengan yang dibayangkan. Hal ini menimbulkan perasaan tertekan dan stres akut yang kemudian memengaruhi kesehatan fisik. Sebab itu, Burnout syndrome perlu ditanggulangi secara langsung.
Bentuk-bentuk penanggulangan Burnout Syndrome adalah yaitu dapat dengan melakukan:
1. Sangat penting bagi yang mengalami burnout untuk melatih pengelolaan stres. Pertahankan pikiran positif. Hal tersebut memang bukan hal yang mudah namun diperlukan agar kondisi burnout tidak semakin parah,
2. Memakan makanan sehat. Hal ini dapat membuat pencernaan menjadi semakin sehat sehingga dapat tidur dengan teratur dan badan menjadi lebih berenergi,