Mohon tunggu...
Sabrina Gabriella
Sabrina Gabriella Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebakaran Listrik? Intip, Yuk, Proses dan Teknik Manajemen Resiko dalam Menanganinya!

9 Desember 2020   01:00 Diperbarui: 9 Desember 2020   01:40 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada zaman yang semakin maju, kebutuhan listrik terus bertambah seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang menginginkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak dan nyaman dengan adanya peralatan yang serba menggunakan listrik. Hal tersebut menandakan bahwa penyediaan listrik sangat diperlukan oleh masyarakat, baik digunakan dalam aktivitas sehari - hari maupun aktivitas bisnis di sebuah perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan berbagai resiko yang dapat terjadi akibat penggunaan listrik. Salah satu resiko dari penggunaan listrik adalah terjadinya kebakaran listrik. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan manajemen resiko untuk mempertimbangkan penggunaan listrik yang aman bagi pengguna, bangunan, dan lingkungan sekitarnya.

Manajemen resiko memiliki beberapa tahap sebagai prosesnya, antara lain perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Dalam tahap perencanaan manajemen resiko, perusahaan dapat menetapkan kebijakan dalam penggunaan listrik selama di perusahaan terlebih dahulu. Kebijakan tersebut dapat dituangkan secara tertulis supaya dapat diperhatikan dan ditaati oleh seluruh karyawan. Perusahaan juga dapat melakukan sosialisasi mengenai manfaat, penggunaan, dan tingkat bahaya penggunaan listrik bagi pengguna, bangunan, dan lingkungan sekitar guna mencegah terjadinya kebakaran listrik.

Dalam tahap pelaksanaan manajemen resiko, perusahaan harus melakukan identifikasi dan pengukuran resiko dari bahaya penggunaan listrik yang tidak terkendali. Identifikasi dapat dilakukan dengan melakukan pencarian informasi mengenai kebakaran listrik. Kebakaran listrik terjadi akibat tidak terkendalinya arus listrik yang disebabkan oleh pengguna listrik, pemasangan instalasi listrik yang salah, penggunaan alat dan bahan yang tidak sesuai standar, umur kabel instalasi listrik yang melebihi batas, kurangnya perawatan yang tepat.

Pengukuran resiko dapat dilakukan dengan mengintegrasikan dampak dari berbagai faktor lingkungan kebakaran ke dalam suatu peringkat atau tingkatan nilai kualitatif. Tingkatan penilaian bahaya kebakaran dapat digunakan sebagai perkiraan yang direkomendasikan untuk menilai resiko kebakaran, penyebaran api, dan kerugian yang ditimbulkan, sehingga dapat dijadikan sebagai peringatan bahaya kebakaran. Faktor cuaca dipertimbangkan dalam berbagai sistem tingkatan bahaya kebakaran yang ada.

Contoh bahaya kebakaran dapat dijelaskan dalam 4 tingkatan. Pertama, yaitu tingkatan rendah dengan karakteristik kebakaran api permukaan yang merambat. Kedua, yaitu tingkatan sedang dengan karakteristik penyebaran api berintensitas sedang dan memadamkan api tersebut dengan air. Ketiga, yaitu tingkatan tinggi dengan karakteristik kebakaran penyebaran api berintensitas sedang hingga tinggi dan mengendalikan api tersebut menggunakan pompa air. Dan yang terakhir, yaitu tingkatan ekstrim dengan karakteristik kebakaran penyebaran api berintensitas tinggi dan sulit dikendalikan sehingga membutuhkan drip torches untuk memadamkan api tersebut.

Kebakaran listrik menyebabkan kebakaran bangunan dan lingkungan sekitar yang terjadi dalam waktu yang cepat, sehingga perlu bersiap siaga dalam waktu 24 jam untuk menanggulanginya. Di tahap penanggulangan, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang professional dan terlatih untuk mengurangi resiko dari bahaya kebakaran listrik yang timbul dan memberikan rasa aman bagi karyawan dan masyarakat sekitar.

Perusahaan perlu mengetahui bahwa kebakaran listrik timbul disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir terlalu besar yang membuat arus listrik berubah menjadi panas dan menimbulkan percikan bunga api listrik. Jika di sekitar arus listrik tersebut terdapat bahan mudah terbakar dan mengandung cukup oksigen, maka percikan bunga api akan menjalar ke bahan atau media di sekitarnya karena percikan bunga api tersebut akan saling berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga menyebabkan api menyala. Jika terdapat gas mudah meledak di sekitar arus listrik, maka akan timbul ledakan gas.

Selain itu, kondisi dan perubahan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi terjadinya kebakaran. Perubahan lingkungan ini meliputi topografi, cuaca, dan bahan bakar. Interaksi topografi, cuaca, dan bahan bakar ini dapat menentukan karakteristik dan sangat mempengaruhi perilaku kebakaran. Ketiganya membuat kemungkinan api menyebar lebih cepat, kerusakan yang terjadi lebih banyak, dan menghambat pengendalian kebakaran.

Arus bocor dari kegagalan isolasi juga dapat menyebabkan kebakaran listrik, sehingga membuat panas media yang dilalui arus dan menyebabkan kebakaran. Kelebihan beban pada alat listrik menyebabkan panas dan juga dapat menyebabkan kebakaran listrik.

Dalam menangani kebakaran listrik, perusahaan sebaiknya melakukan teknik manajemen resiko. Jika kebakaran belum terjadi, perusahaan dapat melakukan teknik risk avoidance atau penghindaran resiko sebagai cara paling mudah untuk mengelola risiko. Teknik ini dapat dilakukan sesuai dengan tahap perencanaan manajemen resiko yang telah dijelaskan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun