Mohon tunggu...
Sadam Syarif
Sadam Syarif Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis jalanan

Suka ngopi

Selanjutnya

Tutup

Money

Insentif dan Inisiatif Bisnis Milenial

20 Januari 2020   13:52 Diperbarui: 20 Januari 2020   14:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dengan potensi SDA dan pasar yang besar seperti Indonesia, milenial seharusnya mampu mengeksplorasi dan mengkonversinya menjadi komoditas dengan nilai jual maksimal. Sektor rill seperti Pertanian, Perdagangan, dan Industri Pengolahan merupakan tiga lapangan usaha yang menjadi konsentrasi penyerapan angkatan kerja Indonesia, baik generasi milenial, generasi X, maupun generasi Baby Boom+Veteran.

Milenial harus diarahkan secara proporsional dan serius oleh pemerintah untuk menjadi pelaku bisnis. Bukan sekedar menjadi buruh dan tenaga kerja di sektor-sektor formal dan informal yang tidak sesuai dengan karakter milenial yang serba dinamis. Inisiatif modal dan penyediaan pasar yang stabil dan luas sepertinya efektif untuk dijadikan strategi pembangunan ekonomi Nasional berbasis milenial.

Perkembangan kelompok Generasi milenial yang menjadi wirausaha (yakni yang berstatus berusaha sendiri) dalam 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Generasi milenial yang menjadi wirausaha meningkat dari 21,57 persen pada tahun
2015 naik menjadi sebanyak 24,33 persen pada 2017. Sementara itu, generasi milenial yang bekerja dengan status sebagai buruh/karyawan/ pegawai meningkat dari 51,73 persen pada 2015 menjadi 52,70 persen pada tahun 2017, meskipun sempat menurun pada tahun 2016.

Masih cukup kecil persentase generasi milenial yang bekerja memilih menjadi wirausaha bila dibandingkan generasi-generasi sebelumnya, mengindikasikan bahwa minat untuk berwirausaha bagi generasi milenial masih kurang. Hal ini kemungkinan besar disebabkan generasi milenial masih kurang pengalaman.

Selain itu, faktor takut gagal karena harus menanggung resiko mungkin menjadi faktor lain dari rendahnya minat generasi milenial berwirausaha. Meskipun, sesungguhnya tidak demikian permasalahannya. Karena seperti karakter nenek moyangnya, Milenial Indonesia aslinya adalah petarung hebat dan pelaut ulung.

Kondisi masih kurang berminatnya generasi milenial untuk berwirusaha menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk dapat menggairahkan minat kaum muda untuk mau berwirausaha. Skemanya? Sekali lagi kami usulkan jalan mengintegrasikan skill milenial, akses modal dan pangsa pasar berbasis kemitraan. Instrumennya adalah digitalisasi industri 4.0.

Pemerintah melalui instrumen fiskal Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang nilainya mencapai 14 triliun rupiah setiap tahunnya perlu dialokasikan khusus untuk star up milenial dengan skema pembiayaan yang zero interest (0%) dan zero tax hingga establish. Tentu dengan proses pendampingan laporan keuangan yang intensif dan akuntabel.

Terus!
Skill dan core competence milenial perlu diupgrade sesuai passion. Bisa secara individu dan berkelompok. Longgarkan proses verifikasi dan perizinan yang tidak perlu.

Dan terakhir, yang menjadi orientasi bisnis milenial adalah tentang pasar. Pasar yang stabil dan luas. Unit bisnis milenial mesti berorientasi pasar. Pasar tentu memiliki banyak jenis, segmen, dan target. Targetnya bisa pasar ekspor atau pasar dalam negeri. Dan segmennya bisa pada perusahaan besar sebagai pemasok bahan baku setengah jadi. Bisa juga langsung memasok produk siap pakai ke pasar lokal dan ekspor.

Lalu bagaimana dengan skema bisnis yang berbasis kemitraannya? Skema kemitraan ini akan menjadikan proses bisnis milenial terasa efektif dan efisien. Dengan Memanfaatkan digitalisasi industri 4.0 hari, skema bisnis ini akan semakin terintegrasi dan berjejaring secara safety. Pelaku bisnis Milenial harus turut aktif berinvestasi pada saham, sukuk dan obligasi yang liquid dan aman. Sehingga instrumen keuangan ini bisa digunakan sebagai tabungan sekaligus penjamin ketika ingin mendapatkan tambahan suntikan modal untuk memgembangkan bisnisnya.

Sebagai Penutup, mari kita renungkan secuil sajak berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun