Dari sini, jauh ke arah barat laut. Ke titik dan komunitas, yang pernah mengoyak bangsa dan negara ini. Di sana, kemakmuran terlihat nyata, akumulasi dari hasil penjarahan berabad-abad.
Zaman bergerser, perilaku berubah, dan kualitas hidup mengikuti irama perubahan. Masa lalu terpatri dalam di alam bawah sadar. Menyisakan dendam kolektif bawah sadar.
Orang sering lupa: pada tiap peradaban yang didesain dan dibangun dengan visi yang jernih, pada akhirnya dieksekusi di atas bertumpuk-tumpuk ragam kezaliman.
Sejarah ditulis, tugu dipancang, monumen dikultuskan, museum disakralkan, deretan manuskrip di perpustakaan, semua mengabadikan jejak-jejak kezaliman.
Tiba-tiba pezalim mengajar keadilan, penindas mendikte pengertian, penjarah menganjurkan cara berbagi. Seolah keadilan, pengertian dan cara berbagi cuma merujuk pada perubahan zaman.
Syarifuddin Abdullah | 05 Januari 2019/ 28 Rabi'ul-tsani 1440H