Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dialog: Apa Itu Post-Islamisme?

27 September 2018   12:35 Diperbarui: 27 September 2018   12:53 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sekarang Indomie yang ada rendangnya, habis makan Indomie lalu kamu makan rendangnya"

Gudel manut lagi, kali ini wajahnya mengerenyit.

"Gimana rasanya, del?"

"Anu pak Yai, agak aneh. Yang satu rasa Indomie yang satu rasa rendang santen, aneh pak Yai"

"He he he..sekarang kamu buat lagi indomie, satu saja, yang rasa rendang, mbak mu punya di dapurnya, ayo sana"

Gudel pun kembali ke dapur, sambil tetap bertanya-tanya. Sepuluh menit kemudian indomie rasa rendang sudah tersedia.

"Nah, coba dicicipi.."

Gudel pun mencicipi indomie rasa rendang tersebut, matanya mendelik, ternyata enak juga. Pikir dia.

"Enak pak Yai, beda dengan jika dipisah"

"He he he, nah itulah. Anggap indomie mu ini adalah agama, dan rendang adalah demokrasi negara. Jika dipisah-pisah rasanya pasti tidak enak, namun jika digabung dengan porsi yang pas, ya enak, bentuknya tetap, indomie"

"Itulah istilahmu tadi, post-islamisme, Islam tetap menjadi dasar diri, hasil nyantri, hasil tirakat, tapi mulai menangkap era demokrasi, era modern, mulai berpolitik malah punya cicilan di bank, kompromi, tapi entitas Islamnya sudah baku, disini ramuan mu harus pas, kalo tidak kamu keblinger"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun