Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Harapan di Tengah Kegelapan : Episode 14

28 Mei 2025   20:53 Diperbarui: 28 Mei 2025   20:46 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Perlahan, Rian berdiri tegak yang disusul oleh keduanya. Lalu, dia mengulurkan kedua tangannya. "Aku ... awalnya marah sekali pada kalian. Tapi, lama-lama aku juga lelah sendiri. Jadi, kalian masih sayang padaku?" Kali ini, Rian tersenyum dengan tulus. Senyuman pertama setelah dia dijadikan kelinci percobaan Cedric.

Caleb dan Alisa saling berpandangan. Kemudian, mereka tertawa kecil dan menyambut uluran tangan tersebut. Namun, Caleb menarik tangannya dengan lembut, membuat Rian sedikit terhuyung ke depan. Caleb membawa Rian ke dalam pelukan eratnya dan membenamkan wajahnya di atas kepala Rian. Alisa tertawa sebentar, sebelum ikut bergabung.

>>>>>>>

Musim gugur telah tiba. Udara mulai sejuk, angin sepoi-sepoi membawa aroma dedaunan yang berguguran. Pohon-pohon di sepanjang jalan berubah menjadi oranye, merah, dan kuning, menciptakan pemandangan yang begitu indah seperti lukisan. Setiap langkah di atas trotoar menghasilkan bunyi gemerisik daun kering yang berserakan.

Di sebuah rumah sakit megah di jantung kota Xeriya, Rian masih koma, terbaring dengan infus yang tertanam di lengannya. Alat monitor jantung berbunyi pelan, menandakan bahwa ia masih berjuang di antara dunia sadar dan tak sadar. Sudah setahun sejak kejadian di Icedown Wastes, namun belum ada tanda-tanda ia akan bangun.

Di samping tempat tidurnya, Caleb duduk dengan tatapan mata kosong, tangannya sesekali membelai dahi Rian yang terasa dingin. Meski begitu, melihat wajah teduh putranya yang bisa beristirahat sejenak dengan damai, membuat hatinya terasa lebih ringan dari sebelumnya. Di satu sisi, Alisa sedang telaten mengupas beberapa buah apel dan membentuknya seperti kelinci-kelinci imut. Setidaknya dia tidak berdiam diri terus.

Alisa dan Caleb sempat memasuki alam bawah sadar Rian yang masih terbaring koma, akibat luka dan efek ramuan penyembuh dari nona Amber yang telah berhasil di kembangkan. Mereka berdua penasaran, dan saat memasukinya, Rian tengah dipeluk oleh kedua orang tua kandungnya. Kresna dan Mala. Dua orang ilmuwan ternama yang nyawanya direnggut oleh Caleb sendiri. Oleh karena itu, Caleb dan Alisa menunggu. Rian pasti sangat ingin melepas rindu, menyandarkan semua masalah pada kedua orang tuanya. Ketika Mala menyuruh Rian melihat ke belakang, dengan mata sembabnya dia melihat ke arah Caleb-Alisa yang sudah menunggunya dalam diam. Berusaha membujuk Rian agar tidak menyerah, supaya bersedia kembali ke dunia nyata. Rian belum mati. Jiwanya hanya tertidur berkat upaya Alisa yang dibantu oleh Bibi Rena.

Sekarang Caleb penasaran. Apakah Rian benar-benar akan kembali kedunia nyata setelah semua ini terjadi, atau justru nyaman di alam bawah sadarnya?

Caleb menghela napas panjang, dan memutuskan untuk membacakan dongeng kesukaan Rian semasa kecil, yang berjudul 'Lebah dan Kota'.  

Alkisah, seekor lebah yang makanannya habis di kota tersebut akibat ulah para warga yang menebas habis bunga-bunga indah di kota. Merasa putus asa, dia mencari ke seluruh penjuru kota, setidaknya satu tangkai bunga yang masih utuh. Beruntung, dia menemukannya dan mengisap nektarnya hingga puas. Seorang pria yang merupakan salah satu warga kota, melihat lebah tersebut, lalu mengajaknya berbincang. Pria tersebut penasaran, kenapa sang lebah masih mau menetap di kota ini padahal semua bunga sudah dibabat habis oleh para warga yang lain.

Si lebah pun menjawab dengan suara lirih namun mantap, "Aku tetap di sini karena ini adalah rumahku. Meskipun bunga-bunga telah lenyap, aku masih berharap akan ada kehidupan baru yang tumbuh di tempat ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun