Mohon tunggu...
Ryan Perdana
Ryan Perdana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca dan Penulis

Kunjungi saya di www.ryanperdana.com dan twitter @ruaien

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gelembung Cak Nun untuk Indonesia

30 Mei 2017   11:17 Diperbarui: 30 Mei 2017   11:26 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

CN meneruskan, apabila menggapai gelembung kalah menang bersama sebagai suatu bangsa masih terlalu jauh, mbok ya diusahakan agar kita berada di gelembung kalah menang dalam diri kita pribadi. Karena sejatinya, mengalahkan hawa nafsu angkara murka di dalam diri adalah pekerjaan tersulit nomor satu yang sesungguhnya, --dan bukan menurut On the Spot Trans7.

CN mengaku, saat ini beliau berada pada gelembung kalah menang dalam diri sendiri. CN tidak mau ikut dalam kontestasi apapun yang akan bermuara pada kalah menang secara pribadi, karena sampai sepuh sekarang saja pertarungan di dalam diri belum juga usai. Berarti para pendukung cagub DKI yang waktu itu memanfaatkan potongan rekaman CN untuk menggiring pemilih sangat kurang teliti. CN merupakan pandita yang menempuh jalan sunyi, sehingga tidak akan tergoda pada pertarungan politik yang kotor dan menegasikan nilai-nilai luhur moralitas.

CN menyarankan, agar kita tidak mencari siapa yang benar. Mari semua bergandengan untuk mencari apa yang benar. Karena jika kita pusatkan seluruh energi demi mencari siapa yang benar untuk kita anut, niscaya yang kemudian terjadi hanyalah saling klaim. Sedangkan yang ada di dunia dan dikerjakan manusia cuma tafsir yang kebenarannya relatif. Kebenaran hakiki mutlak hak milik Yang Maha Benar.

***

Setelah terkutub, sehabis bercerai, sekarang momentum bangsa Indonesia secara bersama-sama meluruhkan ambisi pribadi dan golongan. Terlalu lama kita ribut sendiri tak ada habis-habisnya. Energi bangsa terlalu banyak diarahkan pada pertarungan yang tidak produktif dan tidak membawa apa-apa kecuali nuansa perpecahan.

CN sudah memberikan wisdom-nya, tergantung kita akan memakainya atau tidak. Yang pasti dan harus ditafakuri, sekarang ini bangsa lain sudah mengurus IMB di Mars, sedangkan kita masih eker-ekeran rebutan camilan yang belum tentu bergizi.


  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun