Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Selebriti Hongkong dalam Pusaran Unjuk Rasa Pro Demokrasi

16 Agustus 2019   19:59 Diperbarui: 16 Agustus 2019   20:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unjuk rasa menentang ekstradisi di Hong Kong (doc.Foreign Policy/ed.Wahyuni)

Demontrasi pro demokrasi dan anti kebrutalan polisi di Hong Kong kini telah memasuki minggu ke-10 dan keriuhan unjuk rasa politis tersebut kini sudah mulai merasuki dunia hiran dengan melibatkan para pekerja seni, termasuk aktor dan penyanyi (Variety, 14 Agustus 2015). Mereka terbagi menjadi kelompok pendukung demonstrasi dan pendukung pemerintah lokal yang berada dalam pengawasan ketat China daratan.

Unjuk rasa terbesar dalam sejarah Hong Kong itu berlangsung sejak Juni yang mencapai puncaknya saat diikuti hampir 2 juta orang dari total 7.4 juta warga turun ke jalan tanpa menghiraukan cuaca yang terik menyengat. Gerakan politik itu dipicu oleh kian meluasnya kalangan yang menentang rencana undang-undang (RUU) yang nantinya akan mengijinkan proses ektradisi ke China. Pihak kepolisian setempat merespon aksi itu dengan tindakan represif, memukuli para pengunjuk rasa yang tak bersenjata dengan pentungan, dan melepaskan gas air mata ke kerumunan massa. 

Hal ini pula yang membuat para demonstran menambahkan agenda menentang kekerasan tersebut pada aksi mereka yang semula ditujukan untuk 'mengingatkan' kembali pemerintah Beijing terhadap janji memberikan otonomi hukum dan politik pada Hong Kong yang diikrarkan saat wilayah itu diserah-terimakan oleh Inggris pada China tahun 1997. Model pengelolaan wilayah 'satu negara, dua sistem' semula akan diberlakukan di Hong Kong sampai tahun 2047 mendatang.

Meski kebanyakan selebritis Hong Kong memilih bungkam tentang kondisi tersebut, mungkin karena kuatir merusak karir mereka di China dimana Partai Komunis yang berkuasa terkenal sangat keras terhadap pihak-pihak yang berseberangan pendapat, namun ada sebagian yang telah menyuarakan keberpihakan mereka dengan lantang.

Tercatat nama-nama seperti aktor Chapman To dan Anthony Wong Chau-sang, penyanyi pop Kanton Anthony Wong Yiu-ming, serta aktris-penyanyi Denise Ho dan Deanie Ip, yang secara vokal mengekspresikan dukungan bagi para pengunjuk rasa bahkan ikut turun ke jalan. Tentu saja mereka harus memikul resiko untuk pilihan itu.

Deanie Ip (71) adalah pemenang penghargaan aktris terbaik di ajang Festival Film Venesia untuk perannya dalam drama 'A Simple Life' (2011). Kehadirannya pada banyak aksi turun ke jalan yang mendesak pemerintah Hong Kong membatalkan ketimbang menunda RUU Ekstradisi telah membuat pemerintah China menekan pengelola utama layanan music streaming untuk menghapus lagu-lagunya dari aplikasi top seperti QQ, Xiami, dan NetEase Cloud Music. Tapi dia pantang menyerah,"Hong Kong masih bisa diselamatkan."tegasnya.

Sementara Denise Ho mengutarakan sikapnya melalui forum internasional seperti Oslo Freedom Forum dan UN Human Rights Council di Jenewa dimana para diplomat China berulangkali menginterupsi dirinya saat melontarkan bahwa China telah 'menghalangi demokrasi kami dengan segala cara'. Dia telah menayangkan footage siaran langsung dirinya saat mengikuti unjuk rasa.

Denise merupakan bintang baru yang sangat bersinar di China pada tahun 2014 dan sudah menggelar lebih dari 100 konser di sana. Kini dia telah dilarang tampil dan semua lagunya dihapus dari peredaran sejak dia mulai berpartisipasi dalam berbagai unjuk rasa menentang kebijakan pemerintah China lima tahun silam.

Di sisi lain, kubu selebritis Hong Kong pendukung kebijakan pemerintah China pun sama bersemangatnya. Awal bulan ini, setelah para pengunjuk rasa membuang bendera China ke laut, sebuah jejaring siaran resmi China menggelar kampanye di medsos lewat hastag '1.4 miliar pelindung bendera nasional'. Jackie Chan, sutradara Pang Ho-Cheung, aktor Shawn Yue, dan anggota boyband Korea GOT7 kelahiran Hong Kong Jackson Wang ramai-ramai meretweet kampanye tersebut. Mereka mendeklarasikan diri sebagai 'pelindung bendera'.

Jackie Chan yang awalnya tidak hirau saat ditanya pendapatnya soal unjuk rasa Hong Kong di bulan Juni, akhirnya menyatakan pada CCTV bahwa dia telah meretweet hastag mereka "segera setelah saya melihatnya."Seraya mengumumkan patriotismenya dengan pernyataan,"Saya seorang pelindung bendera nasional."

"Hong Kong adalah tempat lahir dan kampung halaman saya. China adalah negara saya. Saya cinta negara dan kampung halaman saya." Tegas bintang 'Rush Hour' itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun