Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Semesta Kota Winden, yang Kita Tahu Hanyalah Setetes

2 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:46 4754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Martha Nielsen (diperankan oleh Lisa Vicari) dan Jonas Kahnwald (Louis Hoffman) tengah berdiri dan menatap lukisan Adam-Eve | sumber: IMDB/Netflix

Yang benar-benar berbeda, eksistensi Jonas/Adam malah tak ada di dunia Eva. Kata Eva kepada Jonas muda, "Dunia tanpamu. Bukankah itu yang kamu inginkan?" Maka yang terjadi di sana, Mikkel tidak pernah menghilang dan tidak menikah dengan Hannah. Tapi sayangnya, Martha pacaran dengan laki-laki lain yang eksistensinya tak dikenali Jonas di dunia asalnya.

Baik Adam maupun Eva, keduanya sama-sama ingin menyelamatkan orang terkasih di dunianya masing-masing. Tapi jalan yang mereka tempuh berbeda.

Adam ingin agar simpul tak terbatas yang mengikat kedua dunia bisa terputus. Ia ingin agar kedua dunia benar-benar lenyap sehingga kutukan siklus dan penderitaan manusia bisa berakhir. Adam percaya, sumbernya berasal dari buah hubungan dan persetubuhan antara dirinya dengan Martha.

Tetapi Eva enggan mengambil jalan itu. Ia ingin agar siklus kehidupan --meski dengan penderitaan-- tetap lestari dan berjalan sebagaimana mestinya.

Saya jadi berpikir ke sini, dalam konteks Dark seolah-olah Adam merupakan representasi maskulinitas yang "perusak" tapi logis, sementara Eva merepresentasikan feminitas yang "penjaga" tapi tak logis. 

Kedua belah pihak tak ada yang seutuhnya jahat dan seutuhnya baik. Semua tokoh saling berbohong satu sama lain, tetapi juga menyampaikan kebenaran.

Mula-mula kita dibuat percaya bahwa realitas itu tunggal. Selanjutnya, kita dibuat percaya terhadap realitas yang dualistis, antara dunia Adam dan Eva. Mirip seperti kita terbiasa mempercayai dualisme di dunia kita ini --hitam-putih, baik-jahat, surga-neraka, dan seterusnya.

Tetapi.. Kata Claudia Tiedemann kepada Adam, "Pemikiran kita dibentuk oleh dualitas. Hitam-putih. Terang dan bayangan. Duniamu dan dunia Eva. Namun itu keliru. Tidak ada yang lengkap tanpa dimensi ketiga."

Hmm, sejak musim pertama kita diperkenalkan dengan simbol Sic Mundus yang mengambil bentuk triqueta. Bahkan Adam, pemimpin Sic Mundus, tak menyadari kemungkinan itu? (Ya, mungkin aja ini akal-akalan pembuat Dark biar ngga ngebosenin!).

Sejatinya, Claudia bertindak sebagai "penengah" di antara persaingan Adam dan Eva. Ia merupakan orang yang tak berpihak pada siapa pun dan mengambil jarak di luar kedua realitas sebagai pengamat. "Kebenaran" itu rupanya datang dari "yang ketiga".

Manusia, Si Pengelana dalam Siklus Tak Berujung

Dalam agama Abrahamik dikisahkan bahwa Adam dan Eva hidup berdampingan dalam realitas yang sama di atas bumi. Sementara dalam semesta kota Winden, kehidupan Adam dan Eva tidak pernah benar-benar bersama, keduanya terpisah oleh sekat dimensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun