Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membohongi Diri Sendiri Versus Pola Hidup Sehat

17 Juni 2020   05:25 Diperbarui: 17 Juni 2020   05:33 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengadopsi gaya hidup sehat memang harus secara bertahap dan pasti (doc.news.harvard.edu, makeupandbeauty.com/ed.Wahyuni)

Urusan menipu diri sendiri ini memang 'dosa' semilyar umat apalagi kalau terkait dengan berupaya mengubah kebiasaan buruk yang bisa dibilang sudah mendarah daging untuk beralih pada gaya hidup yang lebih sehat.

Contohnya, para perokok yang ditekan pasangan atau faktor kesehatan kerap berjanji akan menyudahi pertemanan dengan batang-batang nikotin itu, ibu-ibu pecandu drakor yang betah berjam-jam streaming drakor berjanji untuk rutin berolahraga tigakali seminggu, atau kelompok yang gemar mengkonsumsi minuman-minuman manis bersoda berjanji akan lebih banyak mengkonsumsi air putih setiap hari tapi ... BOHONG.

Jangan kecil hati, apalagi masa pandemi berkepanjangan yang belum jelas kapan usai ini bisa jadi pendorong signifikan untuk mengubah perilaku yang berpotensi mengundang datangnya aneka penyakit. Harvard University sebagaimana dirilis laman Vet Candy memaparkan bahwa membangun kebiasaan sehat memang harus dilakukan secara bertahap dan kemungkinan besar, target tidak akan tercapai saat anda pertama kali mencoba melakukannya.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang disarankan untuk dijalani dalam upaya mengadopsi pola hidup sehat dan bagaimana setiap tahapnya bisa mempengaruhi anda untuk memulai kebiasaan baru.

Prekontemplasi

Pikirkan tahap ini sebagai fase "sebelum". Pada titik ini anda tidak memiliki rencana untuk berubah sama sekali dan mungkin sudah memiliki alasan mengapa tidak bisa melakukannya. Berada dalam lingkup keluarga besar yang terbiasa dengan kelebihan berat badan, jadi buat apa repot-repot ? Atau terlalu banyak pekerjaan sehingga tidak bisa berolahraga? Saat anda sudah berpikir tentang sejumlah alasan kenapa harus bertahan dengan kebiasaan lama, maka sebenarnya tahap pertama perubahan sudah dimulai.

Kontemplasi

Ada banyak peristiwa baru yang muncul dan membuka pikiran anda untuk mengadopsi perubahan gaya hidup. Mungkin anak pertama lahir dan anda mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi pada paru-paru kecilnya bila kebiasaan merokok terus dipertahankan. Atau saat melihat jarum timbangan badan yang terus bergeser ke kanan menyadarkan anda bahwa sesuatu perlu diubah. Meskipun sudah mulai berpikir tentang perubahan, anda mungkin tidak benar-benar melakukannya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian pada tahap ini.

Persiapan

Anda telah memutuskan untuk setidaknya mencoba membuat perubahan dan mulai mempersiapkan diri secara aktif untuk berubah. Mungkin dengan membeli permen karet nikotin sebagai pengganti rokok atau mendaftar ke gym. Mungkin dengan konsultasi ke dokter tentang program penurunan berat badan. Apa pun itu, anda belum benar-benar berubah namun telah menyiapkan jalan untuk mencobanya.

Tindakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun