Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revolusi 'Back To Basic' Menwa Batalyon II Unpad

14 November 2016   11:36 Diperbarui: 14 November 2016   11:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali ke emblem dan filosofi awal Menwa Indonesia (dok WS)

Dinamika pemikiran maupun interaksi sosial di kalangan Resimen Mahasiswa (Menwa) Indonesia akan semakin semarak setelah  Menwa Mahawarman Batalyon II Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung berdasarkan SK Rektor Unpad, Prof Dr (Med) Tri Hanggono Achmad, dr.,  mengesahkan pemakaian kembali emblem burung yang  satu cakarnya mencengkram  Pena (simbol  ilmu pengetahuan) dan cakar lainnya mencengkram Senapan  (simbol ketangkasan keprajuritan).

Saat ini di percaturan Menwa secara nasional ada tiga jenis emblem yang disematkan di baret ungu mereka; yakni segilima Hankam (mengacu pada SKB 3 Menteri tahun 1978 dimana pembinaan ketangkasan prajurit Menwa secara formal ditangani oleh ABRI), gajah dengan pena dan senapan (mengacu pada simbol TRIP), dan burung yang familiar dengan sebutan ‘Ekek’ di kalangan Menwa Mahawarman merupakan stilisasi bentuk Garuda yang kini digunakan oleh anggota Menwa Yon II Unpad beserta Korps Alumni-nya.

Pada gelar pasukan untuk memperingati 52 tahun berdirinya Menwa Yon II Unpad  pada Minggu (13/11) lalu di Kampus Unpad Jatinangor, Rektor Unpad pun meresmikan secara simbolis penggunaan lambang segilima kuning dengan tulisan angka dua Romawi (II) di lengan kanan seragam anggota organik Menwa Unpad. Angka tersebut melambangkan kesatuan (Batalyon II Unpad) dan warna kuning adalah simbol almamater (Universitas Padjadjaran Bandung). Hal itu untuk mengakomodir SKB Menhan, Mendiknas, Mendagri, dan Otonomi Daerah No KB/14/2000, 6/U/KB/2000, 39A tahun 2000 yang menggariskan pembinaan Menwa di setiap perguruan tinggi menjadi tanggung jawab Rektor-nya masing-masing.

Kebijakan tersebut bisa jadi akan menuai pro dan kontra dari kalangan Menwa di luar Yon II Unpad, namun  hal tersebut seyogyanya dijadikan sebagai bahan diskusi dengan pikiran terbuka dan dikemukakan secara santun-cerdas layaknya para cendekia berbagi wacana mengingat Menwa merupakan wadah pendidikan patriotisme-nasionalisme yang berbasis di kampus-kampus perguruan tinggi lintas disiplin ilmu. Perbedaan emblem  adalah isu internal satuan masing-masing dan selama BARET  yang digunakan sama-sama berwarna UNGU, maka semua anggota Menwa lintas satuan lintas resimen adalah BERSAUDARA.

Suasana Apel Peringatan 52 Tahun Yon II Unpad
Suasana Apel Peringatan 52 Tahun Yon II Unpad
Tri Hanggono dalam sambutannya selaku Inspektur Upacara maupun dalam momen ramah tamah peresmian Markas Komando (Mako) baru Yon II Unpad di Kampus Jatinangor menekankan perlunya menghilangkan eksklusivitas Menwa dalam melaksanaan pembinaan teritorial kebangsaan baik di dalam maupun di luar kampus,”Rangkul semua elemen kampus yang ada dalam acara-acara Yon II Unpad yang bertema wawasan kebangsaan, tidak harus menjadikan mereka anggota Menwa namun untuk menjalin sinergi karena tantangan ke depan yang dihadapi bangsa ini akan semakin sulit diprediksi dan kita tidak mungkin berjalan sendirian dalam menjawab tantangan tersebut. Butuh kerjasama yang solid dengan segenap elemen bangsa lainnya.”

Pada kesempatan terpisah, Joni P Soebandono yang merupakan anggota senior dari Kompi A/Yon II Unpad  (Diklatsar tahun 1964,-pen.) menyatakan bahwa kebijakan Rektor tentang pemakaian simbol burung di baret ungu merupakan sebuah langkah awal untuk kembali pada filosofi awal berdirinya lembaga Menwa di Indonesia, yakni Widya Castrena Dharma Siddha,yang bermakna menyempurnakan  tugas kehidupan  (termasuk dalam berbangsa dan bernegara,-pen.) dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.

Ilmu kemiliteran yang diperoleh dari diklatsar kemiliteran bila disinergikan secara baik dengan ilmu pengetahuan yang secara formal diperoleh dari kelas-kelas perkuliahan tentunya akan memunculkan figur intelektual yang disiplin dan memiliki empati sosial yang tinggi terhadap masyarakat dimana dia tinggal. Memahami dan menjalani prinsip filosofi WCDS maupun PDS secara tepat adalah sebuah tindakan yang harus senantiasa dilakukan secara terus menerus oleh setiap anggota Menwa, bahkan setelah kelak dia menjadi alumni.

Apel peringatan 52 tahun berdirinya Yon II Unpad tersebut selain diikuti oleh Civitas Korps Yon II Unpad lintas kompi, dihadiri juga oleh pejabat sipil/militer setempat, elemen berbagai organisasi kemasyarakatan, perwakilan unit kegiatan mahasiswa (UKM) di lingkungan Unpad, dan satuan-satuan kawan yang terdiri atas delegasi dari Yon I/ITB, Yon IV/Kie E Unpas, Kie BS STKS, dan Yon IV/UIN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun