Mohon tunggu...
Sabrina Zalsabillah Wahab
Sabrina Zalsabillah Wahab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cowok Patriarki di Era Tiktok: Antara Red Flag dan Cinta Sejati

7 April 2024   15:07 Diperbarui: 7 April 2024   15:15 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tekanan untuk menjaga perilaku yang menghormati dan tidak merugikan orang lain menjadi semakin besar, terutama dalam konteks interaksi online di mana perilaku yang tidak pantas dapat dengan mudah dibagikan dan dilihat oleh banyak orang. 

Hal ini menciptakan tekanan tambahan bagi laki-laki untuk menjaga perilaku yang menghormati dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari interaksi mereka di platform ini

Meskipun patriarki masih menjadi tantangan, bukan berarti cinta sejati tidak mungkin ditemukan di era ini. Kita dapat memulai untuk menerapkan nilai -- nilai untuk melindungi kita (Guo, 2022) sebagai perempuan dalam menemukan green flag diantara red flags yang bertebaran di sosial media khususnya tiktok, seperti memahami nilai-nilai diri dan pasangan, Komunikasikan ekspektasi dan kebutuhan dengan jelas, membangun hubungan yang saling menghormati dan mendukung, dan Beranikan diri untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat (katakan tidak pada Toxic Relationship)

Kesimpulanya, tiktok menjadi platform yang membuka ruang diskusi tentang patriarki dan hubungan romantis. Fenomena red flag cowok patriarki merupakan langkah positif bagi perempuan untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan setara. Meskipun patriarki masih menjadi tantangan, cinta sejati tetap dapat ditemukan dengan memahami nilai diri, berkomunikasi dengan terbuka, dan membangun hubungan yang saling menghormati.

Semoga ini dapat membantu generasi muda untuk memahami bahaya patriarki dan menemukan cinta sejati di era digital. Ingatlah, cinta sejati tidak mengenal patriarki, melainkan didasari oleh rasa saling menghormati, menghargai, dan mendukung.

Refrensi: 

Bozzola, E., Spina, G., Agostiniani, R., Barni, S., Russo, R., Scarpato, E., Di Mauro, A., Di Stefano, A. V., Caruso, C., Corsello, G., & Staiano, A. (2022). The Use of Social Media in Children and Adolescents: Scoping Review on the Potential Risks. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(16). https://doi.org/10.3390/ijerph19169960

Gunawanl, N., & Mony, H. (2023). Interpersonal Deception Pengguna Dating Apps Bumble. Jurnal, 9(02), 1--13. https://doi.org/10.30996/representamen.v9i02.8124

Guo, J. (2022). Research on the Influence of TikTok on Teenagers.

Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi, J., Zuhri, S., Amalia Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UPN, D., & Jatim JlRaya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya, V. (t.t.). KETIDAKADILAN GENDER DAN BUDAYA PATRIARKI DI KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA.

MacKinnon, K. R., Kia, H., & Lacombe-Duncan, A. (2021). Examining TikTok's Potential for Community-Engaged Digital Knowledge Mobilization with Equity-Seeking Groups. Journal of Medical Internet Research, 23(12). https://doi.org/10.2196/30315

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun