Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dialog: Apa Itu Post-Islamisme?

27 September 2018   12:35 Diperbarui: 27 September 2018   12:53 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selepas Subuh disebuah Pesantren, Gudel sengaja belum kembali ke biliknya bersama kawan-kawan, selain Gudel harus setoran bacaan pagi nanti, Gudel merasa ada yang mengganjal di hatinya dan ganjalan itu hanya bisa di jawab oleh Pak Kyai.

Dengan mengendap, Gudel mendekati Ndalem pak Kyai. Sudah tradisi apabila mendekati ndalem pak Kyai setiap santri merasa segan, posisi menduduk bahkan njengking pun dilakoni.

Dan tercekat Gudel, ternyata pak Kyai sedang duduk sila di depan teras, santai, filter sudah di bakar, artinya beliau menanti kedatangan seseorang.

"Del, Gudel..kaukah itu?" Pak Kyai bersuara.

"I..iya pak Yai.."

"Sini"

Gudel pun mendekat, duduk sila di samping pak Yai. Hatinya berdegup.

"Kok keliatannya kamu resah del, sedari Ashar kemarin. Ada apa? Ayo cerita" Tanya pak Kyai, sambil menghisap filternya dengan perantara pipa gading.

Gudel sebetulnya sudah tak heran pak Kyai bisa membaca hatinya seperti ini, bukan kali ini saja, dan bukan hanya dia saja yang di tebak pak Kyai. Jika sudah begitu, bicara harus jujur apapun itu.

"Ngg..nganu pak Yai, soal Cak Qadri kemarin, nganu..kemarin kan Cak Qadri datang ke Pesantren, tiba-tiba beliau sarungan, pecian, pake mbatik lalu bagi-bagi hadiah, dan pas teman-teman kumpul, beliau bicara bahwa kita harus pilih dia nanti pas coblosan Lurah.."

"Kata Cak Qadri, meskipun beliau ndak nyantri tapi beliau adalah santri Post-Islamisme pak Yai, jadi perlu didukung, nah..nganu, maaf pak Yai, sebetulnya apa itu santri Post-Islamisme? Kami bingung..pedagang besi tiba-tiba jadi santri, saya bingung pak Yai.." Sambung Gudel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun