Mohon tunggu...
Ryan Vand
Ryan Vand Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa, Mobile Photography

Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Eksploitasi Gumuk, Untung atau Buntung?

23 Juni 2020   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2020   10:17 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gumuk merupakan gundukan tinggi dari lingkungan sekitar yang serupa dengan gunung dan bukit namun ketinggiannya lebih rendah dari bukit. Keberadaan gumuk berperan penting dalam menjaga stabilitas geografis, iklim makro dan ekosistem seperti pemecah angin dan menjadi  daerah resapan air untuk ketersediaan air saat musim kemarau. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia akan pemanfaatan sumber daya alam semakin meningkat. Pemanfaatan secara berlebihan terhadap sumber daya alam tersebut mengakibatkan terjadinya eksploitasi dan kerusakan lingkungan alam, sehingga banyak gumuk yang gundul dan habis karena dikeruk secara terus menerus. Permasalahan ini menjadi hal yang serius karena jika oknum yang mengeksploitasi alam tersebut diberi jalan kemudahan, maka tidak menutup kemungkinan akan merusak sumber daya alam yang lain.

Keberadaan gumuk pada dasarnya adalah sebagai penyeimbang ekosistem alam, karena gumuk menjadi rumah bagi flora dan fauna yang berada di sekitaran gumuk tersebut. Selain itu juga mendatangkan manfaat bagi alam dan masyarakat sekitar. Tidak jarang juga bukit menjadi pemandangan yang indah dan juga objek destinasi wisata alam. Namun pemanfaatan secara berlebihan yang menimbulkan kerusakan alam dan eksploitasi demi kepentingan pihak tertentu. Ironisnya hal tersebut dilakukan hanya karena keuntungan sesaat tanpa memperhatikan dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan kedepannya. Kondisi tersebut terjadi pada Kabupaten Jember, dimana julukan “1000 gumuk” yang disematkan kepada Kabupaten Jember seolah telah usang, sebab gumuk yang dahulunya melimpah, subur dan elok tersebut sudah hilang. 

Hilangnya keberadaan gumuk karena dikeruk terus menerus. Hal tersebut terjadi karena semakin meningkatnya populasi penduduk membuat kebutuhan akan perumahan penduduk juga ikut meningkat, sehingga banyak gumuk yang diratakan untuk dialih fungsikan sebagai perumahan. Selain permasalahan tersebut, adanya pertambangan yang sasarannya adalah gumuk menjadi penyebab terjadinya eksploitasi. Menurut data yang dilansir dari Buku Putih Sanitasi Kab. Jember Tahun 2012, jumlah gumuk yang berada di Kabupaten Jember berjumlah 1.670 buah. Keberadaan gumuk tersebut dalam lima tahun terakhir mengalami perubahan. Tercatat sejumlah 29 gumuk telah rata dengan tanah dan 27 gumuk masih dalam proses eksploitasi dari total total 473 gumuk. Diperkirakan jika eksploitasi tersebut terus berjalan, maka akan berdampak besar bagi kerusakan ekosistem makro di Kabupaten Jember.

Apakah adanya eksploitasi pada gumuk yang dilakukan akan mendatangkan untung atau justru yang didapatkan buntung ?. Adanya eksploitasi memang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi terhadap masyarakat dan pihak swasta, namun hal tersebut hanya sementara. Untuk meraih keuntungan lebih maka eksploitasi akan dilakukan secara terus menerus. Di satu sisi ekologi lingkungan mengalami degradasi yang kemudian terjadi gangguan stabilitas lingkungan. Jika dibiarkan terus menerus tanpa adanya tindakan penanganan dan pencegahan maka akan berdampak pada kualitas lingkungan Kabupaten Jember dan berdampak buruk terhadap masyarakat. Dampak buruk yang terjadi dari eksploitasi gumuk adalah turunnya ketersediaan mata air, keanekaragaman hayati yang semakin menurun, peningkatan suhu, timbulnya bencana alam seperti banjir, angin puting beliung, longsor dan lain-lain.

Jika eksploitasi terhadap gumuk dibiarkan terjadi tanpa adanya perhatian dan penanganan, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan ekosistem dan ekonomi jangka panjang kedepannya bagi Kabupaten Jember. Peran pemerintah Kabupaten Jember sangat diperlukan melalui kebijakannya. Adapun kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jember sebagai upaya penanganan permasalahan tersebut dengan menghentikan eksploitasi berlebihan terhadap gumuk. Keberhasilan upaya tersebut tentu tidak lepas dari peran dan kerja sama yang baik oleh tiga pilar, yaitu Struktural, dimana hal ini terkait kebijakan yang ditentukan, program dan advokatif secara ekologi. Kultural yang berhubungan dengan elemen masyarakat dalam bentuk kesadaran dan komitmen untuk kelestarian alam. Dan pilar teknis sektoral yang menyangkut institusi teknis terkait secara fungsional dapat mengemban fungsi pelayan ekologi. Untuk mensukseskan kebijakan tersebut, ketiga pilar perlu adanya sosialisasi secara kontinu oleh pemerhati lingkungan agar dapat berjalan secara baik.

Ryan Maulana Riadi Vandi (NIM : 181510601110)

Referensi :

radarjember.jawapos.com “Eksploitasi Gumuk menjadi pemukiman, Solusi ataukah Ancaman?” oleh Ach Fauzan Mas’udi, S.P.

anggialfonso.com “Gumuk di jember mulai habis waspada!!” 

www.liputan6.com ”Puluhan Bukit di Jember Terancam Musnah” oleh Christanto Rahardjo 

www.lampost.co ”Bukit Untuk Masa Depan” oleh Setiaji Bintang Pamungkas 

#EkonomiLingkungan 

#AgribisnisUnej 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun