Mohon tunggu...
Ryan Rifat
Ryan Rifat Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNHAN

Saya sangat tertarik untuk membaca artikel-artikel terutama mengenai sejarah, perkembangan informasi, teknologi dan sains. Akun ini saya buat sekaligus sebagai syarat salah satu perlombaan. Saya harap mungkin untuk kedepannya saya dapat melanjutkan kebiasaan menulis artikel ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Konflik di Laut China Selatan terhadap Kedaulatan Indonesia: Perspektif, Tantangan, dan Solusi

12 Mei 2024   14:20 Diperbarui: 12 Mei 2024   20:08 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Eleven-dash line (https://www.researchgate.net/publication/269618130_The_UNCLOS_and_the_US-China_hegemonic_competition_over_the_South_Chin)

Menurut (Wasito et al., 2022), disebutkan bahwa Indonesia dapat melaksanakan kerja sama dengan Amerika Serikat karena memiliki latar belakang kepentingan yang sama. Dari penelitian yang telah dilakukan, strategi kerja sama yang dapat digunakan adalah SO (Strengths-Opportunity), yaitu pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia dengan memaksimalkan kemampuan lembaga negara sesuai dengan budaya politik, memaksimalkan pengawasan dan pengendalian lembaga sesuai isu internasional serta kerja sama dan penilaian secara intensif.

Kita tidak boleh tertinggal dari negara Filipina yang tengah melakukan latihan tempur gabungan dengan Amerika Serikat. Selain itu, Prancis dan Australia yang telah meningkatkan hubungan pertahanan dengan Manila dalam menghadapi perilaku agresif China di LCS pun akan bergabung dalam latihan tahunan Balikatan ini.

  • Terlibat Aktif di Organisasi Regional

Mengambil peran yang aktif dalam organisasi regional seperti ASEAN untuk memperkuat posisi bersama dan membentuk konsensus dalam menanggapi masalah keamanan regional. NKRI dapat memanfaatkan platform ini untuk memperjuangkan kepentingan maritimnya secara koheren dan efektif. Selain itu, pemerintah dapat mengambil kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan negara yang berada dalam di wilayah konflik yang merupakan anggota ASEAN.

  • Melakukan evaluasi hubungan kerja sama antara Indonesia dengan China

Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh China di wilayah kedaulatan Indonesia tetapi mereka selalu menghindar dan tetap berpegang teguh kepada alasan historis. Terlebih lagi posisi Indonesia sebagai mediator yang jujur yang banyak menginisiasi dialog antara China dengan negara-negara pengklaim di Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel. Bila pemerintah China tidak mengindahkan protes pemerintah Indonesia dan terus mengulang tindakannya, Indonesia dapat memutuskan kerja sama dari sekian bidang kerja sama dengan China secara perlahan. Pemutusan kerja sama ini harus dengan konsep yang tidak merugikan Indonesia tetapi jika memungkinkan merugikan pihak China. Langkah ini merupakan salah satu langkah yang terbilang ekstrem. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kembali hubungan kerja sama antara Indonesia dengan China.

  • Pengenalan serta penekanan wilayah kedaulatan Indonesia sedari dini kepada generasi muda

Kita tidak asing dengan peribahasa tak kenal, maka tak sayang. Oleh karena itu, sebaiknya generasi muda sekarang dikenalkan dengan wilayah-wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, baik dari pulau-pulau yang besar maupun pulau-pulau yang kecil dan dalam hal ini adalah Laut Natuna Utara dan Pulau Natuna. Selain itu, pemerintah dapat mengadakan kunjungan-kunjungan khusus yang ditujukan untuk murid-murid sekolah pilihan agar dapat berkunjung langsung ke pulau tersebut dalam rangka memperkenalkan dan melestarikan Pulau Natuna sehingga dapat menimbulkan rasa kepemilikan dan rasa ingin menjaga pulau tersebut agar kedaulatannya tetap terjaga.

  • Peningkatan kesadaran seluruh warga Indonesia terhadap sengketa Laut China Selatan

Peningkatan kesadaran ini sangatlah krusial terutama kesadaran masyarakatakan pentingnya kedaulatan bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak ISDS dengan mengadakan perlombaan menulis dengan tema ini. Secara tidak langsung, informasi mengenai sengketa ini dapat diketahui lebih jauh dan mendalam oleh para peserta dan bahkan seluruh masyarakat umum. Selain itu, penekanan penggunaan kata "Laut Natuna Utara" menggantikan LCS juga akan sangat berpengaruh. Oleh karena itu, pada penulisan kali ini penulis telah merangkum runtutan ancaman kedaulatan dari sejarah, contoh nyata ancaman yang telah terjadi, solusi yang telah dilakukan pemerintah dan solusi lainnya yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi pemerintah untuk kedepannya.


Belakangan ini, China pun berulah kembali dengan merilis Peta Standar China Edisi 2023 pada Senin, 28 Agustus 2023 yang bertepatan dengan Pekan Kesadaran Pemetaan Nasional dan Hari Publikasi Survei dan Pemetaan China. Diketahui, China mengklaim peta baru dari nine-dash line menjadi ten-dash line.

Peta Ten-dash line (https://japan-forward.com/chinas-new-ten-dash-line-map-infuriates-asian-neighbors/)
Peta Ten-dash line (https://japan-forward.com/chinas-new-ten-dash-line-map-infuriates-asian-neighbors/)

Peta Baru tersebut membuat sejumlah negara seperti India, Malaysia, Filipina, hingga Taiwan geram karena disinyalir menabrak batas kedaulatan negara. Peta tersebut disebarkan pertama kali oleh media partisan Partai Komunis China (PKC). Menteri Koordinator Bidan Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menyatakan bahwa Indonesia secara konsisten menyampaikan keberatan dalam forum internasional soal peta baru yang diklaim China di LCS. Peta baru yang dirilis China berbeda dengan versi yang diserahkan oleh China kepada PBB pada 2009 tentang LCS. Semula area itu dibatasi oleh sembilan garis putus-putus, tetapi kini meluas menjadi sepuluh garis putus-putus. Ten-dash line yang berbentuk huruf U tersebut menunjukkan China seolah telah memperluas klaimnya atas wilayah geografis di LCS yang diperkirakan hingga 90 persen.

Ancaman konflik di Laut China Selatan merupakan tantangan serius bagi kedaulatan Indonesia. Namun, dengan pendekatan yang terukur dan solusi yang inovatif, Indonesia akan dapat mengatasi tantangan ini. Melalui penguatan diplomasi, peningkatan dan penyiagaan kekuatan militer, kerja sama pertahanan, keterlibatan aktif di organisasi regional, evaluasi hubungan kerjasama dengan pihak China, pengenalan dan penekanan wilayah kedaulatan Indonesia, dan peningkatan kesadaran seluruh warga Indonesia terhadap kasus sengketa ini, Indonesia dapat memperkuat posisinya dalam menghadapi ancaman konflik di Laut China Selatan. Sebagai warga negara Indonesia yang baik sudah semestinya kita mendukung setiap langkah yang diambil oleh pemerintah dan Bersatu demi terwujudnya kedaulatan NKRI. Dengan demikian, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun