Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gara-gara Warisan, Putri Mendiang Raja Saudi Dijebloskan ke Penjara Teroris

21 April 2020   18:37 Diperbarui: 21 April 2020   18:36 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri Basmah minta Raja Salman dan MBS (insert) mengampuni serta membebaskannya dari tahanan (doc. albawaba,.com,, mbs.news/ed.Wahyuni)

Putri Basmah binti Saud bin Abdulaziz al-Saud, yang lama menghilang dari pandangan publik dan ditahan sejak 13 bulan lalu karena dituduh berusaha melarikan diri ke luar negeri, pada hari Kamis (16/4) muncul untuk pertama kalinya melalui rangkaian cuitan di akun Twitter resminya yang berisikan permintaan pengampunan ditujukan pada pamannya Raja Salman yang kini berkuasa dan sepupunya Putra Mahkota Mohammed bin Salman alias MBS (Insider, 17 April 2020).

Rangkaian cuitan itu diawali dengan pernyataan bahwa dia telah dijebloskan ke penjara al-Ha'ir (yang biasa digunakan untuk mengurung para teroris al-Qaeda atau ISIS) secara sewenang-wenang padahal tidak melakukan tindak kejahatan dan tidak ada dakwaan apapun yang ditujukan kepadanya secara pribadi.

Basmah, anak bungsu mendiang Raja Saud yang memerintah Arab Saudi pada tahun 1953-1964, yang kondisi tubuhnya rapuh juga menyatakan,"Kesehatan saya semakin memburuk (parah) dan itu bisa menyebabkan kematian saya. Saya belum mendapat perawatan medis."

Cuitan kedua sebagaimana dirilis Insider berbunyi,"Saya memohon paman saya, Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdul Aziz Saud, dan sepupu saya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, untuk meninjau kembali kasus saya dan membebaskan saya karena saya tidak melakukan kesalahan. Status kesehatan saya saat ini SANGAT kritis."

Rangkaitan cuitan di atas dituliskan oleh staf kantor-nya untuk dipublikasikan di akun Twitter resminya, Basmah sendiri tidak punya akses untuk memanfaatkan ponsel.

Dia ditangkap pada bulan Maret 2019 ketika ia mencoba terbang ke Swiss untuk menerima perawatan medis yang mendesak karena 'dicurigai mencoba melarikan diri dari negara itu'. Pesawat pribadi dilengkapi peralatan medis yang disewanya dari Redstar Aviation seharga USD 87.000 tidak pernah terbang dan sejak saat itu Basmah pun lenyap dari pantauan publik. 

Tuduhan sesaat yang pernah dilayangkan otoritas padanya adalah penggunaan paspor palsu yang tentu saja dibantah dan memang tidak terbukti. Momen pencidukan Basmah juga terbilang dramatis.

"Dua minggu sebelum perjalanannya ke Jenewa, sekelompok pria muncul di lobi gedung apartemennya di Jeddah. Dia diberi tahu ada pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed (tapi) mereka langsung membawanya ke penjara." Tutur anggota keluarga besar Basmah yang minta disembunyikan identitasnya pada Insider. 

Dia juga mengkonfirmasi keaslian rekaman video keamanan per 28 Februari 2019 yang diperoleh minggu ini oleh surat kabar Spanyol ABC. Video itu memperlihatkan delapan pria berbadan besar, dipersenjatai dengan setidaknya dua pistol, menunggu di lobi gedung tempat Basmah tinggal. Lalu mereka agaknya menyadari ada kamera keamanan yang tengah bekerja dan cepat-cepat menutupinya dengan serbet.

Basmah dan putrinya Suhoud yang seorang pembuat film berusia 28 tahun, menurut anggota keluarga itu dan ABC, ditangkap tak lama berselang.

Anggota keluarga tersebut mengatakan penahanan Basmah adalah upaya rezim untuk mencegahnya mengejar klaim atas aset beku yang telah dijanjikan kepada ayahnya Raja Saud oleh kakeknya Raja Abdulaziz yang merupakan pendiri negara itu. Aset itu, menurut seorang staf Basmah, bernilai 'miliaran euro'.

Staf tersebut juga menuturkan bahwa Basmah telah berusaha mendapatkan dukungan keluarganya untuk mencairkan aset yang berbentuk 'rekening bank, tanah, perhiasan, mobil, dan rumah' yang memang merupakan haknya. Namun sejumlah anggota keluarga menentang upaya Basmah untukmemproleh tanah serta aset lain yang telah dibekukan atau dibelanjakan tanpa izin semestinya.

Sebagai contoh, kampus Universitas Taif secara teori dibangun di atas tanah yang merupakan hak Basmah. Keluarga mengatakan bahwa kampus bisa tetap berdiri di sana, namun dia menginginkan kompensasi.

Pihak keluarga terkejut menyaksikan bagaimana pejabat keamanan kerajaan berani melakukan penculikan itu. Bahkan pejabat Saudi menekan Basmah untuk 'lepaskan semua ini atau kami akan 'menjaga' anda." Tutur kerabat Basmah pada Insider seraya menambahkan:,"Tiga bulan setelah dia dipenjara dia diberi kertas yang mengatakan kepadanya bahwa tidak ada tuntutan terhadap nya."

Staf Basmah menuduh bahwa pejabat yang mengawasi penahanan Basmah diyakini adalah Abdulaziz al-Huwerani, kepala keamanan negara Arab Saudi.

Tidak diketahui apakah Putra Mahkota Mohammed atau Raja Salman mengetahui penahanan Basmah itu. Surat yang ditulis Basmah kepada Raja Salman tidak pernah mendapat tanggapan.

Keluarga Basmah mengkhawatirkan kesehatannya di tengah wabah coronavirus di Arab Saudi, apalagi sang putri memiliki riwayat kesehatan yang buruk. Keluarga itu juga mengatakan kasus-kasus coronavirus telah ditemukan di penjara al-Ha'ir.

"Para dokter mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat menyembuhkan kondisinya. Selama sebulan terakhir mereka belum mengirim dokter," kata anggota keluarga itu kepada Insider. "Obat yang dia minum sejak 20 tahun, mereka belum menyediakan untuknya. Apa yang mereka coba lakukan adalah membiarkan dia mati dengan sendirinya."

Putri Basmah terkenal karena advokasi dan teorinya tentang hak asasi manusia. Dia mendirikan perusahaan media Media Ecco pada 2008 dan menulis 'The Fourth Way' sebuah buku yang mengemukakan empat hal penting untuk kemajuan hak asasi manusia: keamanan, kebebasan, kesetaraan, dan pendidikan. Basmah secara teratur menulis artikel tentang kemajuan hak asasi manusia dan kemanusiaan di surat kabar Arab al-Medina, al-Hayat, dan al-Ahram (Insider, 17 April 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun