Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penembakan Jamaah Salat Jumat di New Zealand

16 Maret 2019   00:54 Diperbarui: 16 Maret 2019   16:22 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu: Jumat, 15 Maret 2019, sekitar pukul 13.30 s.d 13.40 waktu setempat (atau pukul 07.30 s.d 07.40 WIB).

TKP: penembakan terjadi di dua masjid: pertama, Masjid Al-Noour yang terletak di jalan Deans Ave, dekat dengan Hagley Park, Chistchurch, New Zealand (Selandia Baru). Ketika penembakan terjadi, terdapat sekitar 200 orang jamaah sedang melakukan shalat Jumat, termasuk beberapa anggota Tim Kriket Bangladesh. Kedua, Masjid Linwood, Christchurch. Kota Christchurch terletak sekitar 440 km ke arah barat daya dari Wellington, dapat ditempuh dengan mobil sekitar 9 jam, termasuk menyeberang kapal fery.

Pelaku: seorang lelaki bernama Brenton Tarrant, konon berasal dari South Walace, Australia. Ciri-ciri: berkulit putih (white skinned), rambut pirang (blond), tidak terlalu tinggi (quite short). Brenton Tarrant kemudian ditangkap polisi di Strickland Street, Chirstchurch.

Meski pelaku utama cuma satu orang, namun polisi sudah menahan empat orang (3 lelaki dan 1 wanita). Diperkirakan total pelaku yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung sekitar 10 orang.

Modus: pelaku mengendarai mobil jenis Subaru, parkir tidak terlalu jauh dari masjid Al-Noor. Kemudian turun dari mobil sambil membawa senapan otomatis, berjalan ke pekarangan masjid, lalu mulai menembak sejak berada di luar pintu masjid.

Pelaku mengenakan helm, rompi anti peluru (bulletproof vest). Menurut keterangan seorang jamaah di TKP, pelaku berada di dalam masjid selama 6 menit. Selesai melakukan aksinya, pelaku keluar dari masjid melalui sebuah jendela yang dipecahkan kacanya, berjalan menuju mobilnya, lalu pergi. Pelaku terlihat memasuki beberapa ruangan masjid dan terlihat mengganti magazine senapannya sebanyak dua kali, yang berarti pelaku menghabiskan tiga magazine dalam tempo sekitar 6 menit.

Yang menarik, ketika melakukan aksinya, pelaku membuat live-streaming (siaran langsung) melalui akun Facebook-nya. Para Netizen yang sempat melihat live-streaming itu mengaku melihat setidaknya 20 orang ditembak. Alat perekam gambar tampaknya dikenakan di kepala, seperti lampu penerang yang biasa terlihat di kepala para pekerja tambang.

Korban: 49 tewas (41 orang tewas di Masjid Al-Noor, 7 orang di Masjid Linwood dan 1 orang di RS Christchurch Public Hospital) serta lebih dari 40 orang lainnya mengalami cedera. Jumlah korban masih mungkin bertambah. Belum jelas apakah penembakan di Masjid Linwood dilakukan pelaku yang sama.

Kronologi

Pada Kamis malam sebelum aksi penembakan, sebuah akun di Facebook, yang diduga milik seorang warga asal Australia mem-posting status ancaman di media sosialnya: " I will carry out an attack against the invaders and even live stream the attack via Facebook (saya akan melakukan penyerangan terhadap orang-orang penyerbu, dan bahkan mungkin saya akan merekam dan menyiarkan langsung serangan itu melalui live streaming di Facebook)."

Pukul 13.30 waktu setempat: jamaah yang berjumlah sekitar 200 orang di Masjid Al-Noour mulai menunaikan shalat Jumat.

Pukul 13.40: ketika jemaah shalat Jumat melakukan ruku' atau knee praying (tak jelas apakah pada rakaat pertama atau rakaat kedua), mulai terdengar tembakan bertubi-tubi dari sebuah senapan otomatis. Di sini 39 orang jamaah masjid dinyatakan tewas. Dari video yang ditayangkan langsung (live streaming) oleh pelaku, tak terlihat lagi jamaah yang sedang shalat, shaf salat kosong, sebagian lari tunggang-langgang, diduga karena jamaah sudah membatalkan shalat jumatnya untuk menyelamatkan diri.

Pukul 14.11: Polisi New Zealand memastikan telah hadir di TKP, tepatnya di dekat Hagley Park. Artinya, polisi tiba di TKP sekitar 30 menit setelah kejadian.

Pukul 14.17: sekolah-sekolah di sekitar lokasi diperintahkan untuk tutup.

Pukul 14.30: terjadi lagi penembakan di Masjid Linwood, yang juga terletak di kota Christchurch. Di sini 7 orang dinyatakan tewas.

Pukul 15.00: Komisioner Polisi NZ, Mike Bush, menegaskan "Situasinya sangat serius dan terus berkembang," dan karena itu, mengimbau semua warga tidak berkeliaran di jalan, agar tetap di dalam rumah.

Pukul 16.00: Polisi memastikan satu orang pelaku sudah ditangkap, yakni sekitar 3 jam setelah aksi penyerangan. Namun Polisi tetap memperingatkan kemungkinan adanya tersangka berbahaya lainnya yang belum tertangkap.

Pukul 17.30 waktu setempat: Polisi New Zealand mengatakan telah menahan tiga lelaki plus seroang wanita.

Catatan:

Pertama, New Zealand adalah negara berpenduduk 4,7 juta jiwa, dan selama ini, dikenal tidak pernah mengalami aksi teror. Berdasarkan sensus terakhir pada 2013, jumlah warga Muslim di NZ sebanyak 46.149 orang, yang meningkat 28 persen dari tahun 2006 yang hanya 36.072 Muslim. Sebagian besar Muslim di NZ adalah Sunni, dan terkonsentrasi di wilayah Auckland.

Kedua, aksi penembakan terjadi pada hari saat pelajar di kota Christchurch mengagendakan melakukan long-march memprotes Climate Change, yang dijadwalkan mulai pukul 13.00 waktu setempat, dari alun-alun Cathedral (Cathedral Square), yang berjarak 2,5 km dari masjid lokasi penembakan.

Ketiga, pelaku telah melakukan perencanaan serangannya secara relatif matang. Dalam manifesto setebal 74 halaman, pelaku mengaku "...telah merencanakan aksi penyerangan 2 tahun sebelumnya, dan khusus penyerangan lokasi ini (masjid Al-Noor) telah direncanakan 3 bulan sebelumnya." Tidak aneh, ketika melakukan penembakan, pelaku berpindah-pindah dari ruangan ke ruangan lain di dalam masjid, yang terkesan pelaku tampak menghapal tata ruang di masjid Al-Noor. Yang unik, pelaku mengaku bahwa New Zealand sebenarnya bukan lokasi awal rencana penyerangannya. Dirinya datang ke NZ justru untuk mematangkan perencanaan dan latihan. Bahwa kemudian pelaku melakukan aksinya di NZ, mungkin karena ada pertimbangan lain.

Keempat, apapun namanya (penembakan, pembunuhan, pembantaian), dengan alasan apapun dan siapapun pelakunya, jenis dan model serangan seperti ini tetap merupakan aksi biadab.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 15 Maret 2019/ 08 Rajab 1440H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun