Dinamika pemikiran maupun interaksi sosial di kalangan Resimen Mahasiswa (Menwa) Indonesia akan semakin semarak setelah Menwa Mahawarman Batalyon II Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung berdasarkan SK Rektor Unpad, Prof Dr (Med) Tri Hanggono Achmad, dr., mengesahkan pemakaian kembali emblem burung yang satu cakarnya mencengkram Pena (simbol ilmu pengetahuan) dan cakar lainnya mencengkram Senapan (simbol ketangkasan keprajuritan).
Saat ini di percaturan Menwa secara nasional ada tiga jenis emblem yang disematkan di baret ungu mereka; yakni segilima Hankam (mengacu pada SKB 3 Menteri tahun 1978 dimana pembinaan ketangkasan prajurit Menwa secara formal ditangani oleh ABRI), gajah dengan pena dan senapan (mengacu pada simbol TRIP), dan burung yang familiar dengan sebutan ‘Ekek’ di kalangan Menwa Mahawarman merupakan stilisasi bentuk Garuda yang kini digunakan oleh anggota Menwa Yon II Unpad beserta Korps Alumni-nya.
Pada gelar pasukan untuk memperingati 52 tahun berdirinya Menwa Yon II Unpad pada Minggu (13/11) lalu di Kampus Unpad Jatinangor, Rektor Unpad pun meresmikan secara simbolis penggunaan lambang segilima kuning dengan tulisan angka dua Romawi (II) di lengan kanan seragam anggota organik Menwa Unpad. Angka tersebut melambangkan kesatuan (Batalyon II Unpad) dan warna kuning adalah simbol almamater (Universitas Padjadjaran Bandung). Hal itu untuk mengakomodir SKB Menhan, Mendiknas, Mendagri, dan Otonomi Daerah No KB/14/2000, 6/U/KB/2000, 39A tahun 2000 yang menggariskan pembinaan Menwa di setiap perguruan tinggi menjadi tanggung jawab Rektor-nya masing-masing.
Kebijakan tersebut bisa jadi akan menuai pro dan kontra dari kalangan Menwa di luar Yon II Unpad, namun hal tersebut seyogyanya dijadikan sebagai bahan diskusi dengan pikiran terbuka dan dikemukakan secara santun-cerdas layaknya para cendekia berbagi wacana mengingat Menwa merupakan wadah pendidikan patriotisme-nasionalisme yang berbasis di kampus-kampus perguruan tinggi lintas disiplin ilmu. Perbedaan emblem adalah isu internal satuan masing-masing dan selama BARET yang digunakan sama-sama berwarna UNGU, maka semua anggota Menwa lintas satuan lintas resimen adalah BERSAUDARA.
Pada kesempatan terpisah, Joni P Soebandono yang merupakan anggota senior dari Kompi A/Yon II Unpad (Diklatsar tahun 1964,-pen.) menyatakan bahwa kebijakan Rektor tentang pemakaian simbol burung di baret ungu merupakan sebuah langkah awal untuk kembali pada filosofi awal berdirinya lembaga Menwa di Indonesia, yakni Widya Castrena Dharma Siddha,yang bermakna menyempurnakan tugas kehidupan (termasuk dalam berbangsa dan bernegara,-pen.) dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
Ilmu kemiliteran yang diperoleh dari diklatsar kemiliteran bila disinergikan secara baik dengan ilmu pengetahuan yang secara formal diperoleh dari kelas-kelas perkuliahan tentunya akan memunculkan figur intelektual yang disiplin dan memiliki empati sosial yang tinggi terhadap masyarakat dimana dia tinggal. Memahami dan menjalani prinsip filosofi WCDS maupun PDS secara tepat adalah sebuah tindakan yang harus senantiasa dilakukan secara terus menerus oleh setiap anggota Menwa, bahkan setelah kelak dia menjadi alumni.
Apel peringatan 52 tahun berdirinya Yon II Unpad tersebut selain diikuti oleh Civitas Korps Yon II Unpad lintas kompi, dihadiri juga oleh pejabat sipil/militer setempat, elemen berbagai organisasi kemasyarakatan, perwakilan unit kegiatan mahasiswa (UKM) di lingkungan Unpad, dan satuan-satuan kawan yang terdiri atas delegasi dari Yon I/ITB, Yon IV/Kie E Unpas, Kie BS STKS, dan Yon IV/UIN.