Mohon tunggu...
SABAR PUTRANGAJU
SABAR PUTRANGAJU Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Bersemangat terhadap Isu Lingkungan Hidup, Kebudayaan dan Pemberantasan Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dayak Bukan Hanya Identitas, Dayak Nilai Luhur Budaya

15 Oktober 2025   00:46 Diperbarui: 15 Oktober 2025   06:21 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bukti otentik tentang pentingnya masyarakat modern untuk kembali pada nilai-nilai kebudayaan adalah: tidak ada satupun yang bisa membantah bahwa masyarakat yang telah hidup dalam hiruk pikul perkotaan membutuhkan pengalihan pikiran dengan meninggalkan segala rutinitasnya, yaitu libur. Berbeda dengan itu, Masyarakat yang masih hidup dalam suasana kebudayaan tidak membutuhkan pengalihan suasana. 

Nilai tradisi yang terus dijaga dalam hidup masyarakat yang teridentifikasi sebagai Masyarakat Dayak terbukti menjadi pilihan alkhir dari setiap orang. Harmoni dengan alam yang dulu sempat dianggap sebagai ketinggalan jaman ternyata justru menjadi issue dan perbincangan global. Perbincangan itu dinamai enviorenmental ethic, yang saat ini dirayakan sebagai diskursus baru dunia.

Padahal jauh sebelum perbincangan soal etika lingkungan dibahas oleh para cendekia, Masyarakat Dayak telah menjadikan Nilai harmoni dengan alam lingkungan hidupnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari jati diri manusia. Sesuatu yang dulu dianggap sebagai pandangan yang kolot dan ketinggalan jaman, justru menjadi pandangan mutakhir yang sekarang manusia yang merasa sudah modern terseok-seok untuk mempelajarinya. Masyarakat Dayak hanya akan tertawa ketika mendengar dan melihat para cerdik sedang mengkampanyekan pentingnya keserasian dengan alam. Karena bahkan sebelum modernitas itu hadir, Masyarakat Dayak telah menjadikan harmoni kelestarian lingkungan hidup sebagai nilai yang tak boleh dilepaskan. Dan kini nilai itu dikampanyekan sebagai nilai universal.

Dayak: Abadi Sebagai Nilai

Penutup tulisan ini, Masyarakat harus kembali menjadi Dayak. Tidak ada pilihan lain, selain mengatur ulang harmoni hidup berdampingan dengan alam tanpa eksploitasi. Masa depan peradaban manusia sedang berada dititik nadhir, atau sekurang-kuranya berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Bukan untuk menyebar ketakutan, tapi sudah terlalu banyak bukti dimana pemujaan manusia atas nama modernitas ternyata menjadi penyebab kerusakan yang destruktif bagi manusia itu sendiri. Penyebabnya, Manusia Modern meninggalkan nilai dan identitas budayanya.

Cukup rasanya Manusia diperbudak oleh ilusi kemajuan. Ilusi yang membawa manusia pada perbudakan atas dan untuk dirinya sendiri. Cukuplah sudah manusia secara tidak sadar menjadi zombie-zombie yang berbaris setiap hari, saling cakar dan membunuh untuk dan atas nama memenuhi syarat kemajuan. Itu sebuah kesesatan yang nyata namun manusia abai memikirkannya.

Tidak banyak bantahan yang dapat diajukan bahwa pada akhirnya, nilai-nilai yang teguh dipegang oleh Masyarakat yang diidentifikasi sebagai Dayak adalah nilai universal yang akan Abdi bersama kehidupan itu sendiri. Manusia hanya satu bagian dalam susunan kosmologi kehidupan. Nilai, alam dan harmoni atas keduanya menjadi kebutuhan paling agung bagi manusia dan kehidupannya. 

Katingan, 21 September 2

025

SPN Independent

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun