"Sampeyan ini lho, bohang bohong, di coba saja belum, kalau sampeyan tak suka, tak usahlah banyak cakap, bohang-bohong, coba saja dulu" Ujar si pria berkumis dengan logat Medan.
"Udah banyak yang buktikan kang, BKL itu banyak gunanya, akeh..wis tha percaya saya" Kata tukang souvenir.
"Ya, ya aku percaya sampeyan, pokoknya sampai Sleman sampeyan tak telpon, kalo bener omonganmu saya tak pindah haluan pilih, serius ini. Saya butuh pembaruan, perbaikan pekerjaan, perbaikan nasib!" Ujar si pemuda mandor.
"Makanya usaha! ngedumel bae" Tukas si pedagang sayur.
Tak terasa Kereta sudah memasuki planet Bekasi. Si mbak itu akhirnya beli satu souvenir. Diulurkannya uang seratus ribuan.
"Lha mbak, ndak ada uang kecilan tho mbak? Saya ndak ada kembalian.."
"Gak ada mas, adanya ini"
Tukang souvenir itu lantas tersenyum.
"Yawes mbak, ndak papa ndak punya uang kecil..tapi kalo nomor telpon, ada tho?"
Saya pun tergelak, kereta sebentar lagi sampai.Â