Rian dan Harrith saling berpandangan. Tentu saja mereka sudah menyadari hal itu, berkat pencerahan dari Bibi Ruby.
"Lalu, apa keuntungannya kalau kami membawa Anda untu sama-sama bertarung melawan si monster itu?"
Pertanyaan dari Harrith berhasil melukis senyuman di bibir Rena. "Aku akan mengajari kalian cara melakukan kombo bersama dengan baik dan memberikan strategi terbaik melawannya. Tanpa imbalan apapun, dan ini gratis! Aku tidak akan meminta imbalan apapun dari kalian. Tidak percaya ya?"
Harrith mengangguk, dan Rian mengangguk pelan, ikut ragu juga. Bibi Rena menghela napas panjang. "Baiklah, akan kuberi tahu alasannya. Mau dengar?" tawarnya dengan nada menggoda.
Tentu saja! Tapi sebelum itu, Rena meminta susu hangatnya Rian karena haus. Rian menurut dan menyerahkan gelasnya kepada bibinya. Usai menyesap sebentar ...
CRAK!
Gelas tersebut pecah berkeping-kepi ke lantai, namun tangan Rena sama sekali tidak terluka sedikit pun. "Aku sangat geram, sangat kesal ... Dia tidak mau membelikanku sebuah mobil terbang keluaran terbaru dan sebuah kostum beruang yang dijual di negara tetangga! Aku ingin menghajarnya, dan membantingnya hingga tulang-tulangnya remuk di hadapanku!"
KRIK. KRIK. KRIK.
Kalau ini anime, mungkin ada gambar capung terbang melintas di atas kepala Rian dan Harrith yang memandanginya dengan wajah datar. Sementara Bibi Rena dengan mata yang berapi-api dan semangat empat lima, dia mulai tertawa sendiri, yang membuatnya sedikit mengerikan.
Yah, orang-orang kadang random jalan pikirannya, batin Rian.