Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak-jejak Kezaliman

5 Januari 2019   23:37 Diperbarui: 5 Januari 2019   23:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sini, jauh ke arah barat laut. Ke titik dan komunitas, yang pernah mengoyak bangsa dan negara ini. Di sana, kemakmuran terlihat nyata, akumulasi dari hasil penjarahan berabad-abad.

Zaman bergerser, perilaku berubah, dan kualitas hidup mengikuti irama perubahan. Masa lalu terpatri dalam di alam bawah sadar. Menyisakan dendam kolektif bawah sadar.

Orang sering lupa: pada tiap peradaban yang didesain dan dibangun dengan visi yang jernih, pada akhirnya dieksekusi di atas bertumpuk-tumpuk ragam kezaliman.

Sejarah ditulis, tugu dipancang, monumen dikultuskan, museum disakralkan, deretan manuskrip di perpustakaan, semua mengabadikan jejak-jejak kezaliman.

Tiba-tiba pezalim mengajar keadilan, penindas mendikte pengertian, penjarah menganjurkan cara berbagi. Seolah keadilan, pengertian dan cara berbagi cuma merujuk pada perubahan zaman.

Syarifuddin Abdullah | 05 Januari 2019/ 28 Rabi'ul-tsani 1440H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun