Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Isu Kesehatan Mental para Pengusaha Sukses

16 Oktober 2019   08:07 Diperbarui: 16 Oktober 2019   08:14 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada harga emosional yang harus dibayar dalam pekerjaan seorang pengusaha (doc.Neil Patel/ed.Wahyuni)

Glamor, begitulah orang luar memandang kehidupan para pengusaha. Mereka leluasa menentukan agenda kerja, membuat aturan sendiri, dan membangun perusahaan sesuai kebutuhannya. Tak sembarang orang bisa melakukannya.

Para wirausahawan sukses umumnya menjadi idola karena mereka tampak lebih bahagia, lebih sukses, dan lebih keras bekerja. Ada banyak buku, kursus, dan perusahaan yang dibuat untuk menjual impian kepemilikan bisnis.

Namun ada sisi gelap tersembunyi dalam dinamika wirausaha yang jarang dibahas, papar psikoterapis Amy Morin sebagaimana ditulisnya untuk Psychology Today, bahwa banyak pengusaha merahasiakan harga psikologis yang harus mereka bayar untuk setiap pilihan yang diambil. Besarnya tekanan yang harus dihadapi dalam mengelola kepemilikan bisnis seringkali membuat pengusaha dihadapkan pada risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan mental.

Berikut adalah beberapa isu kesehatan mental yang biasanya mempengaruhi kesejahteraan psikologis para pelaku wirausaha :

Depresi

Keterasingan yang dialami banyak pengusaha memberikan andil terhadap peningkatan risiko depresi. Selain itu, banyak pengusaha bekerja berjam-jam dan lalai mengurus diri sendiri. Mentalitas 'waktu adalah uang' membuat mereka mengalokasikan waktu yang minim untuk tidur, bersantai, berolahraga, dan rekreasi.

Depresi datang dalam banyak bentuk dan tidak harus selalu hadir sebagai kesedihan. Susah tidur, lekas marah, dan perubahan berat badan hanyalah beberapa gejala yang terkait dengan depresi. Pengusaha dapat menutupi gejala depresi dengan bekerja lebih lama, mungkin juga salah menafsirkan gejala depresi mereka sebagai stres. Hal tersebut bisa memperburuk keadaan.

Pada kasus-kasus ekstrem, wirausahawan juga mungkin mengalami peningkatan risiko bunuh diri. Robert Herjavec dari Shark Tank baru-baru ini mengungkapkan kepada People bahwa dia berencana bunuh diri musim panas lalu setelah pernikahannya kandas.

Keberanian Robert mengungkapkan hal itu membuktikan bahwa ketenaran, kekayaan, dan kesuksesan yang ekstrem tidak bisa melindungi siapa pun dari masalah kesehatan mental.

Masalah Harga Diri

Banyak wirausahawan mengaitkan nilai harga diri dengan kekayaan bersih mereka. Ketika bisnis berjalan baik, harga diri mereka meroket. Tetapi saat mengalami kerugian atau gagal mencapai target, mereka merasa kehilangan jatidiri karena bisnis bukan lagi 'pekerjaan' melainkan sepenuhnya diri mereka.

Banyak pengusaha percaya bahwa jika mereka hanya bekerja cukup keras, pasti sukses. Mantra 'kegagalan bukan pilihan' yang jadi jargon andalan di dunia wirausaha membuat kemunduran bisnis sekecil apapun bisa melahirkan tekanan psikologis yang besar.

Padahal urusan gagal dalam berbisnis, sekeras apapun kita bekerja, adalah resiko yang tak bisa diabaikan begitu saja. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan hanya sekitar sepertiga dari usaha kecil bertahan satu dekade. Statistik startup bahkan lebih suram, beberapa laporan memperkirakan bahwa 90% dari perintisnya mengalami kegagalan.

Kegelisahan

Pengusaha mengalami stres plus berbagai tekanan psikologis lain yang lebih berat. Hal itu bisa saja terjadi saat mengetahui bahwa bisa-tidaknya membayar hipotek bulan ini sangat tergantung pada sukses-gagalnya sebuah kesepakatan bisnis. Atau saat muncul perasaan bersalah pada keluarga karena harus memangkas waktu kebersamaan demi pekerjaan. Semua itu berpotensi menghadirkan kecemasan yang luar biasa.

Pengusaha sering harus berjuang untuk menjalankan aktifitas tertentu, yang bagi kebanyakan orang adalah kegiatan harian biasa saja, karena mereka terus-menerus diliputi kecemasan akan bisnis mereka.

Keinginan kuat mencapai target membuat mereka tidak bisa berhenti menduga-duga dan membayangkan skenario terburuk. Kegelisahan yang tiada henti ini pada akhirnya akan menyebabkan kelelahan psikis.

Kecanduan Psikis

Pengusaha secara alami memiliki hasrat yang besar, mungkin sedikit obsesif, akan segala sesuatu. Dorongan kompulsif mereka untuk terus melangkah maju, bahkan ketika dihadapkan dengan masalah hubungan atau kesehatan, sebenarnya bisa menyebabkan kecanduan psikis. Artinya, walaupun sudah jelas-jelas usaha yang dilakukan tidak menguntungkan sama sekali, mereka akan tetap ngotot melakukannya karena hal itu membuat mereka meraih kenyamanan semu.

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Business Venturing, menemukan bahwa wirausahawan bisa terpapar kecanduan perilaku berupa pikiran obsesif, terjebak siklus menarik diri-melibatkan diri, dan luapan emosi negatif. Mirip gejala kecanduan main game atau judi internet. Banyak pengusaha yang tidak bisa lepas dari konsekuensi negatif agar bisa terus melangkah dalam bisnis mereka.

Satu hal yang harus dicamkan bahwa mengalami kesulitan emosional bukanlah pertanda kelemahan. Menurut Amy, itu hanya fakta bahwa gaya hidup wirausaha membuat para pelakunya sering lupa membangun ketahanan memadai untuk kesehatan mental mereka.

Dia merekomendasikan mengambil pendekatan proaktif untuk mencegah masalah emosional selagi bisa dan mencari bantuan profesional saat terlanjur mendapatkannya sebelum kondisi kian memburuk.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun